Makalah tentang Paragraf Efektif

| Minggu, 25 Mei 2014
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Salah satu aspek dalam berbahasa adalah menulis. Menulis menjadi salah satu cara untuk menyampaikan pesan dalam bentuk tulisan. Agar pesan yang akan disampaikan dapat tersaji dengan baik maka diperlukan keterampilan dalam mengolah kalimat menjadi sebuah paragraf.
Dalam mengolah paragraf diperlukan suatu pemahaman tentang paragraf itu sendiri. Menyusun paragraf tidak hanya asal menggabungkan kalimat satu dengan kalimat yang lain. Setiap kalimat harus memiliki kaitan satu dengan yang lainnya. Dengan demikian pemahaman mengenai paragraf efektif sangat diperlukan agar bisa menyusun sebuah paragraf yang baik.
B.       Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian paragraf?
2.      Apa saja kegunaan paragraf?
3.      Apa saja unsur-unsur yang terkandung dalam paagraf?
4.      Bagaimana syarat paragraf yang baik?
5.      Bagaimana teknik pengembangan paragraf?

C.      Tujuan
1.      Memahami pengertian paragraf
2.      Memahami kegunaan paragraf
3.      Memahami unsur-unsur yang terkandung dalam paragraf
4.      Memahami syarat paragraf yang baik
5.      Memahami teknik pengembangan paragraf




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Paragraf
Paragraf merupakan kumpulan sebuah kalimat yang disusun secara runtut dan terperinci sehingga terbentuklah sebuah susunan yang dikenal dengan satu istilah yaitu paragraf. Pengertian yang berkaitan dengan paragraf sangat banyak, dijelaskan dalam kamus besar bahasa Indonesia tentang pengertian paragraf yaitu bagian bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru). Apabila dipaparkan secara sistematis maka suatu karangan secara umum merupakan kumpulan dari bab per bab, dalam tiap bab tersebut terdapat beberapa paragraf yang disusun secara sistematis dan konsisten, pada paragraf terdapat kumpulan kalimat-kalimat sebagai pengembangan dari pemaparan satu buah paragraf, dan dalam kalimat tersebut terdapat kumpulan kata-kata yang membangun unsur sebuah kalimat yang efektif dan memenuhi kriteria dalam sebuah kalimat pada tulisan ilmiah. Paragraf juga dapat dikatakan karangan yang paling pendek (singkat). Dengan adanya paragraf kita dapat membedakan di mana suatu ide mulai dan berakhir.
Secara umum definisi paragraf dapat dijabarkan bahwa paragraf merupakan sekumpulan kalimat yang saling terkait satu kalimat dengan lainnya,  paragraf merupakan bagian dari suatu bab yang tersusun secara runtut dan terpadu, pada umumnya sebuah paragraf ditandai dengan penulisan pada baris baru dengan penulisan awal hurufnya mengarah ke dalam, dalam sebuah paragraf terdapat kalimat pembuka, kalimat inti, dan kalimat penutup. Adapun dalam sebuah penyusunan paragraf tidak dibenarkan membicarakan/membahas materi yang berseberangan dengan fikus materi yang dibicarakan dalam satu paragraf karena sebuah paragraf merupakan satu kesatuan utuh sebuah pemaparan permasalahan atau materi yang utuh dan terpadu. Sehingga dari beberapa pengertian paragraf dapat diketahui bahwa paragraf adalah kumpulan dari beberapa kalimat yang disusun secara runtut dan terpadu yang masing-masing kalimat memiliki kaitan dengan kalimat yang lain.
B.     Kegunaan Paragraf
Paragraf bukan berkaitan dengan segi keindahan karangan itu, tetapi pembagian per paragraf ini memiliki beberapa kegunaan, sebagai berikut:
1.    Sebagai penampung fragmen ide pokok atau gagasan pokok keseluruhan paragraf
2.    Alat untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran penulisnya
3.    Penanda bahwa pikiran baru dimulai,
4.    Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis
5.    Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi pengantar, transisi, dan penutup.

C.    Unsur-Unsur Paragraf
Dalam pembuatan suatu paragraf harus memiliki unsur unsur pembangun paragraf agar paragraf atau alinea dapat berfungsi dengan sebagaimana mestinya Topik atau tema atau gagasan utama atau gagasan pokok atau pokok pikiran, topik merupakan hal terpernting dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan dalam paragraf tersebut tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan sebelumnya.
1.       Kalimat utama atau pikiran utama, merupakan dasar dari pengembangan  suatu paragraf karena kalimat utama merupakan kalimat yang mengandung pikiran utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, diakhir paragraf atau pun diawal dan akhir paragraf. Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide pokoknya alinea dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
a.       Deduktif                  : kalimat utama diletakan di awal alinea
b.      Induktif                    : kalimat utama diletakan di akhir anilea
c.       Variatif                     :kalimat utama diletakan di awal dan diulang pada akhir alinea
d.      Deskriptif/naratif     : kalimat utama tersebar di dalam seluruh alinea
2.       Kalimat penjelas, merupakan kalimat yang berfungsi sebagai penjelas dari gagasan utama. Kalimat penjelas merupakan kalimat yang berisisi gagasan penjelas. Judul (kepala karangan), untuk membuat suatu kepala karangan yang baik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
a.       Provokatif (menarik)
b.      Berbentuk frase
c.       Relevan (sesuai dengan isi)
d.      Logis
e.       Spesifik

D.    Syarat Paragraf Yang Baik
1.    Kepaduan paragraf
Langkah-langkah yang harus kita tempuh adalah adanya kemampuan untuk merangkai kalimat sehingga berkaitan satu sama lain sehingga logis dan serasi. Lalu gunakanlah kata penghubung yang dapat membuat kalimat saling berkaitan. Terdapat dua jenis kata penghubung, yaitu kata penghubung intrakalimat dan kata penghubung antarkalimat. Intrakalimat yaitu kata yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat, contohnya: karena, sehingga, tetapi, dsb. Sedangkan antarkalimat yaitu kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya, contohnya: oleh karena itu, jadi, kemudian dan sebagainya.
Contoh :
Remaja mempunyai banyak potensi untuk dikembangkan. Remaja terkadang tidak menyadari bahwa ia memiliki banyak kelebihan yang bisa digali dan diberdayakan guna menyongsong masa depan. Mereka perlu bantuan untuk dimotivasi dan diberi wawasan. Anak-anak muda lewat potensinya adalah penggengam masa depan yang lebih baik dari para pendahulunya.
2.    Kesatuan paragraf
Syarat yang kedua adalah kesatuan paragraf. Yang dimaksud kesatuan adalah tiap pargaraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama. Kalimat utama yang diletakkan di awal paragraf biasa kita sebut dengan paragraf deduktif, sedangkan kalimat utama yang diletakkan di akhir paragraf biasa kita sebut dengan paragraf induktif. Adapun ciri-ciri dalam membuat kalimat utama, yakni kalimat yang dibuat harus mengandung permasalahan yang berpotensi untuk diperinci atau diuraikan lebih lanjut. Ciri-ciri lainnya yaitu kalimat utama dapat dibuat lengkap dan berdiri sendiri tanpa memerlukan kata penghubung, baik kata penghubung antarkalimat maupun kata penghubung intrakalimat.

Contoh paragraf deduktif
PBB menetapkan 12 Agustus sebagai hari Remaja Internasional. Pencetus gagasan ini ialah para menteri sedunia yang menangani masalah remaja di portugal 1998. Tujuannya guna memicu kesadaran remaja untuk memahami masalah sosial budaya, lingkungan hidup, pendidikan dan kenakalan remaja.
Contoh paragraf induktif
Kalau ditanya rencana masa depan, banyak remaja menjawab asal-asalan. Mereka tidak punya greget dalam menatap masa depan, mereka sebagai air, mengikuti aliran tanpa berperan mengarahkan air itu. Tanpa motivasi, tanpa perencanaan yang jelas. Mereka yang pesimis, harapan masa depannya pun rendah.
3.    Kelengkapan paragraf
Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat kalimat-kalimat penjelas secara lengkap untuk menunjukan pokok pikiran atau kalimat utama. Ciri-ciri kalimat penjelas yaitu berisi penjelasan berupa rincian, keterangan, contoh dll. Selain itu, kalimat penjelas berarti apabila dihubungkan dengan kalimat-kalimat di dalam paragraf. Kemudian kalimat penjelas sering memerlukan bantuan kata penghubung, baik kata penghubung antarkalimat maupun kata penghubung intrakalimat.
E.     Macam-Macam Paragraf
1.       Macam-macam paragraf berdasarkan isi
a.      Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat. 
b.       Argumentasi
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
c.       Deskripsi
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
d.      Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu.
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
e.       Narasi
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.

2.       Macam-macam paragraf berdasarkan sifat dan tujuannya
a.      Paragraf pembuka
Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
Contoh
Pemilu baru saja usai. Sebagian orang, terutama caleg yang sudah pasti jadi, merasa bersyukur karena pemilu berjalan lancer seperti yang diharapkan. Namun, tidak demikian yang dirasakan oleh para caleg yang gagal memperoleh kursi di parlemen. Mereka mengalami stress berat hingga tidak bias tidur dan tidak mau makan.
b.      Paragraf penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka. Sifat paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisis, paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
c.       Paragraf penutup
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
Contoh
Demikian proposal yang kami buat. Semoga usaha kafe yang kami dirikan mendapat ridho dari Tuhan YME serta bermanfaat bagi sesame. Atas segala perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
3.       Macam-macam paragraf berdasarkan letak kalimat utama
a.      Paragraf deduktif
Paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal paragraf dan dimulai dengan pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
Contoh paragraf deduktif :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya untuk membuka usaha baru. 
b.      Paragraf induktif
Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
Contoh paragraf induktif :
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancer. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting, efektif dan efisien.
c.       Paragraf campuran
Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir paragraph. Kalimat utama yang terletak diakhir merupakan kalimat yang bersifat penegasan kembali.
Contoh paragraf campuran :
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bias maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
F.       TEKNIK PENGEMBANGAN PARAGRAF
Pengembangan paragraf yang baik selalu memenuhi aspek penalaran. Penalaran yang baik dapat dilihat dari cara penulis mengembangkan atau merinci gagasan utama dalam gagasan bawahan serta mengurutkan hubungan antar gagasan.
Gagasan utama bisa tampak jelas jika penulis mengembangkan paragraf dengan menggunakan cara atau metode perincian, contoh, atau ilustrasi.
Metode Pengembangan Paragraf
Berikut ini adalah beberapa metode pengembangan paragraf, yaitu:
1.    Pengembangan paragraf klimaks dan antiklimaks
Pengembangan paragraf klimaks berarti menyusun alinea dari gagasan bawahan yang paling rendah kedudukannya kemudian berangsur-angsur ke gagasan lain sampai pada gagasan yang tertinggi kedudukannya atau kepentingannya.
Pengembangan paragraf antiklimaks yaitu pengembangan paragraf kebalikan dari pengembangan klimaks.
Contoh:
Pikiran utama            : bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman.
Pikiran penjelasan    : traktor yang dijalankan dengan uap; traktor dengan roda rantai; traktor buatan Ford; traktor buatan Jepang
Paragraf
Bentuk traktor mengalami perkembangan dari jaman ke jaman seiring dengan kemajuan teknologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap baru jaya-jayanya, ada traktor yang dijalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor model tank ini sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan Carterpillar. Di samping Carterpillar, Ford pun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang pun tidak mau kalah bersaing dalam bidang ini. Produk Jepang yang khas di Indonesia terkenal dengan nama padi traktor yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya.

2.    Pengembangan paragraf sudut pandang
Urutan waktu         : paragraf dikembangkan berdasarkan kronologis waktunya.
Contoh:
Putri tidak hanya berpikir, ia juga berdiskusi dengan guru dan teman- temannya. Selanjutnya ia meneliti masalah kondisi tanah sekitar jalan tol. Akhirnya, Putri ini berhasil menjadi peserta lomba karya ilmiah dan menjadi pemenang harapan.
Urutan ruang         : paragraf dikembangkan dari ruang yang terdekat kemudian secara berurutan digambarkan ruang di depan, di samping, di belakang, dan seterusnya.
Contoh:
Jika Anda memasuki pekarangan bangunan kuno, Anda akan berada pada jalan berlantai batu hitam. Di kiri dan kanan jalan terdapat lumbung pada, atapnya berbentuk seperti tanduk dan beratapkan ijuk. Terus ke dalam Anda akan sampai pada bangunan utama.
3.    Pengembangan paragraf perbandingan dan pertentangan
Paragraf bisa dikembangkan dengan cara membandingkan atau mempertentangkan dua hal. Yang dibandingkan adalah dua hal yang sama tingkatnya dan kedua hal itu memang mempunyai persamaan dan perbedaan.
Contoh:
Feristha adalah anak yang berumur sembilan tahun mempunyai rambut lurus, berkulit agak gelap, dan bermata sipit. Badannya ramping dan suaranya serak memesona. Sementara itu, Anesya berusia lima tahun, berambut cokelat bergelombang, badannya sehat dan tegap, berkulit agak terang. Anaknya lincah, periang, dan pemberani.
4.    Pengembangan paragraf Analogi
Paragraf dikembangkan dengan membandingkan dua hal yang memiliki persamaan bentuknya atau fungsinya. Bisa juga untuk membandingkan sesuatu yang harus dikenal umum dengan hal yang kurang atau dikenal umum sehingga hal ini bisa dipahami dengan jelas.
Contoh:
Pencabangan suatu bahasa proto menjadi bahasa baru atau lebih dapat disamakan dengan pencabangan sebatang pohon. Pada suatu waktu batang pohon tadi mengeluarkan cabang-cabang baru, tiap cabang kemudian bertunas dan tumbuh menjadi cabang baru. Demikian pula pencabangan pada bahasa.
5.    Pengembangan paragraf Contoh
Pengembangan paragraf dengan memberikan contoh agar sesuatu hal yang terlalu umum bisa dijelaskan secara konkret.
Contoh:
Teknologi barat tidak mudah ditanamkan di bumi timur. Teknologi tidak bisa dipisahkan dari kebudayaan sekitarnya. Siapa yang ingin menggunakan teknologinya dengan alam pikiran dan budaya barat tetap harus mengingat kepentingan lingkungan sehingga tidak menimbulkan kekecewaan. Indonesia pernah mengimpor gerbong-gerbong kereta api dari Prancis yang dilengkapi dengan AC. Tetapi penumpangnya masih tetap pada kebiasaan semula, sehingga gerbong-gerbong itu tak lama sudah rusak.
6.    Pengembangan paragraf proses
Pengembangan paragraf dengan metode proses bisa dilakukan dengan cara menyusun secara teratur suatu proses kerja. Proses merupakan suatu urutan tindakan untuk menghasilkan sesuatu. Urutannya harus dijelaskan sesuai dengan tahapan kejadian secara kronologis dan menyeluruh.
Contoh:
Ada beberapa tahapan penulisan yang harus dilakukan untuk menulis sebuah karya tulis ilmiah. Tahap pertama adalah tahap prapenulisan yang merupakan tahap persiapan. Langkah ini dimulai dari pemilihan dan pembatasan topik, perumusan tujuan, penentuan sumber bahan penulisan, penyusunan kerangka, dan pola organisasi karangan. Setelah karangan tersusun, dilanjutkan dengan tahap penulisan. Materi yang sudah disiapkan diungkapkan ke bentuk kalimat, alinea, dan akhirnya tersusunlah sebuah wacana. Langkah terakhir dari tahapan penulisan adalah revisi. Tahap revisi ini merupakan langkah yang digunakan untuk mengoreksi apakah bahasa yang digunakan sudah baik dan untuk melihat apakah materi yang disajikan sudah benar serta tersusun secara logis.
7.    Pengembangan paragraf sebab-akibat
Pengembangan paragraf dengan menggunakan sebab-akibat, bisa dilakukan dengan menetapkan sebab sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangan. Namun bisa juga sebaliknya akibat sebagai gagasan utama sedangkan sebab sebagai perinciannya.
Contoh:
Saat kemarau panjang sinar matahari terasa menyengat di Pulau Jeju. Semua tumbuh-tumbuhan meranggas. Angin meniup daun-daun kering hingga rontok. Sungai-sungai dan sumur-sumur mengering, yang tersisa hanyalah bebatuan.
8.    Pengembangan paragraf umum-khusus
         Pengembangan dari umum ke khusus akan menghasilkan alinea deduktif, sebaliknya pengembangan dari khusus ke umum akan menghasilkan alinea induktif. Kedua cara ini merupakan cara pengembangan alinea yang paling umum dan banyak digunakan.
9.    Pengembangan paragraf klasifikasi
Pengembangan dengan cara klasifikasi dilakukan dengan mengelompokkan suatu pokok permasalahan, dilanjutkan dengan merinci detail lagi bagian dari kelompoktersebut.
Contoh:
Bahasa Jawa memiliki tingkat-tingkat bahasa. Tingkat bahasa yang terendah disebut ngoko, kemudian tingkat bahasa krama, dan tingkat bahasa krama inggil. Bahasa ngoko dipakai di antara orang yang sederajat atau orang tua kepada yang lebih muda. Bahasa krama dipakai untuk orang yang kedudukannya lebih tinggi kepada yang lebih tua.
10.  Pengembangan paragraf definisi luas
Yang dimaksud pengembangan definisi luas ialah pengarang bermaksud memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau hal (Keraf dalam Mudlofar2002:102).
Contoh:
Pompa hidran (Hydraulicran) ialah sejenis pompa yang dapat bekerja secara kontinu tanpa menggunakan bahan bakar atau energi tambahan dari luar. Pompa ini bekerja dengan memanfaatkan tenaga aliran air yang berasal dari sumber air, dan mengalirkan sebagian air tersebut ke tempat yang lebih tinggi. Bagian utama sistem ini ialah pompa pemasukan, katub limbah, katub pengantar, katup udara, ruang udara , dan pipa pengeluaran. Pada dasarnya air dapat dipompakan karena adanya perubahan energi kinetis air jatuh, yang menimbulkan tenaga yang cukup tinggi dalam ruang udara, sehingga sanggup mengangkat dan mengalirkan air ke tempat yang lebih tinggi permukaannya. Desain katub limbah dan katub pemasukan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi bergantian.




BAB III
PENUTUP
A.      Simpulan
Paragraf merupakan kumpulan sebuah kalimat yang disusun secara runtut dan terperinci sehingga terbentuklah sebuah susunan yang dikenal dengan satu istilah yaitu paragraf. Paragraf merupakan sekumpulan kalimat yang saling terkait satu kalimat dengan lainnya,  paragraf merupakan bagian dari suatu bab yang tersusun secara runtut dan terpadu. Sehingga dari beberapa pengertian paragraf dapat diketahui bahwa paragraf adalah kumpulan dari beberapa kalimat yang disusun secara runtut dan terpadu yang masing-masing kalimat memiliki kaitan dengan kalimat yang lain.
Paragraf bukan berkaitan dengan segi keindahan karangan itu, tetapi pembagian per paragraf ini memiliki beberapa kegunaan, sebagai berikut : sebagai penampung fragmen ide pokok atau gagasan pokok keseluruhan paragraf, alat untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran penulisnya, penanda bahwa pikiran baru dimulai, alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis, dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi pengantar, transisi, dan penutup.
Dalam pembuatan suatu paragraf harus memiliki unsur unsur pembangun paragraf agar paragraf atau alinea dapat berfungsi dengan sebagaimana mestinya Topik atau tema atau gagasan utama atau gagasan pokok atau pokok pikiran, topik merupakan hal terpernting dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan dalam paragraf tersebut tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan sebelumnya.
Suatu paragraf dikatakan baik apabila mencakup tiga aspek yaitu kepaduan, kesatuan, dan kelengkapan. Kepaduan paragraf adalah adanya kaitan dalam rangkaian kaliman yang logis dan serasi. Kesatuan paragraf adalah tiap pargaraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama. Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat kalimat-kalimat penjelas secara lengkap untuk menunjukan pokok pikiran atau kalimat utama.
Ada beberapa macam pargaraf yang dapat dilihat berdasarkan isinya, tujuan, dan letak kalimat utama. Paragraf berdasarkan isi dibedakan menjadi eksposisi,  argumentasi, deskripsi, persuasi, dan narasi. Paragraf berdasarkan sifat dan tujuannya adalah paragraf pembuka, paragraf penghubung, dan paragraf penutup. Sedangkan paragraf berdasarkan letak kalimat utama meliputi paragraf deduktif, paragraf induktif, dan paragraf campuran.
Pengembangan paragraf yang baik selalu memenuhi aspek penalaran. Penalaran yang baik dapat dilihat dari cara penulis mengembangkan atau merinci gagasan utama dalam gagasan bawahan serta mengurutkan hubungan antar gagasan. Metode pengembangan paragraf antara lain (1) Pengembangan paragraf klimaks dan antiklimaks, (2) Pengembangan paragraf sudut pandang, (3) Pengembangan paragraf perbandingan dan pertentangan, (4) Pengembangan paragraf analogi, (5) Pengembangan paragraf contoh, (6) Pengembangan paragraf proses, (7) Pengembangan paragraf sebab-akibat, (8) Pengembangan paragraf umum-khusus, (9) Pengembangan paragraf klasifikasi, (10) Pengembangan paragraf definisi luas

B.       Saran
Dalam membuat suatu tulisan khususnya adalah karya ilmiah, paragraf efektif sangat perlu digunakan. Oleh sebab itu pemahaman mengenai paragraf efektif sangat diperlukan. Agar dalam penulisan karya ilmiah tidak terjadi kesalahan sehingga akan menghasilkan karya ilmiah yang bermutu baik dari segi isi maupun struktur penyusunan terutama dalam menggunaan kata dan penulisannya agar menjadi paragraf yang efektif.



DAFTAR PUSTAKA

Doyin.Mukh dkk.2011.BAHASA INDONESIA Pengantar Penulisan Karya Ilmiah.Semarang:Universitas Negeri Semarang Press
Suparno dkk.2010.Ketrampilan Dasar Menulis.Jakarta: Universitas Terbuka
Tim Penyusun.2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia – edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Arindriarini, Nugrahanti Windi. 2010. Persyaratan Paragraf yang Baik (Kepaduan, Kesatuan dan Kelengkapan). http://nugrahantiwindi.blogspot.com/2010/04/persyaratan-paragraf-yang-baik-kepaduan.html. 7 Maret 2014
Ellopedia. 2010. Pengertian Paragraf atau Alinea. http://ellopedia.blogspot.com/2010/09/paragraf.html. 7 Maret 2014
Furchan, Arief. 2010. Menulis Paragraf yang Efektif. http://www.pendidikanislam.net/index.php/untuk-siswa-a-mahasiswa/37-trampil-belajar/370-menulis-paragraf-yang-efektif. 7 Maret 2014


0 komentar:

Next Prev
▲Top▲