Makalah Hakikat Kebudayaan

| Rabu, 11 Desember 2013

 

HAKIKAT KEBUDAYAAN

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Multikultural
Dosen Pengampu : Bapak Jaino


Disusun Oleh:
Kelompok 1
                                                                               1.     Dewi Prastiwi                        1401411025
                                                                               2.     Ariqiyati                                1401411385
                                                                               3.     Puji Rokhayanti                     1401411222
                                                                               4.     Novi Milyawati                     1401411513
 
                                                                Rombel 07


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Mata kuliah Pendidikan Multikultural diarahkan untuk mengembangkan kemampuan dalam mengkaji konsep warga Negara Indonesia yang cerdas, memiliki tanggung jawab dan partisipasi sebagai warga masyarakat yang multicultural dan warga dunia yang berbudaya. Agar dapat mencapai kemampuan tersebut, maka harus mengkaji tentang hakikat kebudayaan.
Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana yang di ungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan kebudayaan. Hanya semua tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut di biasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, soaialisasi dan enkulturasi. Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan yaitu sebagai :
1)   Penganut kebudayaan
2)   Pembawa kebudayaan
3)   Manipulator kebudayaan
4)   Pencipta kebudayaan.

Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan yang meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka survive maka manusia harus mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia melakukan bernagai cara. Hal yang dilakukan oleh manusia inilah kebudayaan. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu sebagai pedoman bertingkah laku.
Dewasa ini manusia kebanyakan melupakan makna kehidupannya, hakekat diciptakannya manusia oleh Tuhan, dan adat istiadat atau yang lazimnya sering disebut dengan istilah kebudayaan. Hal tersebut seringkali banyak disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi dalam perkembangannya. Beberapa Diantaranya seperti kemajuan teknologi yang pesat, modernisasi atau globalisasi yang semakin meningkat.
Dalam sejarah manusia yang sebelumnya memiliki kebudayaan yang bersifat primitif dan kental akan seni, agama, dan tata kelakuan yang telah diturunkan turun- temurun ke generasi berikutnya berangsur-angsur mulai berubah seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi. Manusia yang dulu saling menyapa ketika bertemu di jalan sekarang jarang terjadi karena lebih sibuk dengan handphonenya. Bertumbuhnya sifat individualisme yang banyak terjadi khususnya dalam masyarakat perkotaan merupakan salah satu contoh yang kongkrit dari akibat perkembangan teknologi yang pesat dan terus mempengaruhi kebudayaan.
Berlimpahnya kemakmuran dan megahnya bangunan belum merupakan lambang kemajuan suatu kebudayaan manusia dalam arti sebenarnya. Kemajuan dan perkembangan yang hanya terbatas pada material saja akan menyebabkan kepincangan dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, manusia dan kebudayaan memiliki hubungan yang erat karena kebudayaan berasal dari pemikiran manusia yang diatur atau dibatasi oleh aturan tertentu.

1.2  Rumusan Masalah:
1)      Apa yang dimaksud kebudayaan?
2)      Apa sajakah unsure-unsur kebudayaan?
3)      Apa sajakah wujud kebudayaan?
4)      Apakah perbedaan antara lingkungan fisik, sosial dan metafisik?
5)      Apakah perbedaan antara budaya dan non budaya?
6)      Apa yang dimaksud pranata kebudayaan?
1.3  Tujuan Penulisan:
1)      Menjelaskan pengertian kebudayaan.
2)      Menyebutkan unsur-unsur kebudayaan.
3)      Mengidentifikasi tiga wujud kebudayaan.
4)      Menjelaskan perbedaan antara lingkungan fisik, sosian dan metafisik.
5)      Menjelaskan perbedaan antara budaya dan non budaya
6)      Mengidentifikasi pranata kebudayaan.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Kebudayaan
Budaya merupakan istilah yang banyak dijumpai dan digunakan hamper dalam setiap aktivitas sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa budaya begitu dekat dengan lingkungan kita. Kebudayaan berasal dari kata cultuure (Belanda) culture (Inggris) dan colere (Latin) yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan terutama pengolahan tanah yang kemudian berkembang menjadi segala daya dan aktifitas manusia manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Dari bahasa Indonesia (Sansekerta) “buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Pendapat lain “budaya” adalah sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budi-daya, yang berarti daya dari budi, karena itu mereka membedakan antara budaya dan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta,karsa dan rasa. Kebudayaan adalah hasil dari cipta,karsa dan rasa tersebut, beberapa pendapat ahli antropologi dunia tentang definisi kebudayaan :
Ø  E.B.Tylor (Primitive Culture) : keseluruhan kompleks yang mengandung ilmu pengetahuan lain seperti kebiasaan manusia yang bermasyarakat.
Ø  R.Linton (The Cultural Background of Personality) : konfigurasi dari tingkah laku yang pembentukannya didukung dan diteruskan anggota masyarakat tertentu.
Ø  C.Klukhonn dan W.H Kelly (Hasil Tanya jawab dengan ahli antropologi sejarah) : Hukum, psikologi yang implisit, rasional, irasional terdapat pada setiap waktu sebagai pedoman yang potensial bagi tingkah laku manusia.
Ø  Melville J.Herskovits (Ahli antropologi Amerika) : bagian dari lingkungan buatan manusia “Man Made Part of the Environment”.
Ø  Dowson (Age of the Gods) : cara hidup bersama(Culture is common way of life).
Ø  J.P.H Dryvendak : kumpulan cetusan dari jiwa manusia yang beraneka ragam dan berlaku dalam suatu masyarakat tertentu.
Ø  Ralph Linton (1893-1953) : sifat sosial manusia yang turun temurun “Man’s sosial heredity”.


Beberapa definisi yang dikemukakan oleh pakar Indonesia :
Ø  Prof. Dr. Koentjaara Ningrat : keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yangharus didapat degan belajar.Dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.
Ø  Sultan Takdir Alisahbana : manifestasi dari cara berfikir.
Ø  Dr. Moh. Hatta : ciptaan dari suatu bangsa.
Ø  Mangunsarkoro : segala yang bersifat hasil kerja manusia dalam artian yang seluas-luasnya.
Ø  Drs. Sidi Gazalba : cara berfikir dan merasa yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk satu kesatuan sosial dengan suatu ruang dan suatu waktu.
Definisi di atas berbeda-beda namun memiliki prinsip yang sama yaitu mengakui adanya ciptaan manusia,meliputi perilaku dan hasil kelakuan manusia,yang diatur oleh tata kelakuan yang diperoleh dengan belajar yang semuanya tesusun dalam kehidupan masyarakat.
Di dalam masyarakat kebudayaan diartikan “The general body of the art” yang meliputi seni sastra, seni musik, seni pahat, seni rupa, dan pengetahuan filasafat. Dan akhirnya mendapatkan kesimpulan bahwa kebudayaan adalah hasil budi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup atau segala sesuatu yang diciptakan manusia baik yang konkrit maupun abstrak.
Menurut Prof. M. M. Djojodiguno (Asas-asas Sosiologi,1958) bahwa kebudayaan atau budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, rasa, dan karsa.
Ø  Cipta : kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia segala hal yang ada dalam pengalamannya. Hasil cipta berupa Ilmu pengetahuan.
Ø  Karsa : kerinduan manusia untuk menginsafi dari mana manusia sebelum lahir dan kemana sesudah mati.Hasilnya berupa norma-norma keagamaan atau kepercayaan.
Ø  Rasa : kerinduan manusia akan keindahan dan dorongan untuk menikmati keindahan. Hasilnya berbagai macam kesenian.
Kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Dan dijelaskan sebagai berikut :
Ø  Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan manusia yang meliputi kebudayaan material (bersifat jasmaniah) dan kebudayaan non material (bersifat rohaniah).
Ø  Kebudayaan tidak diwariskan secara generative(biologis) melainkandngan cara belajar.
Ø  Kebudayaan diperoleh manusai sebagai anggota masyarakat.
Ø  Kebudayaan adalah kebudayaan manusia.
Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa budaya itu berkaitan dengan 3 kata kunci yang mencakup (1) gagasan, (2) perilaku dan (3) hasil karya manusia. Sebagai pedoman pembahasan , pengertian kebudayaan yakni merupakan program bertahan hidup dan adaptasi suatu kelompok dengan lingkungannya. Program budaya terdiri dari pengetahuan,konsep dan nilai-nilai yang dimiliki oleh anggota kelompok melalui sisrem komunikasi. Esensi budaya bukan pada benda, alat atau elemen budaya yang terlihatlainnya namun bagaimana kelompok menginterpretasikan, menggunakan dan merasakannya.

2.2  Unsur-unsur kebudayaan
E.B. Tylor (1832-1917) memandang budaya sebagai kompleksitas hal yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan serta kebiasaan lain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut
Raymond Williams (1921-1988) budaya meliputi meliputi organisasi produksi, struktur keluarga, struktur lembaga yang mengungkapkan atau mengatur hubungan-hubungan sosial, bentuk komunikasi yang khas dalam anggota masyarakat. Menurut Claude Levi-Strauss, kebudayaan harus dipandang dalam konteks teori komunikasi yaitu sebagai keseluruhan sistem simbol (bahasa, kekerabatan, ekonomi, mitos, seni) yang pada berbagai tingkat memungkinkan dan mengatur komunikasi (Cremers, 1997: 147). Hal ini karena manusia adalah homo simbolicum. Kita lihat bahwa budaya diartikan selalu dalam konteks hubungannya sebagai anggota masyarakat. Koentjaraningrat lebih sistematis dalam memerinci unsur-unsur kebudayaan.
Unsur-unsur kebudayaan menurut Koentjaraningrat(2000: 2) adalah sebagai berikut:
1.      Sistem religi dan upacara keagamaan.
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
2.      Sistem dan organisasi kemasyarakatan.
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
3.      Sistem pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula.
4.      Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.
5.      Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan. 
6.      Sistem mata pencaharian hidup.
Terlahir karena manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan yang tidak terbatas dan selalu ingin lebih.
7.      Sistem teknologi dan peralatan.
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.
Secara garis besar unsur-unsur yang berada di urutan bagian atas merupakan unsure yang lebih sukar berubah daripada unsur-unsur di bawahnya. Namun perlu diperhatikan, karena ada kalanya sub unsur dari suatu unsur di bawahnya lebih sukar diubah dari pada sub unsur dari suatu unsur yang tercantum di atasnya. Misalnya sub-sub unsur hukum waris yang merupakan sub unsur dari hukum (bagian dari unsur sistem dan organisasi kemasyarakatan) lebih sukar berubah bila dibandingkan dengan sub-sub unsur arsitektur tempat pemujaan (bagian dari sub unsur prasarana upacara yang menjadi bagian dari sistem religi). Masjid, gereja, tasbih, kitab suci merupakan contoh kongkrit sistem religi dan upacara keagamaan. Ada pembagian warisan di antara keluarga Anda, ada walikota, ada kantor dan tokoh politik, anak SD memakai seragam merah putih yang kesemuanya itu merupakan contoh sistem dan organisasi kemasyarakatan. Buku IPS anak SD, ada orang yang menghitung uang kembalian merupakan contoh kecil dari sistem pengetahuan. Ada orang yang berbahasa Madura, bahasa Jawa dan ada yang berbahasa Indonesia merupakan bagian dari unsur bahasa. Panggung seni, ada lukisan, ada gambar reklame yang indah sebagai perwujudan unsur kesenian. Penjual sayuran, sopir angkot, seorang guru berseragam abu-abu yang memasuki sekolah, remaja yang memakai seragam pertokoan tertentu yang semuanya itu merupakan contoh kongkrit unsur sistem mata pencaharian hidup. Ada komputer, internet, ada cangkul dan sabit, ada Hand Phone merupakan contoh system teknologi dan peralatan.
Unsur-unsur yang diurutkan di atas merupakan unsur budaya yang universal dalam arti ada di manapun, kapan pun dan berlaku pada siapa pun. Artinya di belahan dunia mana pun ada ketujuh unsur itu. Dalam sejarah manusia baik yang primitif maupun yang modern ke tujuh unsur itu berlaku pada siapapun yang dinamakan “manusia”.
2.3  Wujud Kebudayaan
Kalau kita perhatikan definisi budaya seperti diuraikan di atas, maka wujud kebudayaan (Koentjaraningrat, 2000: 5) bisa terdiri dari:
1.      Wujud idiil (adat tata kelakuan) yang bersifat abstrak, tak dapat diraba. Terletak di alam pikiran dari warga masyarakat di mana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup, yang nampak pada karangan, lagu-lagu. Fungsinya adalah pengatur, penata, pengendali, dan pemberi arah kelakuan manusia dalam masyarakat. Adat terdiri atas beberapa lapisan, yaitu sistem nilai budaya (yang paling abstrak dan luas), system norma-norma (lebih kongkrit), dan peraturan khusus mengenai berbagai aktivitas sehari-hari (aturan sopan santun) yang paling kongkrit dan terbatas ruang lingkupnya.
2.      Wujud kedua adalah sistem sosial mengenai kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas manusia yang berinteraksi yang selalu mengikuti pola tertentu. Sifatnya kongkrit, bisa diobservasi.
3.      Wujud ketiga adalah kebudayaan fisik yang bersifat paling kongkrit dan berupa benda yang dapat diraba dan dilihat.
Ketiga wujud dari kebudayaan di atas dalam kenyataan kehidupan masyarakat tidak terpisah satu dengan yang lain. Kebudayaan idiil memberi arah pada perbuatan dan karya manusia. Pikiran atau ide dan karya manusia menghasilkan benda kebudayaan fisik. Sebaliknya, kebudayaan fisik membentuk suatu lingkungan hidup tertentu yang makin lama makin menjauhkan manusia dari lingkungan alamiahnya, sehingga mempengaruhi pola perbuatan, bahkan juga mempengaruhi cara berpikirnya.
2.4  Budaya dan Lingkungan
Pada dasarnya kita tidak bisa lepas dan terpisah dari lingkungan kita. Pada dasarnya kelompok sosial merupakan kolektivitas manusia yang kurang lebih permanen yang hidup bersama dan berinteraksi dengan berbagai lingkungan yang mengitari dirinya. Kelompok sosial harus bertahan hidup dengan beradaptasi dengan dan mengubah lingkungannya. Pengetahuan, ide, dan ketrampilan yang memungkinkan suatu kelompok untuk bertahan hidup dapat dipandang sebagai program bertahan hidup atau budaya. Keberhasilan bertahan hidup suatu kelompok tergantung pada jenis lingkungan yang dihadapi kelompok.
Pertama, ada lingkungan geografis, atau habitat fisik. Lingkungan ini memberi berbagai keunikan alamiah di mana kelompok sosial itu beradaptasi dengan atau mengubah lewat teknologinya.
Kedua, anggota kelompok sosial harus hidup bersama dan berinteraksi. Kelompok sosial sebagai satu keseluruhan memiliki kelompok lain sebagai tetangga yang akan membentuk lingkungan sosial dengan mana mereka juga berinteraksi. Beberapa dari kelompok ini ada interaksi lokal dan memungkinkan interaksi tatap muka, sedangkan yang lain lebih berjarak. Dalam skala dunia, kelompok sosial utama seperti negara hidup dalam lingkungan sosial regional dan global dan harus beradaptasi dengan negara lain. Bagian budaya sebagian besar tersusun dari semua kebiasaan dan aturan yang memungkinkan semua skala interaksi yang berbeda ini dilakukan.
Ketiga, ada suatu jenis lingkungan yang biasanya kita tidak memikirkannya karena tidak terlihat atau berinteraksi di dalam dunia ini. Namun nyatanya jutaan manusia dan sangat mempengaruhi hidup. Asalnya terletak pada apa yang dipikirkan terhadap dorongan manusia yang mendasar (a basic human drive) atau kebutuhan universal untuk menemukan makna dan penjelasan dalam hidupnya. Satu cara untuk memuaskan kebutuhan akan makna ini adalah mengembangkan keyakinan bahwa hidup ditentukan oleh Sesuatu yang lebih tinggi, yang adanya di luar umat manusia, seperti Tuhan atau hal-hal supernatural lainnya. Tanpa memasukkan lingkungan metafisik dalam pembahasan kita, sulit untuk memahami secara utuh mengapa beberapa kelompok sosial hidup sebagaimana mereka lakukan. Misalnya, suku Baduy di Jawa Barat yang lebih menghargai kakinya untuk diberi bantal ketika sedang tidur daripada kepalanya karena memandang bahwa kaki lebih digunakan untuk menopang seluruh anggota tubuh mereka. Hal esensial tentang praktek ini dan berbagai tempat lain di dunia ini adalah bahwa lingkungan metafisik yang demikian itu nyata bagi yang mempercayainya seperti halnya Allah bagi orang Islam dan Yesus bagi orang Nasrani.

2.5  Budaya dan Non Budaya
Memperhatikan luasnya pengertian budaya di atas, maka pertanyaan selanjutnya adalah apa yang membedakan pengertian antara budaya dan non budaya? Hal-hal yang non budaya mencakup benda yang keberadaannya sudah ada dengan sendirinya atau ciptaan
Tuhan yang tidak/belum mendapat sentuhan aktivitas manusia (benda-benda alamiah seperti batu, pohon, gunung, tanah). Sementara itu, budaya mencakup sesuatu yang keberadaannya sudah mendapat sentuhan tangan manusia, misalnya patung marmer, bonsai, bangunan, aturan makan, dll.Jadi, batu dan kayu dapat dipandang sebagai non budaya bila didapatkan apa adanya sebagai batu gunung dan pepohonan, namun menjadi sebuah benda budaya bila mendapat campur tangan manusia.

2.6  Pranata Kebudayaan
Pranata (institution) yang ada dalam kebudayaan dikelompokkan berdasarkan kebutuhan hidup manusia yang hidup dalam ruang dan waktu. Pengelompokannya (Koentjaraningrat, 2000) adalah sebagai berikut:
1.      Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan (kinship atau domestic institutions), misalnya perkawinan, pengasuhan anak.
2.      Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk pencaharian hidup, memproduksi, menimbun dan mendistribusi harta benda (economic institutions), misalnya pertanian, industri, koperasi, pasar.
3.      Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan penerangan dan pendidikan manusia supaya menjadi anggota masyarakat yang berguna (educational institutions), misalnya pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi, pendidikan keagamaan, pers.
4.      Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan ilmiah manusia, menyelami alam semesta (scientific institutions), misalnya penjelajahan luar angkasa.
5.      Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia menyatakan keindahannya dan rekreasi (aesthetic and recreational institutions), misalnya batik, seni suara, seni gerak, seni drama, olahraga.
6.      Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan atau dengan alam gaib (religious institutions), misalnya masjid, do’a, kenduri, upacara, pantangan, ilmu gaib.
7.      Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan jasmaniah manusia (somatic institutions), misalnya perawatan kecantikan, pemeliharaan kesehatan, kedokteran.

















BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Kebudayaan berasal dari kata cultuure (Belanda) culture (Inggris) dan colere (Latin) yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan terutama pengolahan tanah yang kemudian berkembang menjadi segala daya dan aktifitas manusia manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan atau tindakan dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang tersusun dalam kehidupan manusia. Dari berbagai unsur kehidupan dapat disimpulkan bahwa kebudayaan merupakan hal yang luas karena kebudayaan merupakan hasil dari alam, pemikiran manusia dan tindakannya. Kebudayaan hanya dapat diperoleh dalam anggota masyarakat yang mana pewarisannya melalui cara belajar.
Jadi kebudayaan  merupakan hasil ciptaan manusia yang didalamnya mengandung banyak unsur-unsur dalam kehidupan dan selalu mengalami perubahan dan perkembangan dari generasi ke generasi dan di tempat-tempat yang berbeda.  Semua itu di pengaruhi oleh perkembangan hidup manusia yang juga selalu berubah-ubah, karna manusia mempunyai hubungan yang erat bahkan tidak bisa di pisahkan dengankebudayaan. Manusia juga  berhubungan erat dengan kebudayaan yang ada pada lingkungan sekitarnya. Karena kebudayaan tersebut merupakan cara beradaptasi untuk mengatur hubungan antar manusia.

3.2  Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan pembaca tentang kebudayaan . Dengan bekal pengetahuan ini setidaknya kita mampu mengaplikasikan ketika bersosialisasi di masyarakat. Karena seperti ulasan tentang hakikat kebudayaan, sebenarnya sangat berkaitan erat dengan kebiasaan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu kita sebagai generasi penerus dituntut untuk tetap menjaga, melestarikan kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

www://staff.uny.ac.id/sites/files/pendidikan multicultural.pdf. Handout Pendidikan
Multikultural. Diakses pada hari kamis, 5 September 2013
Nizomi.Fahrin, http://id.scribd.com/doc/112275035/Makalah-Hakikat-Kebudayaan-Dan-Manusia-Fix, makalah hakikat kebudayaan dan manusia. Diakses pada hari Kamis, 5 September 2013
http://mikhaeldulas1.blogspot.com/2012/03/hakikat-manusia-dan-kebudayaan.html, Hakikat Manusia Dan Kebudayaan.Diakses pada hari Sabtu, 7 September 2013

http://search.4shared.com/postDownload/SvZK4A3B/makalah_hakekat_manusia_sebaga.html, Makalah Hakikat Manusia sebagai Budaya. Diakses pada hari Sabtu, 7 September 2013

0 komentar:

Next Prev
▲Top▲