Siapa yang pernah menduga jika
aku sampai disini? Sejak aku kecil aku memang berada dijalan kerja kera. Menghabiskan
hidup dengan jerih payah, bersahabat dengan “prihatin” berkawan dengan “kesederhanaan”.
Ini bukan kemiskinan, aku menganggap semua ini kekayaan. Kalau kita bersyukur
meresapi semua apa yang kita miliki itu lebih dari sebuah kekayaan yang sering
dipandang orang sebelah mata.
Dan siapa yang menduga aku
mengayunkan langkah kakiku sampai dititik ini? Hampir 3 tahun tepat 2, tahun
aku menggeluti dengan teori yang mengajarkan bagaimana aku harus membimbing
anak bangsa menjadi gold generation seperti sejatinya. Ya disinilah aku
menempuh semua itu. Yang sebenarnya semua ini hanya sebuah impianku yang aku
pendam dan “cling trewujud. Kau percaya jika semua ini aku peroleh dengan instan
? ini tidak aku peroleh dengan Cuma-Cuma. Ku peroleh semua ini karna hasil
kerasku di masa lalu yang mungkin tidak semua orang mengetahui bagaiman
kerasnya hidup, sering kali aku harus menangis, mengiba, seringnya aku mengeluh
tapi juga diikuti dengan sebuah tindakan.
Namun aku tak mau bersombong
langkahku sampai disini adalah sebuah kesuksesan, ini belum bisa dikatakan
sukses. Ini hanya awal dari perjuanganku untuk benar-benar merebut
impian-impian yang pernah aku impikan sebelumnya. Ya aku menyebutnya dengan
cita-cita.aku sering menggantungkan cita-cita ini ditas langit bersama
bintang-bintang yang menyala menghiasi permadani yang berwarna biru hitam
pekat. Aku menggantungkan disana agar ketika ia terjatuh ia tetap jath bersama
bintang.
Siapa yang menduga aku melangkah bersama
mereka. Mereka yang dari dulu hanya sebatas kenal, sabatas tahu. Tapi kini kami
terikat hubungan persahabatan, terikat hubungan “tim”. Siapayang menduga kami
bersala dari latar belakang yang berbeda bisa bersatu seperti ini. Siapa yang
menduga karakter kita juga berbeda. ya visi misilah yang menyatukan kita. Dan siapa
yang menduga aku juga sempat mengukir kisah cinta disini.Siapa yang menduga juga kalau aku juga merasakan patah hati disini. dan untuk kesekian kalinya juga aku merasa mendapat hidayah ketika aku patah hati. ^_^
“Siapa yang menduga.”