Pendidikan ( dalam Pengantar Ilmu Pendidikan )

| Sabtu, 12 Januari 2013

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikansangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukurannormatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya terjadi dandipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan formal (sekolah) saja.Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, danmasyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan.Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk mancapai hasil yangmaksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada di luar lingkungan formal.


B.     Rumusan Masalah
1)      Apakah pengertian dari Lingkungan Pendidikan?
2)      Faktor-faktor apasajakah yang mempengaruhi pendidikan?
3)      Apakah yang dimaksud dengan Tripusat Pendidikan dan meliputi apa saja?
4)      Bagaimanakah hubungan antara sekolah dengan masyarakat?
5)      Apakah pengaruh timbal balik antara tripusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik?

C.    Tujuan
a)      Mengetahui pengertian Lingkungan Pendidikan.
b)      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan pendidikan.
c)      Mengetahui Tripusat Pendidikan dan hal yang meliputinya.
d)     Mengetahui hubungan antara sekolah dengan masyarakat.
e)      Mengetahui timbale balik antara tripusat pendidikan terhadap peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
1.      Lingkungan
Menurut Sartain (ahli psikologi Amerika), yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes. Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan(pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll) dinamakan lingkungan pendidikan.
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal.
2.      Pendidikan

a.   Langeveld

Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa.

b.    John Dewey

Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia.

c.    J.J. Rousseau

Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.

d.   Carter V.Good

Pendidikan ialah:
i)     Seni, praktik, atau profesi pengajar.
ii)   Ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip dan metode-metode mengajar, pengawasan dan bimbingan murid; dalam arti luas digantikan dengan istilah pendidikan.

e.    Ki Hajar Dewantara

Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

f.    Menurut UU Nomor 2 Tahun 1989

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

g.   Menurut UU No. 20 tahun 2003

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

B.     Jenis-jenis Pendidikan
1.      Pendidikan Informal
Adalah Pendidikan yang tidak terprogram, tidak bersrtuktur,berlangsung kapan pun dan dimanapun juga.
2.      Pendidikan Formal
Adalah Pendidikan berprogram, berstruktur, dan berlangsung dipersekolahan.
3.      Pendidikan Nonformal
Adalah Pendidikan bersrtuktur, berprogram, dan berlangsung di luar persekolahan.

C.    Faktor-Faktor Pendidikan

1.      Faktor Tujuan

Di dalam UU Nomor 2 tahun 1989 secara jelas disebutkan Tujuan Pendidikan Nasional, yaitu “Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantab dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”
Sesungguhnya faktor tujuan bagi pendidikan adalah:
a)      Sebagai Arah Pendidikan, tujuan akan menunjukkan arah dari suatu usaha, sedangkan arah menunjukkan jalan yang harus ditempuh dari situasi sekarang kepada situasi berikutnya.
b)      Tujuan sebagai titik akhir, suatu usaha pasti memiliki awal dan akhir. Mungkin saja ada usaha yang terhenti karena sesuatu kegagalan mencapai tujuan, namun usaha itu belum bisa dikatakan berakhir. Pada umumnya, suatu usaha dikatakan berakhir jika tujuan akhirnya telah tercapai.
c)      Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain, apabila tujuan merupakan titik akhir dari usaha, maka dasar ini merupakan titik tolaknya, dalam arti bahwa dasar tersebut merupakan fundamen yang menjadi alas permulaan setiap usaha.
d)     Memberi nilai pada usaha yang dilakukan

2.      Faktor Pendidik

Pendidik adalah orang yang memikul pertanggungjawaban untuk mendidik. Dwi Nugroho Hidayanto, menginventarisasi bahwa pengertian pendidik meliputi: a) Orang Dewasa, b) Orang Tua, c) Guru, d) Pemimpin Masyarakat, dan e) Pemimpin Agama.
Karakteristik yang harus dimiliki pendidik dalam melaksanakan tugasnya dalam mendidik, yaitu :
a)      Kematangan diri yang stabil, memahami diri sendiri, mandiri, dan memiliki nilai-nilai kemanusiaan.
b)      Kematangan sosial yang stabil, memiliki pengetahuan yang cukup tentang masyarakat, dan mempunyai kecakapan membina kerjasama dengan orang lain.
c)      Kematangan profesional (kemampuan mendidik), yaitu menaruh perhatian dan sikap cinta terhadap anak didik serta mempunyai pengetahuan yang cukup tentang latar belakang anak didik dan perkembangannya, memiliki kecakapan dalam menggunkan cara-cara mendidik.
Kriteria kualitas guru yang dibutuhkan dalam pendidikan adalah
a)         Guru sebagai perencana
b)         Guru sebagai inisiator
c)         Guru sebagai motivator
d)        Guru sebagai antisifator
e)         Guru sebagai model
f)          Guru sebagai evaluator
g)         Guru sebagai teman bereksplorasi bersama anak didik
h)         Promotor agar anak menjadi pembelajar sejati

3.      Faktor Anak Didik

Anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Sedang dalam arti sempit anak didik ialah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.  Dengan demikian, pendidikan berusaha untuk membawa anak yang semula serba tidak berdaya, yang hampir keseluruhan hidupnya menggantungkan diri pada orang lain, ke tingkat dewasa, yaitu keadaan di mana anak sanggup berdiri sendiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya, baik secara individual, secara sosial maupun secara susila.

4.      Faktor Alat Pendidikan

Pengajaran yang baik adalah Alat Pendidikan yang terutama.  Alat Pendidikan merupakan faktor pendidikan yang sengaja dibuat dan digunakan demi pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan.
Ditinjau dari wujudnya, alat pendidikan dapat berupa:
1.      Perbuatan Mendidik (biasa disebut software); mencakup nasihat, teladan, larangan, perintah, pujian, teguran, ancaman, dan hukuman.
2.      Benda-benda sebagai alat Bantu (biasa disebut hardware); mencakup meja kursi, belajar, papan tulis, penghapus, kapur tulis, OHP, dan sebagainya.

5.      Faktor Lingkungan

Pada dasarnya lingkungan mencakup:
1)      Tempat (Lingkungan Fisik); keadaan iklim, keadaan tanah, keadaan alam.
2)      Kebudayaan (Lingkungan Budaya); dengan warisan budaya tertentu bahasa, seni, ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan hidup, keagamaan.
3)      Kelompok hidup bersama (Lingkungan sosial atau masyarakat) keluarga, kelompok bermain, desa, perkumpulan.

D.      Tripusat Pendidikan
Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan.
Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat pendidikan.
(1)      Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh adn berkembang dengan baik.
Pendidikan keluarga berfungsi:
1.         Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
2.         Menjamin kehidupan emosional anak
3.         Menanamkan dasar pendidikan moral
4.         Memberikan dasar pendidikan sosial.
5.         Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.
Dasar tanggung jawab keluarga terhadap pendidikan anaknya meliputi hal-hal berikut:
1.      Motivasi cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dengan anak
2.      Motivasi kewajiban moral, sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap keturunannya.
3.      Tanggung jawab sosial sebagai bagian dari keluarga, yang pada gilirannya juga menjadi bagian dari masyarakat.
(2)      Sekolah
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah.
Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut;
1)      Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik.
2)      Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.
3)      Sekolah melaqtih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.
4)      Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau salah, dan sebagainya.

5)      Dasar tanggung jawab sekolah akan pendidikan meliputi tiga hal yaitu:
6)      Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang ditetepkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku (perundangan dalam pendidikan)
7)      Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk isi, tujuan, dan jenjang pendidikan yang dipercayakan kepadanya oleh masyarakat dan negara.
8)      Tanggung jawab fungsional adlah tanggung jawab profesional pengelola dan pelaksanapendidikan yang menerimaketetapan ini berdasarkan ketentuan-krtantuan jabatannya.
(3)      Masyarakat
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.
Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertia-pengertian (pengetahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
Menurut Soerjono Soekanto (1988) dalam setiap masyarakat pasti terdapat pranata-pranata sosial (social institution), yang meliputi:
1)      Pranata pendidikan
2)      Secara umum mempunyai tugas dalam upaya sosialisasi, sehingga setiap warga masyarakat mempunyai kepribadian yang mendekati harapan masyarakat bersangkutan.
3)      Pranata ekonomi
4)      Bertugas mengatur upaya pemenuhan kemakmuran hidup sehingga masing-masing anggota memperoleh kelayakan secara ekonomis.
5)      Pranata politik
6)      Bertugas menciptakan integritas dan stabilitas masyarakat.
7)      Pranata teknologi
8)      Berupaya menciptakan teknik untuk mempermudah kehidupan manusia.
9)      Pranata moral atau etika
10)  Bertugas mengurusi nilai dan penyikapan atau tindakan dalam pergaulan di masyarakat.

E.     Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
a.      Hubungan Transakaional antar Sekolah dengan Masyarakat
Menurut Sanafiah Faisal (1980) dalam buku Daspend. MKDK IKIP Malang,hubungan antara sekolah dengan masyarakat paling tidak dapat dilihat dari dua segi, yaitu:
1.      Sekolah sebagai partner masyarakat dalam melakukan fungsi pendidikan. Sekolah dan masyarakatdalam posisi yang sejajar dalam hal menjalankan fungsi pendidikan. Antara keduanya terdapat hubungan yang fungsional
2.      Sekolah sebagai produsen yang melayani pesanan-pesanan pendidikandari masyarakat.Antara sekolah dan masyarakat, masing-masing dipandang memiliki hubungan yang rasional sesuai dengan kebutuhan, Sekolah sebagai produsen dituntut untuk mengakomodasikeinginan masyarakat akan pendidikan.
Menurut Jons sebagaimana yang dikutip oleh Kartadinata dan Dantes (1996/1997) mengemukakan ada lima cara untuk meningkatkan hubungan sekolah dengan masyarakat yaitu:
a)      Melalui aktivitas kulikuler para siswa
b)      Aktivitas para guru
c)      Kegiatan ekstra kulikuler
d)     Kunjungan para orang tua siswa atau anggota masyarakat ke sekolah
e)      Melalui media masa

b.      Hubungan Transmisi dan Transformasi
a)      Hubungan Transmisi terjadi manakala sekolah berperan sebagai pewaris kebudayaan
b)     Hubungan Transformasi terjadi manakala sekolah berperan sebagai agen pembaharu dalam kebudayan masyarakat

F.     Pengaruh Timbal Balik antara Tripusat Pendidikan terhadap Perkembangan Peserta Didik
Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:
1.         Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya
2.         Pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan
3.         Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.


BAB III
PENUTUP

A.     Simpulan
Lingkungan pendidikan adalah Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan(pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll). Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal.
Jenis-jenis pendidikan yaitu: pendidikan informal, pendidikan formal, pendidikan nonformal. Sedangkan faktor yang mempengaruhi pendidikan meliputi faktor tujuan, faktor pendidik, faktor anak didik, faktor alat pendidik, faktor lingkungan. Menurut Ki Hajar Dewantara  faktor lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat pendidikan. Antara sekolah dan masyarakat mempunyai hubungan yang saling terkait, hubungan tersebut dibedakan menjadi tiga yaitu: hubungan transaksional,hubungan transmisi, hubungan transformasi.
Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:
1.         Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya
2.         Pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan
3.         Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.

B.           Saran
Melihat kenyataan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan yang maksimal diperlukansebuah hubungan timbal balik yang yang erat maka diperlukan sebuah koordinasi antar lingkungan pendidikan. Dalam menentukan kirikulum lingkungan formal (sekolah) baiknyauntuk mepertimbangankan faktor lingkungan keluarga dan masyarakat. Bahkan kalaumemungkinkan melibatkan keluarga anak didik dan tokoh masyarakat dalam merumuskankurikulum pendidikan.



DAFTAR PUSTAKA

Kartadinata,Sunarya dan Nyoman Dantes. 1996. Landasan-landasan Pendidikan      SD. Depdikbud. Jakarta.
Soegiyant0, Saleh. 1994. Dasar-dasar Pendidikan: Dasar Sosio Kultural Pendidikan. Depdikbud. Jakarta
Tirtaraharja,Umar dan S.L.La sulo.2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Munib Achmad, dkk. 2007.Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang. UPT MKK UNNES


0 komentar:

Next Prev
▲Top▲