BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah satu aspek dalam
berbahasa adalah menulis. Menulis menjadi salah satu cara untuk menyampaikan
pesan dalam bentuk tulisan. Agar pesan yang akan disampaikan dapat tersaji
dengan baik maka diperlukan keterampilan dalam mengolah kalimat menjadi sebuah
paragraf.
Dalam mengolah paragraf
diperlukan suatu pemahaman tentang paragraf itu sendiri. Menyusun paragraf
tidak hanya asal menggabungkan kalimat satu dengan kalimat yang lain. Setiap
kalimat harus memiliki kaitan satu dengan yang lainnya. Dengan demikian
pemahaman mengenai paragraf efektif sangat diperlukan agar bisa menyusun sebuah
paragraf yang baik.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian paragraf?
2. Apa saja kegunaan paragraf?
3. Apa saja unsur-unsur yang terkandung
dalam paagraf?
4. Bagaimana syarat paragraf yang baik?
5. Bagaimana teknik pengembangan paragraf?
C.
Tujuan
1. Memahami pengertian paragraf
2. Memahami kegunaan paragraf
3. Memahami unsur-unsur yang terkandung
dalam paragraf
4. Memahami syarat paragraf yang baik
5. Memahami teknik pengembangan paragraf
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Paragraf
Paragraf
merupakan kumpulan sebuah kalimat yang disusun secara runtut dan terperinci
sehingga terbentuklah sebuah susunan yang dikenal dengan satu istilah yaitu
paragraf. Pengertian yang berkaitan dengan paragraf sangat banyak, dijelaskan
dalam kamus besar bahasa Indonesia tentang pengertian paragraf yaitu bagian bab
dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya
dimulai dengan garis baru). Apabila
dipaparkan secara sistematis maka suatu karangan secara umum merupakan kumpulan
dari bab per bab, dalam tiap bab tersebut terdapat beberapa paragraf yang
disusun secara sistematis dan konsisten, pada paragraf terdapat kumpulan
kalimat-kalimat sebagai pengembangan dari pemaparan satu buah paragraf, dan
dalam kalimat tersebut terdapat kumpulan kata-kata yang membangun unsur sebuah
kalimat yang efektif dan memenuhi kriteria dalam sebuah kalimat pada tulisan
ilmiah. Paragraf juga dapat dikatakan karangan yang paling pendek (singkat).
Dengan adanya paragraf kita dapat membedakan di mana suatu ide mulai dan
berakhir.
Secara umum
definisi paragraf dapat dijabarkan bahwa paragraf merupakan sekumpulan kalimat
yang saling terkait satu kalimat dengan lainnya, paragraf merupakan
bagian dari suatu bab yang tersusun secara runtut dan terpadu, pada umumnya
sebuah paragraf ditandai dengan penulisan pada baris baru dengan penulisan awal
hurufnya mengarah ke dalam, dalam sebuah paragraf terdapat kalimat pembuka,
kalimat inti, dan kalimat penutup. Adapun dalam sebuah penyusunan paragraf
tidak dibenarkan membicarakan/membahas materi yang berseberangan dengan fikus
materi yang dibicarakan dalam satu paragraf karena sebuah paragraf merupakan
satu kesatuan utuh sebuah pemaparan permasalahan atau materi yang utuh dan
terpadu. Sehingga dari beberapa pengertian paragraf dapat diketahui bahwa
paragraf adalah kumpulan dari beberapa kalimat yang disusun secara runtut dan
terpadu yang masing-masing kalimat memiliki kaitan dengan kalimat yang lain.
B.
Kegunaan Paragraf
Paragraf bukan
berkaitan dengan segi keindahan karangan itu, tetapi pembagian per paragraf ini
memiliki beberapa kegunaan, sebagai berikut:
1.
Sebagai penampung fragmen ide pokok atau gagasan pokok
keseluruhan paragraf
2.
Alat untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran
penulisnya
3.
Penanda bahwa pikiran baru dimulai,
4.
Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran
secara sistematis
5.
Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat
berguna bagi pengantar, transisi, dan penutup.
C. Unsur-Unsur
Paragraf
Dalam pembuatan suatu
paragraf harus memiliki unsur unsur pembangun paragraf agar paragraf atau
alinea dapat berfungsi dengan sebagaimana mestinya Topik atau tema atau gagasan
utama atau gagasan pokok atau pokok pikiran, topik merupakan hal terpernting
dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu
paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan dalam paragraf tersebut tidak
keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan sebelumnya.
1.
Kalimat utama atau pikiran utama, merupakan dasar dari
pengembangan suatu paragraf karena kalimat utama merupakan kalimat yang
mengandung pikiran utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf,
diakhir paragraf atau pun diawal dan akhir paragraf. Berdasarkan penempatan
inti gagasan atau ide pokoknya alinea dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
a. Deduktif : kalimat utama diletakan di
awal alinea
b. Induktif : kalimat utama diletakan di
akhir anilea
c. Variatif :kalimat utama diletakan di
awal dan diulang pada akhir alinea
d. Deskriptif/naratif : kalimat utama tersebar di dalam seluruh
alinea
2.
Kalimat penjelas, merupakan kalimat yang berfungsi
sebagai penjelas dari gagasan utama. Kalimat penjelas merupakan kalimat yang
berisisi gagasan penjelas. Judul (kepala karangan), untuk membuat suatu kepala
karangan yang baik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
a. Provokatif (menarik)
b. Berbentuk frase
c. Relevan (sesuai
dengan isi)
d. Logis
e. Spesifik
D.
Syarat Paragraf Yang Baik
1.
Kepaduan paragraf
Langkah-langkah
yang harus kita tempuh adalah adanya kemampuan untuk merangkai kalimat sehingga
berkaitan satu sama lain sehingga logis dan serasi. Lalu gunakanlah kata
penghubung yang dapat membuat kalimat saling berkaitan. Terdapat dua jenis kata
penghubung, yaitu kata penghubung intrakalimat dan kata penghubung
antarkalimat. Intrakalimat yaitu kata yang menghubungkan anak kalimat dengan
induk kalimat, contohnya: karena, sehingga, tetapi, dsb. Sedangkan antarkalimat
yaitu kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya,
contohnya: oleh karena itu, jadi, kemudian dan sebagainya.
Contoh :
Remaja mempunyai banyak potensi untuk dikembangkan. Remaja terkadang
tidak menyadari bahwa ia memiliki banyak kelebihan yang bisa digali dan
diberdayakan guna menyongsong masa depan. Mereka perlu bantuan untuk dimotivasi
dan diberi wawasan. Anak-anak muda lewat potensinya adalah penggengam masa
depan yang lebih baik dari para pendahulunya.
2. Kesatuan
paragraf
Syarat yang kedua adalah kesatuan paragraf. Yang dimaksud kesatuan
adalah tiap pargaraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam
kalimat utama. Kalimat utama yang diletakkan di awal paragraf biasa kita sebut
dengan paragraf deduktif, sedangkan kalimat utama yang diletakkan di akhir
paragraf biasa kita sebut dengan paragraf induktif. Adapun ciri-ciri dalam
membuat kalimat utama, yakni kalimat yang dibuat harus mengandung permasalahan
yang berpotensi untuk diperinci atau diuraikan lebih lanjut. Ciri-ciri lainnya
yaitu kalimat utama dapat dibuat lengkap dan berdiri sendiri tanpa memerlukan
kata penghubung, baik kata penghubung antarkalimat maupun kata penghubung
intrakalimat.
Contoh paragraf deduktif
PBB
menetapkan 12 Agustus sebagai hari Remaja Internasional. Pencetus gagasan ini
ialah para menteri sedunia yang menangani masalah remaja di portugal 1998.
Tujuannya guna memicu kesadaran remaja untuk memahami masalah sosial budaya,
lingkungan hidup, pendidikan dan kenakalan remaja.
Contoh paragraf induktif
Contoh paragraf induktif
Kalau ditanya rencana masa depan, banyak
remaja menjawab asal-asalan. Mereka tidak punya greget dalam menatap masa
depan, mereka sebagai air, mengikuti aliran tanpa berperan mengarahkan air itu.
Tanpa motivasi, tanpa perencanaan yang jelas. Mereka yang pesimis, harapan masa
depannya pun rendah.
3. Kelengkapan
paragraf
Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila di
dalamnya terdapat kalimat-kalimat penjelas secara lengkap untuk menunjukan
pokok pikiran atau kalimat utama. Ciri-ciri kalimat penjelas yaitu berisi
penjelasan berupa rincian, keterangan, contoh dll. Selain itu, kalimat penjelas
berarti apabila dihubungkan dengan kalimat-kalimat di dalam paragraf. Kemudian
kalimat penjelas sering memerlukan bantuan kata penghubung, baik kata penghubung
antarkalimat maupun kata penghubung intrakalimat.
E.
Macam-Macam Paragraf
1.
Macam-macam paragraf berdasarkan
isi
a.
Eksposisi
Berisi
uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional
mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir
seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya,
permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya
meningkat.
b.
Argumentasi
Bertujuan
membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep
sebagai alasan/ bukti.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati
kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang
pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur
15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya.
Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di
perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan
kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri
kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai
penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
c.
Deskripsi
Berisi
gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat,
merasa atau mendengar hal tersebut.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni
semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang
gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis
pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar
mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta
bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
d.
Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar
berbuat sesuatu.
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam
nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan
keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan
manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa
dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus
mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian,
kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
e. Narasi
Karangan
ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur
cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku
agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke
langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis.
Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
2.
Macam-macam paragraf berdasarkan sifat dan tujuannya
a.
Paragraf pembuka
Paragraf
pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan
pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
Contoh
Pemilu baru saja usai. Sebagian orang, terutama caleg
yang sudah pasti jadi, merasa bersyukur karena pemilu berjalan lancer seperti
yang diharapkan. Namun, tidak demikian yang dirasakan oleh para caleg yang
gagal memperoleh kursi di parlemen. Mereka mengalami stress berat hingga tidak
bias tidur dan tidak mau makan.
b.
Paragraf penghubung
Paragraf
penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara
fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka. Sifat
paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam
karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisis,
paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis.
Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf
disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada
paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
c.
Paragraf penutup
Paragraf
penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali
(untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
Contoh
Demikian proposal yang kami buat. Semoga usaha kafe
yang kami dirikan mendapat ridho dari Tuhan YME serta bermanfaat bagi sesame.
Atas segala perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
3.
Macam-macam paragraf berdasarkan letak kalimat utama
a.
Paragraf deduktif
Paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat
utama di awal paragraf dan dimulai dengan pernyataan umum yang disusun dengan
uraian atau penjelasan khusus.
Contoh paragraf deduktif :
Kemauannya sulit untuk
diikuti. Dalam rapat
sebelumnya, sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta
sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya
untuk membuka usaha baru.
b.
Paragraf induktif
Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat
utama di akhir paragraf dan diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat
khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
Contoh paragraf induktif :
Semua orang menyadari
bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi
kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancer. Informasi
tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting,
efektif dan efisien.
c.
Paragraf campuran
Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat
utama di awal dan akhir paragraph. Kalimat utama yang terletak diakhir
merupakan kalimat yang bersifat penegasan kembali.
Contoh paragraf campuran :
Dalam kehidupan
sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan
sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang
modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bias maju seperti
sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
F.
TEKNIK PENGEMBANGAN PARAGRAF
Pengembangan paragraf yang baik selalu memenuhi aspek penalaran. Penalaran
yang baik dapat dilihat dari cara penulis mengembangkan atau merinci gagasan
utama dalam gagasan bawahan serta mengurutkan hubungan antar gagasan.
Gagasan utama bisa tampak jelas jika penulis
mengembangkan paragraf dengan menggunakan cara atau metode perincian, contoh,
atau ilustrasi.
Metode
Pengembangan Paragraf
Berikut ini adalah
beberapa metode pengembangan paragraf, yaitu:
1. Pengembangan paragraf
klimaks dan antiklimaks
Pengembangan paragraf
klimaks berarti menyusun
alinea dari gagasan bawahan yang paling rendah kedudukannya kemudian
berangsur-angsur ke gagasan lain sampai pada gagasan yang tertinggi
kedudukannya atau kepentingannya.
Pengembangan paragraf antiklimaks yaitu pengembangan paragraf kebalikan dari pengembangan klimaks.
Pengembangan paragraf antiklimaks yaitu pengembangan paragraf kebalikan dari pengembangan klimaks.
Contoh:
Pikiran utama : bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke
zaman.
Pikiran penjelasan : traktor yang
dijalankan dengan uap; traktor dengan roda rantai; traktor buatan Ford; traktor buatan Jepang
Paragraf
Bentuk traktor mengalami perkembangan dari jaman ke
jaman seiring dengan kemajuan teknologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu
mesin uap baru jaya-jayanya, ada traktor yang dijalankan dengan mesin uap. Pada
waktu tank menjadi pusat perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model
seperti tank. Keturunan traktor model tank ini sampai sekarang masih
dipergunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai. Traktor semacam ini
adalah hasil perusahaan Carterpillar. Di samping Carterpillar, Ford pun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dan
alat-alat pertanian lainnya. Jepang pun tidak mau kalah bersaing dalam bidang
ini. Produk Jepang yang khas di Indonesia terkenal dengan nama padi traktor
yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya.
2. Pengembangan paragraf
sudut pandang
Urutan waktu : paragraf dikembangkan berdasarkan kronologis
waktunya.
Contoh:
Putri tidak hanya berpikir, ia juga berdiskusi dengan
guru dan teman- temannya. Selanjutnya ia meneliti masalah kondisi tanah sekitar
jalan tol. Akhirnya, Putri ini berhasil menjadi peserta lomba karya ilmiah dan
menjadi pemenang harapan.
Urutan ruang : paragraf dikembangkan dari ruang yang terdekat
kemudian secara berurutan digambarkan ruang di depan, di samping, di belakang,
dan seterusnya.
Contoh:
Jika Anda memasuki pekarangan bangunan kuno, Anda akan
berada pada jalan berlantai batu hitam. Di kiri dan kanan jalan terdapat
lumbung pada, atapnya berbentuk seperti tanduk dan beratapkan ijuk. Terus ke
dalam Anda akan sampai pada bangunan utama.
3. Pengembangan paragraf
perbandingan dan pertentangan
Paragraf bisa dikembangkan dengan cara membandingkan
atau mempertentangkan dua hal. Yang dibandingkan adalah dua hal yang sama tingkatnya
dan kedua hal itu memang mempunyai persamaan dan perbedaan.
Contoh:
Feristha adalah anak yang berumur sembilan tahun
mempunyai rambut lurus, berkulit agak gelap, dan bermata sipit. Badannya
ramping dan suaranya serak memesona. Sementara itu, Anesya berusia lima tahun,
berambut cokelat bergelombang, badannya sehat dan tegap, berkulit agak terang.
Anaknya lincah, periang, dan pemberani.
4. Pengembangan paragraf
Analogi
Paragraf dikembangkan dengan membandingkan dua hal
yang memiliki persamaan bentuknya atau fungsinya. Bisa juga untuk membandingkan
sesuatu yang harus dikenal umum dengan hal yang kurang atau dikenal umum
sehingga hal ini bisa dipahami dengan jelas.
Contoh:
Pencabangan suatu bahasa proto menjadi bahasa baru
atau lebih dapat disamakan dengan pencabangan sebatang pohon. Pada suatu waktu
batang pohon tadi mengeluarkan cabang-cabang baru, tiap cabang kemudian
bertunas dan tumbuh menjadi cabang baru. Demikian pula pencabangan pada bahasa.
5. Pengembangan paragraf Contoh
Pengembangan paragraf dengan memberikan contoh agar
sesuatu hal yang terlalu umum bisa dijelaskan secara konkret.
Contoh:
Teknologi barat tidak mudah ditanamkan di bumi timur.
Teknologi tidak bisa dipisahkan dari kebudayaan sekitarnya. Siapa yang ingin
menggunakan teknologinya dengan alam pikiran dan budaya barat tetap harus
mengingat kepentingan lingkungan sehingga tidak menimbulkan kekecewaan.
Indonesia pernah mengimpor gerbong-gerbong kereta api dari Prancis yang
dilengkapi dengan AC. Tetapi penumpangnya masih tetap pada kebiasaan semula,
sehingga gerbong-gerbong itu tak lama sudah rusak.
6. Pengembangan paragraf proses
Pengembangan paragraf dengan metode proses bisa
dilakukan dengan cara menyusun secara teratur suatu proses kerja. Proses
merupakan suatu urutan tindakan untuk menghasilkan sesuatu. Urutannya harus
dijelaskan sesuai dengan tahapan kejadian secara kronologis dan menyeluruh.
Contoh:
Ada beberapa tahapan penulisan yang harus dilakukan
untuk menulis sebuah karya tulis ilmiah. Tahap pertama adalah tahap prapenulisan
yang merupakan tahap persiapan. Langkah ini dimulai dari pemilihan dan
pembatasan topik, perumusan tujuan, penentuan sumber bahan penulisan,
penyusunan kerangka, dan pola organisasi karangan. Setelah karangan tersusun,
dilanjutkan dengan tahap penulisan. Materi yang sudah disiapkan diungkapkan ke
bentuk kalimat, alinea, dan akhirnya tersusunlah sebuah wacana. Langkah
terakhir dari tahapan penulisan adalah revisi. Tahap revisi ini merupakan
langkah yang digunakan untuk mengoreksi apakah bahasa yang digunakan sudah baik
dan untuk melihat apakah materi yang disajikan sudah benar serta tersusun
secara logis.
7. Pengembangan paragraf
sebab-akibat
Pengembangan paragraf dengan menggunakan sebab-akibat,
bisa dilakukan dengan menetapkan sebab sebagai gagasan utama, sedangkan akibat
sebagai perincian pengembangan. Namun bisa juga sebaliknya akibat sebagai
gagasan utama sedangkan sebab sebagai perinciannya.
Contoh:
Saat kemarau panjang sinar matahari terasa menyengat
di Pulau Jeju. Semua tumbuh-tumbuhan meranggas. Angin meniup daun-daun kering
hingga rontok. Sungai-sungai dan sumur-sumur mengering, yang tersisa hanyalah
bebatuan.
8.
Pengembangan paragraf umum-khusus
Pengembangan
dari umum ke khusus akan menghasilkan alinea deduktif, sebaliknya pengembangan
dari khusus ke umum akan menghasilkan alinea induktif. Kedua cara ini merupakan
cara pengembangan alinea yang paling umum dan banyak digunakan.
9. Pengembangan paragraf
klasifikasi
Pengembangan dengan cara klasifikasi dilakukan dengan
mengelompokkan suatu pokok permasalahan, dilanjutkan dengan merinci detail lagi
bagian dari kelompoktersebut.
Contoh:
Bahasa Jawa memiliki tingkat-tingkat bahasa. Tingkat
bahasa yang terendah disebut ngoko, kemudian tingkat bahasa krama, dan tingkat
bahasa krama inggil. Bahasa ngoko dipakai di antara orang yang sederajat atau
orang tua kepada yang lebih muda. Bahasa krama dipakai untuk orang yang
kedudukannya lebih tinggi kepada yang lebih tua.
10. Pengembangan paragraf
definisi luas
Yang
dimaksud pengembangan definisi luas ialah pengarang bermaksud memberikan
keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau hal (Keraf dalam
Mudlofar2002:102).
Contoh:
Pompa
hidran (Hydraulicran) ialah sejenis pompa yang dapat bekerja secara kontinu
tanpa menggunakan bahan bakar atau energi tambahan dari luar. Pompa ini bekerja
dengan memanfaatkan tenaga aliran air yang berasal dari sumber air, dan
mengalirkan sebagian air tersebut ke tempat yang lebih tinggi. Bagian utama
sistem ini ialah pompa pemasukan, katub limbah, katub pengantar, katup udara,
ruang udara , dan pipa pengeluaran. Pada dasarnya air dapat dipompakan karena
adanya perubahan energi kinetis air jatuh, yang menimbulkan tenaga yang cukup
tinggi dalam ruang udara, sehingga sanggup mengangkat dan mengalirkan air ke
tempat yang lebih tinggi permukaannya. Desain katub limbah dan katub pemasukan
dibuat sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi bergantian.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Paragraf merupakan kumpulan sebuah kalimat
yang disusun secara runtut dan terperinci sehingga terbentuklah sebuah susunan
yang dikenal dengan satu istilah yaitu paragraf. Paragraf merupakan sekumpulan
kalimat yang saling terkait satu kalimat dengan lainnya, paragraf
merupakan bagian dari suatu bab yang tersusun secara runtut dan terpadu. Sehingga
dari beberapa pengertian paragraf dapat diketahui bahwa paragraf adalah
kumpulan dari beberapa kalimat yang disusun secara runtut dan terpadu yang
masing-masing kalimat memiliki kaitan dengan kalimat yang lain.
Paragraf
bukan berkaitan dengan segi keindahan karangan itu, tetapi pembagian per
paragraf ini memiliki beberapa kegunaan, sebagai berikut : sebagai penampung
fragmen ide pokok atau gagasan pokok keseluruhan paragraf, alat untuk
memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran penulisnya, penanda bahwa pikiran
baru dimulai, alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara
sistematis, dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi
pengantar, transisi, dan penutup.
Dalam
pembuatan suatu paragraf harus memiliki unsur unsur pembangun paragraf agar
paragraf atau alinea dapat berfungsi dengan sebagaimana mestinya Topik atau
tema atau gagasan utama atau gagasan pokok atau pokok pikiran, topik merupakan
hal terpernting dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar kepaduan
kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan dalam
paragraf tersebut tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan
sebelumnya.
Suatu
paragraf dikatakan baik apabila mencakup tiga aspek yaitu kepaduan, kesatuan,
dan kelengkapan. Kepaduan paragraf adalah adanya kaitan dalam rangkaian kaliman
yang logis dan serasi. Kesatuan paragraf adalah tiap pargaraf hanya mengandung satu pokok
pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama. Sebuah paragraf dikatakan lengkap
apabila di dalamnya terdapat kalimat-kalimat penjelas secara lengkap untuk
menunjukan pokok pikiran atau kalimat utama.
Ada beberapa macam pargaraf yang dapat dilihat berdasarkan isinya,
tujuan, dan letak kalimat utama. Paragraf
berdasarkan isi dibedakan menjadi eksposisi, argumentasi,
deskripsi, persuasi, dan narasi. Paragraf
berdasarkan sifat dan tujuannya adalah paragraf pembuka, paragraf
penghubung, dan paragraf penutup. Sedangkan paragraf berdasarkan letak kalimat utama meliputi paragraf
deduktif, paragraf induktif, dan paragraf campuran.
Pengembangan paragraf yang baik selalu memenuhi aspek penalaran. Penalaran
yang baik dapat dilihat dari cara penulis mengembangkan atau merinci gagasan
utama dalam gagasan bawahan serta mengurutkan hubungan antar gagasan. Metode pengembangan paragraf antara lain (1) Pengembangan
paragraf klimaks dan antiklimaks, (2) Pengembangan paragraf sudut pandang,
(3) Pengembangan paragraf perbandingan
dan pertentangan, (4) Pengembangan
paragraf analogi, (5) Pengembangan
paragraf contoh, (6) Pengembangan
paragraf proses, (7) Pengembangan
paragraf sebab-akibat, (8) Pengembangan paragraf umum-khusus, (9) Pengembangan paragraf klasifikasi, (10) Pengembangan
paragraf definisi luas
B.
Saran
Dalam membuat suatu
tulisan khususnya adalah karya ilmiah, paragraf efektif sangat perlu digunakan.
Oleh sebab itu pemahaman mengenai paragraf efektif sangat diperlukan. Agar
dalam penulisan karya ilmiah tidak terjadi kesalahan sehingga akan menghasilkan
karya ilmiah yang bermutu baik dari segi isi maupun struktur penyusunan
terutama dalam menggunaan kata dan penulisannya agar menjadi paragraf yang
efektif.
DAFTAR
PUSTAKA
Doyin.Mukh dkk.2011.BAHASA INDONESIA Pengantar Penulisan Karya Ilmiah.Semarang:Universitas
Negeri Semarang Press
Suparno dkk.2010.Ketrampilan Dasar Menulis.Jakarta: Universitas Terbuka
Tim Penyusun.2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia –
edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Arindriarini, Nugrahanti Windi. 2010. Persyaratan
Paragraf yang Baik (Kepaduan, Kesatuan dan Kelengkapan). http://nugrahantiwindi.blogspot.com/2010/04/persyaratan-paragraf-yang-baik-kepaduan.html. 7 Maret 2014
Ellopedia.
2010. Pengertian Paragraf atau Alinea. http://ellopedia.blogspot.com/2010/09/paragraf.html. 7 Maret 2014
Furchan, Arief. 2010. Menulis Paragraf
yang Efektif. http://www.pendidikanislam.net/index.php/untuk-siswa-a-mahasiswa/37-trampil-belajar/370-menulis-paragraf-yang-efektif.
7 Maret 2014
0 komentar:
Posting Komentar