Malam ini gue mau menandatangani plakat, gue mau kembal menata
hidupgue yang sempat acak-acakan porak-poranda karna tingkah senja. Gue rasa
kemarin-kemarin gue hanya terjebak oleh rayuan senja. Gue mulai sadar senja
memang hanya bermain, jadi untuk apa gue melayani keseriusan dalam permainan
itu bukankah itu hanya membuang-buang waktu gue? Bukankah lebih baik gue
konsentrasi terhadap kaier yang sedang gue tempuh, ya lebih baik gue konsen
untuk perbaikan diri, konsen ke kuliah gue. Jadi nggak sia-sia banget, negara
biayain gue. Bener gag ?
Selama ini nggak hanya satu atau dua orang sih yag ngatain cuek,
tapi gue bersikap cuek kan karna ada alasan guys. Nggak semata-mata gue
bersikap cuek ke semua orang dalam situasi konsisi apapun. Tentu gue melihat
sikon lah ya.
Apa salahnya cuek ?
Nggak ada salahnya, kita bersikap cuek tapi bener-bener kita harus
pandai melihat situasi dan kondisi untuk menempatkan diri kita untuk bersikap
cuek. Ya langkah gue kali ini mungkin gue akan bersikap agag cuek kepada senja.
Ya mungkin itu jauh lebih baik dari pad ague harus menahan rasa tersakiti. Gue pernah
baca sebuah kalimat. “ rasa tersakiti itu dikarenakan sikap yang berlebihan pada
sesorang yang tidak pernah mempedulikanmu”. Jadi untuk apa kita peduli,
berfikir keras memikirkan seseorang yang sama sekali nggak respect sama kita? Tapi
kembali ke persepsi sendiri-sendiri sih ini kan hanya curahan hati heheh, kita
juga nggak boleh langsung menjudge seseorang itu nggak peduli sama kita. Cari tau
lebih dalam. Ceilah kaya pa aja ye, asyyek.
Yah pembahasan yang kurang greret karna gue sendiri belum ada
greget untu membahas ini sih, hahah. GAJE, alias nggak jelas banget yah, iyah
ini diantara galau dan tidak sih soalnya. Upsss keceplosan.