makalah apresiasi sastra anak

| Kamis, 01 Desember 2011

PEMBUKA

A.      Latar Belakang
Istilah apresiasi berasal dari bahasa Inggris "apresiation" yang berarti penghargaan, penilaian, pengertian. Bentuk itu berasal dari kata kerja "ti appreciate" yang berarti menghargai, menilai, mengerti dalam bahasa Indonesia menjadi mengapresiasi. Dengan demikian, yang dimaksud dengan apresiasi sastra adalah penghargaan, penilaian, dan pengertian terhadap karya sastra, baik yang berbentuk puisi maupun prosa atau suatu kegiatan menggauli sastra dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra.
Di sekolah dasar, pembelajaran sastra dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa mengapresiasikan karya sastra. Menurut Huck (1987 : 630-623) bahwa pembelajaran sastra di SD harus memberi pengalaman pada siswa yang akan berkontribusi pada 4 tujuan, yakni pencarian kesenangan pada buku, menginterprestasikan bacaan sastra, mengembangkan kesadaran bersastra, dan mengembangkan apresiasi.
Pembelajaran sastra di SD adalah pembelajaran sastra anak. Sastra anak adalah karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak, yaitu anak yang berusia antara 6-13 tahun. Sifat sastra anak adalah imajinasi semata, bukan berdasarkan pada fakta. Unsur imajinasi ini sangat menonjol dalam sastra anak. Hakikat sastra anak harus sesuai dengan dunia dan alam kehidupan anak-anak yang khas milik mereka dan bukan milik orang dewasa. Sastra anak bertumpu dan bermula pada penyajian nilai dan imbauan tertentu yang dianggap sebagai pedoman tingkah laku dalam kehidupan.
Jenis sastra anak meliputi prosa, puisi, dan drama. Jenis prosa dan puisi dalam sastra anak sangat menonjol. Berdasarkan kehadiran tokoh utamanya, sastra anak dapat dibedakan atas tiga hal, yaitu sastra anak yang mengetengahkan tokoh utama benda mati, sastra anak yang mengetengahkan tokoh utamanya makhluk hidup selain manusia,dan sastra anak yang menghadirkan tokoh utama yang berasal dari manusia itu sendiri.
Seperti pada jenis karya sastra umumnya, sastra anak juga berfungsi sebagai media pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan emosi anak. Pendidikan dalam sastra anak memuat amanat tentang moral, pembentukan kepribadian anak, mengembangkan imajinasi dan kreativitas, serta memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi anak. Fungsi hiburan dalam sastra anak dapat membuat anak merasa bahagia atau senang membaca, senang dan gembira mendengarkan cerita ketika dibacakan atau dideklamasikan, dan mendapatkan kenikmatan atau kepuasan batin sehingga menuntun kecerdasan emosinya.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apakah definisi apresiasi sastra?
2.      Apakah tujuan dan manfaat apresiasi sastra?
3.      Apakah yang dimaksud dengan apresiasi sastra anak-anak secara reseptif?
4.      Apakah yang dimaksud dengan apresiasi sastra anak-anak secara produktif?

PEMBAHASAN

A.    Definisi Apresiasi Sastra
Istilah apresiasi berasal dari bahasa Inggris "apresiation" yang berarti penghargaan,penilaian,pengertian. Bentuk itu berasal dari kata kerja " ti appreciate" yang berarti menghargai, menilai,mengerti dalam bahasa indonesia menjadi mengapresiasi. Dengan demikian, yang dimaksud dengan apresiasi sastra adalah penghargaan, penilaian, dan pengertian terhadap karya sastra, baik yang berbentuk puisi maupun prosa, atau suatu kegiatan menggauli sastra dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra.
Untuk pengertian sastra anak, yaitu :
1.        Sastra anak-anak adalah sastra yang ditulis oleh pengarang yang usianya remaja atau dewasa, isi dan bahasanya mencerminkan corak kehidupan dan kepribadian anak.
2.        Sastra anak-anak adalah sastra yang ditulis oleh pengarang yang usianya masih tergolong anak-anak, yang isi dan bahasanya mencerminkan corak kehidupan dan kepribadian anak.
Dengan demikian, sastra anak-anak dapat dikatakan bahwa suatu karya sastra yang bahasa dan isinya sesuai perkembangan usia dan kehidupan anak, baik ditulis oleh pengarang yang sudah dewasa, remaja atau oleh anak-anak itu sendiri. Karya sastra yang dimaksud bukan hanya yang berbentuk puisi dan prosa, melainkan juga bentuk drama.
Pengertian apresiasi sastra anak-anak merupakan serangkaian kegiatan bermain dengan sastra anak-anak sehingga muncul pengertian, ketepatan dan ketelitian pemahaman, kepekaan perasaan dan penghargaan yang baik dalam diri anak terhadap sastra anak-anak.

B.     Tujuan dan Manfaat Apresiasi Sastra
Manfaat apresiasi sastra, diantaranya :
1.        Melatih keempat keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
2.        Menambah pengetahuan tentang pengalaman hidup manusia seperti adat istiadat, agama, kebudayaan, dsb.
3.        Membantu mengembangkan pribadi
4.        Membantu pembentukan watak
5.        Memberi kenyamanan
6.        Meluaskan dimensi kehidupan dengan pengalaman baru (Wardani 1981)

Selain itu, manfaat lain dari apresiasi sastra, diantaranya :
1.        Nilai personal
Memberi kesenangan, mengembangkan imajinasi, memberi pengalaman yang dapat terhayati, mengembangkan pandangan ke arah persoalan kemanusiaan, menyajikan pengalaman yang bersifat emosional.
2.        Nilai pendidikan
Membantu perkembangan bahasa, meningkatkan kelancaran-kemahiran membaca, meningkatkan keterampilan menulis, mengembangkan kepekaan terhadap sastra (Huck 1987).

C.     Apresiasi Sastra Anak-anak Secara Reseptif
Apresiasi sastra anak-anak secara reseptif adalah penghargaan, penilaian, dan pengertian terhadap karya sastra anak-anak, baik yang berbentuk puisi maupun prosa yang dapat dilakukan dengan cara membaca, mendengarkan dan menyaksikan pementasan drama.
Ada beberapa pendekatan yang dapat diterapkan dalam mengapresiasi sastra anak-anak secara reseptif, diantaranya sebagai berikut:
1.      Pendekatan Emotif
Pendekatan emotif merupakan pendekatan yang mengarahkan pembaca untuk mampu menemukan dan menikmati nilai keindahan (estetis) dalam suatu karya sastra tertentu, baik dari segi bentuk maupun dari segi isi. Menurut Aminuddin (2004:42) mengemukakan bahwa pendekatan emotif adalah suatu pendekatan yang berusaha menemukan unsur-unsur yang mengajuk emosi atau perasaan pembaca. Ajukan emosi itu berhubungan dengan keindahan penyajian bentuk maupun ajukan emosi yang berhubungan dengan  isi atau gagasan yang lucu atau menarik.
2.      Pendekatan Didaktis
Pendekatan didaktis mengantar pembaca untuk memperoleh berbagai amanat, petuah, nasihat, pandangan keagamaan yang sarat dengan nilai-nilai yang dapat memperkaya kehidupan rohaniah pembaca. Aminuddin (2004: 47) mengemukakan bahwa pendekatan didaktis adalah suatu pendekatan yang berusaha menemukan dan memahami gagasan, tanggapan, evaluatif maupun sikap itu dalam hal ini akan mampu terwujud dalam suatu pandangan etis, filosofis, maupun agamis sehingga akan mampu memperkaya kehidupan rohaniah pembaca.
3.      Pendekatan Analitis
Aminuddin (2004: 44) mengemukakan bahwa pendekatan analitis merupakan pendekatan yang berupaya membantu pembaca memahami gagasan, cara pengarang menampilkan gagasan, sikap pengarang, unsur intrinsik dan hubungan antara elemen itu sehingga dapat membentuk keselarasan dan kesatuan dalam rangka terbentuknya totalitas bentuk dan maknanya. Namun demikian, penerapan pendekatan analitis dalam pembelajaran sastra di SD tidaklah berarti harus selengkap seperti yang dipaparkan diatas. Dianggap telah memadai, jika telah dapat mengungkapakan unsur-unsur yang membangun karya sastra yang dibaca, dan dapat menunjukkan hubungan antarunsur yang saling mendukung atau saling bertentangan, serta mampu memaparkan pesan-pesan yang dapat memperkaya pengalaman rohaniah.
Aminudin (2004) mengemukakan bahwa unsur dalam prosa atau cerita fiksi adalah tema, latar, alur, penokohan dan titik pandang, dan gaya.

D.    Apresiasi Sastra Anak-anak Secara Produktif
Apresiasi produktif adalah apresiasi karya sastra yang menekankan pada proses kreatif dan penciptaan. Dalam hubungannya dalam apresiasi produktif, pengapresiasi dituntun menghasilkan karya sastra yang dapat berupa puisi, prosa, drama, pementasan karya sastra, dan esai.  
Ada beberapa pendekatan yang dapat diterapkan dalam mengapresiasi sastra anak-anak secara produktif, diantaranya sebagai berikut:
1.      Pendekatan Parafrastis
Parafrase merupakan salah satu keterampilan yang dapat meningkatkan apresiasi sastra siswa. Melalui parafrase, siswa berlatih mengubah bentuk karya sastra tertentu menjadi bentuk karya sastra yang lain tanpa mengubah tema atau gagasan pokoknya. Aminudin (2004) menjelaskan bahwa parafrase adalah strategi pemahaman makna suatu bentuk karya sastra dengan cara mengungkapkan kembali karya pengarang tertentu dengan menggunakan kata-kata yang berbeda dengan kata-kata yang digunakan pengarang.
Di samping itu, Aminudin (2004) mengemukakan bahwa pendekatan parafrastis pada dasarnya beranjak dari prinsip bahwa:
a)      Pengubahan bentuk karya sastra tertentu kedalam bentuk sastra yang lain akan semakin meningkatkan keluasan dan ketajaman pemahaman pembaca yang bersangkutan.
b)      Gagasan tertentu dapat dikemukakan dalam bentuk yang berbeda.
c)      Simbol yang konotatif dapat diganti dengan kata yang lebih konkret dan mudah dipahami.
d)     Pengungkapan yang eliptis dapat ditambah sehingga semakin lengkap dan mudah dimengerti.
I.G.P Antara (1985) mengemukakan bahwa teknik memparafrasekan puisi menjadi prosa dapat dilakukan dengan berbagai cara,yaitu teknik larik, teknik bait, dan teknik global.


2.      Pendekatan Analitis
Pendekatan Analitis merupakan pendekatan yang mengarahkan pembaca untuk memahami unsur-unsur intrinsik yang membangun suatu karya sastra tertentu dan hubungan antarunsur yang satu dengan lainnya sebagai suatu kesatuan yang utuh (Aminuddin,2004).
Menurut I.A Richard (dalam Situmorang, 1980) ada dua hal pokok yang membangun puisi, yaitu hakikat puisi dan metode puisi. Hakikat puisi meliputi tema, rasa, nada, dan amanat, sedang metode puisi meliputi diksi, gaya bahasa, kata konkret, gaya bayang, irama dan rima. Hubungan keduanya erat, oleh Karigan (1989) seperti hubungan jiwa dan tubuh. Sehingga hakikat puisi dapat disebut sebagai unsur batiniah dan metode puisi dapat disebut sebagai unsur lahiriah puisi.
a)      Unsur Lahiriah (Metode Puisi)
1)      Diksi
Diksi merupakan kemampuan memilih kata demi kata secara tepat menurut tempatnya yang sesuai dalam suatu jalinan kata yang harmonis dan artistik sehingga sejalan dengan maksud puisinya, baik secara denotatif maupun konotatif.
2)      Gaya bahasa
Gaya bahasa ialah gaya tertentu yang digunakan penyair untuk menciptakan kesan tertentu, daya bayang dan nilai keindahan.
3)      Kata konkret
Kata konkret ialah pemakaian kata-kata yang dapat mewakili suatu pengertian secara konkret dengan memilih kata yang khusus, bukan yang umum, misal:
-        Anak itu bersimpuh di kaki ibundanya. (kata khusus)
-        Anak itu duduk lalu memeluk kaki ibundanya. (kata umum)
4)      Daya bayang (imagery)
Daya bayang adalah kemampuan penyair mendskripsikan atau melukiskan suatu benda atau peristiwa sehingga seolah-olah pembaca menyaksikan benda atau mengalami peristiwa seperti yang disaksikan atau dialami penyair tersebut.
5)      Irama dan rima
Irama adalah berkaitan dengan kera lembutnya suara (tekanan), panjang pendeknya suara (tempo), dan tinggi rendahnya suara (nada), perhentian sejenak (jeda) dan lainnya. Rima adalah persamaan bunyi awal, akhir, awal-akhir.

b)      Unsur Batiniah Puisi
1)      Tema
Tema ialah pokok persoalan yang mendasari dan menjiwai setiap larik puisi.
2)      Rasa
Rasa ialah sikap pandang penyair terhadap pokok persoalan atau tema tertentu.
3)      Nada
Nada ialah sikap bahasa penyair tehadap penikmat karyanya.
4)      Amanat
Amanat ialah pesan, nasihat, petuah, yang disampaikan oleh penyair dalam karyanya baik secara langsung atau tak langsung.

PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Pengertian apresiasi sastra anak-anak merupakan serangkaian kegiatan bermain dengan sastra anak-anak sehingga muncul pengertian, ketepatan dan ketelitian pemahaman, kepekaan perasaan dan penghargaan yang baik dalam diri anak terhadap sastra anak-anak.


2.      Manfaat apresiasi sastra, diantaranya :
a)      melatih keempat keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis
b)       menambah pengetahuan tentang pengalaman hidup manusia seperti adat istiadat, agama, kebudayaan, dsb.
c)      membantu mengembangkan pribadi
d)     membantu pembentukan watak
e)      memberi kenyamanan
f)       meluaskan dimensi kehidupan dengan pengalaman baru (Wardani 1981)
3.      Apresiasi sastra anak-anak secara reseptif adalah penghargaan, penilaian, dan pengertian terhadap karya sastra anak-anak, baik yang berbentuk puisi maupun prosa yang dapat dilakukan dengan cara membaca, mendengarkan dan menyaksikan pementasan drama. Pendekatan yang dapat diterapkan dalam mengapresiasi sastra anak-anak secara reseptif diantaranya adalah pendekatan Emotif, pendekatan Didaktis, pendekatan Analitis.
4.      Apresiasi produktif adalah apresiasi karya sastra yang menekankan pada proses kreatif dan penciptaan. Dalam hubungannya dalam apresiasi produktif, pengapresiasi dituntun menghasilkan karya sastra yang dapat berupa puisi, prosa, drama, pementasan karya sastra, dan esai. Pendekatan yang dapat diterapkan dalam mengapresiasi sastra anak-anak secara produktif diantaranya adalah pendekatan Parafrastis dan pendekatan Analitis.

B.     Saran
Penulis berharap pendidik dapat menggunakan dan menghasilkan sebuah apesiasi karya sastra anak-anak secara reseptif dan produktif agar anak-anak mendapatkan pembelajaran tentang sastra sesuai dengan porsinya dan lebih meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas anak dalam dunia sastra.



DAFTAR PUSTAKA

Zuchdi, D. dan Budiasih. 1999. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Semarang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Haryadi dan Zamzami. 1997. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Faisal, M. dkk. 2009. Kajian Bahasa Indonesia SD. Semarang: Departemen Pendidikan Nasional.

0 komentar:

Next Prev
▲Top▲