Newest Post

Makalah Tembang Macapat

| Selasa, 06 Desember 2011
Baca selengkapnya »
-->
BAB I
PURWAKA

1.1.       Wawadaning Perkawis
Ing jaman menika  kahanan budaya wonten Indonesia basa jawa khususipun, dirasa tansah katilep. Bocah-bocah tansah mboten saged nembangake tembang macapat kanthi trep wonten ing piwulangan khususe piwulangan basa jawi.  Samana ugi tiyang sepuh lan sekolah ingkang sampun arang ngajari seni Jawi punika, kamangka seni Jawi kadhos tembang macapat menika penting sanget.
Ing makalah menika badhe dipunjelasaken peranganipun lan caranipun nembangaken tembang macapat. Piwulangan basa Jawi, babagan “Tembang Macapat” menika minangka dados babagan kang utama, supados tembang macapat punika mboten ketilep kahanan zaman.
Tembang macapat menika tembang ingkang penting amargi tembang punika kasusastraan jawi kang badhe ketilep kahanan zaman. Pramila makalah punika maringi informasi babagan sejarah, jenise, watake lan gunane tembang macapat iku.

Makalah Tembang Macapat

Posted by : Puji Rokhayanti
Date :Selasa, 06 Desember 2011
With 0komentar
Tag :

puisi ku

|
Baca selengkapnya »

Berharap ampunan-Mu

Dan dalam gelapnya malam
Ditengah sinarnya rembulan dan kelap-kelip bintang
Ku alirkan sepercik air suci
Dan aku bersujud bersimpuh di hadapan-mu meminta
Ampunan-Mu
Dan dengan mengalirnya air mata ini
Ku haturkan sejuta keinginan
Dengan kesadaran hati yang berbasuh dosa-dosa
Ya Allah, apakah pantas
Hamba-Mu yang seperti ini menginjak
Surga firdaus-Mu
Aku yang selalu berbuat dosa
Aku yang selalu mengingkari janji
Aku yang menjauhi perintah-Mu
Aku yang  mendekati larangan-Mu
Selalu merindukan cinta kasih-Mu
Inginkan firdaus-Mu
Inginkan ampunan-Mu

Cinta kasih umat islam

Kami umat islam
Selalu merindukan kasih sayang saudara kami
Selalu merindukan kebersamaan yang
Terjalin antara kita
Selalu inginkan kedamaian
Yang akan selalu menyelimuti
Lembar-lembar hidup kami
Cinta kasih umat islam
Meskipun kami terpisah oleh
Jarak, ruang dan waktu
Kami tetap umat islam yang
Selalu menjunjung tinggi kebersamaan
Saling memiliki karna kami itu satu
Cinta kasih umat islam
Tak lekang oleh waktu hingga nanti
Meskipun dunia tlah berhenti berputar.
Kami tetap Satu
Satu agama
Satu kitab
Dan satu Tuhan, yaitu engkau ya Allah
Engkau ya rahman yang maha pengasih
Dan engkau ya rohim yang maha penyayang


Selamat tahun baru

Terlantun bait indah asmaMu
yang terawali dengan basmalah
kubuka lembar hidupku
di tahun baru ini.
Ku langkahkan kaki kananku
Dengan pasti
Ku kobarkan semangat
Sesemangat para hambaMu yang
Mengejar firdausMu

Dalam sayu-sayu hembusan angin
Dibawah luasnya langit
Berhias bulan dan sejuta bintang
Tangan kecil menengadah hanya padaMu
Ya Rabb..
Lindungi,
Jaga,
Bimbing, dan
Ridhoi setiap langkahku
Langkah kaki yang kutujukan menuju firdausMu
Maka jangan pernah Kau biarkan
Langkah kaki ini menu ke jahannamMu.
berikan kedamaian  
disetiap bilah hatiku
Lukislah keindahan di tahun baru ini


Harap Ridhomu

Aku sadar aku tak semulia khadijah
Aku sadar aku setaqwa aisyah
Dan akupun sadar aku tak setabah Fatimah
Aku hanya seorang wanita biasa
Aku wanita yang hanya mencoba menjadi wanita sholiha
Aku wanita yang ingin berjalan
Berjalan dijalanMu ya Allah
Maka tuntunlah langkah kakiku
Kejalan yang engkau ridhoi
Terangilah langkah kakiku dengan cahaya kebesaranMu
Jangan biarkan aku berpaling
Dari Mu
Jangan biarkan aku berpaling dari kitabku, alqur’an
Jangan biarkan aku berpaling dari agamaku, islam…
karna sungguh aku inginkan cinta kasih dariMu
Ya Allah.









puisi ku

Posted by : Puji Rokhayanti
Date :
With 0komentar

makalah perkembangan bahasa

| Kamis, 01 Desember 2011
Baca selengkapnya »

BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Bahasa Indonesia adalah salah satu kebanggaan bangsa kita, sebab-sebabnya sangat jelas, tanpa bahasa nasional itu, kemerdekaan tidak akan tercapai dan persatuan bangsa tidak akan tergalang. Namun, tampaknya kebanggaan itu tidak di sertai sikap kritik untuk menelaah bagaimana hal itu dapat terjadi dan apa yang dapat kita petik sebagai pengalaman kemajuan bangsa pada masa-masa yang akan datang.
Dengan kata lain, kajian tentang sejarah bangsa Indonesia masih kurang atau tidak sungguh-sungguh diminati orang,maka dengan makalah ini akan menjelaskan tentang sejarah bahasa Indonesia tersebut, yang mulai digunakan pertamakali pada sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928.

1.2 RumusanMasalah

1. Faktor apa sajakah  yang menyebabkan bahasa Melayu diterima sebagai bahasa Nasional?
2.Fase apa sajakah yang  penting dalam perkembangan bahasa Melayu menjadi bahasa
 Nasional?
3. Bagaimana kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional?
4. Bagaimana kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara?

1.3 Tujuan penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui faktor  yang menyebabkan bahasa Melayu diterima sebagai bahasa
 Nasional.
2. Untuk mengetahui fase-fase  penting dalam perkembangan bahasa Melayu menjadi bahasa
 Nasional.
3. Untuk mengetahui kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional.
4. Untuk mengetahui kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara.









BAB II
PEMBAHASAN
2.1SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
Telah dikemukakan pada beberapa kesempatan, bahasa Melayu dipilih menjadi bahasa nasional bagi negara Indonesia merupakan suatu hal yang menggembirakan. Dibandingkan dengan bahasa lain yang dapat dicalonkan menjadi bahasa nasional, yaitu bahasa Jawa (yang menjadi bahasa ibu bagisekitar setengah penduduk Indonesia), bahasa Melayu merupakan bahasa yang kurang berarti.Di Indonesia, bahasaitu diperkirakan dipakai hanya oleh penduduk kepulauan Riau, Linggau dan penduduk pantai-pantai diseberang Sumatera. Namun justru karena pertimbangan itu jualah pemilihan bahasa Jawa akan selalu dirasakan sebagai pengistimewaan yang berlebihan. Alasan kedua, mengapa bahasa melayu lebih berterima dari pada bahasa jawa, tidak hanya secara fonetis dan morfologis tetapi juga secara reksikal, seperti diketahui, bahasa jawa mempunyai beribu-ribu morfen leksikal dan bahkan beberapa yang bersifat gramatikal.Faktor yang paling penting adalah juga kenyataannya bahwa bahasa Melayu mempunyai sejarah yang panjang sebagai Lingua Franca. Dari sumber-sumber China kuno dan kemudian juga dari sumber Persia dan Arab, kita ketahui bahwa kerajaan Sriwijaya di Sumatera Timur paling tidak sejak abad ke -7 merupakan pusat internasional pembelajaran agama Budha serta sebuah negara yang maju yang perdagangannya didasarkan pada perdagangan antara Cina, India dan pulau-pulau di Asia Tenggara.
Bahasa  Melayu mulai dipakai dikawasan Asia Tenggara sejak Abad ke-7. Bukti-bukti yang menyatakan itu adalah dengan ditemukannya prasasti di kedukan bukit karangka tahun 683 M (Palembang), talang tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), kota kapur berangka tahun 686 M (Bukit Barat), Karang Birahi berangka tahun 688 M (Jambi) prasasti-prasasti itu bertuliskan huruf pranagari berbahasa melayu kuno. Bahasa melayu kuno itu hanya dipakai pada zaman Sriwijaya saja karena di Jawa Tengah (Banda Suli) juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa melayu kuno.
Pada zaman Sriwijaya, bahasa melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan , yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahasa melayu dipakai sebagai bahasa perhubungan antar suku di Nusantara. Bahasa melayu dipakai sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar nusantara.
Informasi dari seorang ahli sejarah China I-Tsing yang belajar agama Budha di Sriwijaya, antara lain menyatakan bahwa di Sriwijaya ada bahasa yang bernama Koen Loen (I-Tsing : 63-159), Kou Luen (I-Tsing : 183), K’ouen loven (Ferrand, 1919), Kw’enlun (Ali Syahbana, 1971 : 0001089), Kun’lun (parnikel, 1977 : 91), K’un-lun (prentice 1978 : 19), yang berdampingan dengan sansekerta. Yang dimaksud dengan Koen-Luen adalah bahasa perhubungan (lingua franca) dikepulauan nusantara, yaitu bahasa Melayu.          
Perkembangan dan pertumbuhan bahasa melayu tampak makin jelas dari, peninggalan-peninggalan kerajaan islam, baik yang berupa batu tertulis, seperti tulisan pada batu nisan di Minye Tujah, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil-hasil susastra (abad ke-16 dan ke-17), seperti syair Hamzah Fansuri, hikayat raja-raja Pasai, sejarah melayu, Tajussalatin dan Bustanussalatin. Bahasa melayu menyebar kepelosok nusantara bersama dengan menyebarnya agama islam diwilayah nusantara bahasa melayu mudah diterima oleh masyarakat nusantara sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar suku, antar pedagang, antar bangsa, dan antar kerajaan karena bahasa melayu tidak mengenal tutur.
2.1.1 Faktor yang Menyebabkan bahasa Melayu diangkat sebagai bahasa Nasional
Ada beberapa faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat sebagai bahasa Nasional.
Faktor tersebut adalah:
1. Bahasa Melayu telah digunakan sebagai bahasa kebudayaan, yaitu sebagai bahasa yang digunakan dalam buku-buku yang dapat digolongkan sebagai hasil sastra. Selain itu bahasa melayu telah digunakan sebagai bahasa resmi dalam masing-masing kerajaan nusantara yaitu sekitar abad ke-14. Sejak lama, dari masa Sriwijaya juga Malaka bahasa Melayu telah digunakan sebagai Lingua Franca atau bahasa perhubungan di berbagai wilayah Nusantara.
2.  Sistem aturan bahasa Melayu, baik kosa kata , tata bahasa, atau cara berbahasa, mempunyai sistem yang lebih praktis dan sederhana sehingga lebih mudah dipelajari. Sementara itu bahasa Jawa atau bahasa Sunda mempunyai sistem bahasa yang lebih rumit. Dalam kedua bahasa itu dikenal aturan tingkat bahasa yang cukup ketat. Ada tingkat bahasa halus, kasar, bahkan sangat kasar, dengan kosa kata dan struktur yang berlainan.
3.  Kebutuhan yang sangat mendesak yang dirasakan oleh para pemimpin dan tokoh pergerakan akan adanya bahasa pemersatu yang dapat mengatasi pebedaan bahasa dari masyarakat Nusantara yang memiliki sejumlah bahasa daerah.bahasa itu harus sudah dikenal khalayak dan tidak terlalu sulit dipelajari. Kriteria ini terpenuhi oleh bahasa Melayu sehingga dipilih dan ditetapkan sebagai bahasa Indonesia.
2.1.2PERKEMBANGANBAHASAMELAYU MENJADI BAHASA NASIONAL
2.1.2.1 Bahasa Indonesia Sebelum 1945
Masa permulaan perkembangan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia adalah pada awal abad ke-20. Banyak faktor pendorong, yang utama adalah faktor politik. Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dengan bahasa yang beraneka pula, merasa sulit mencapai kemerdekaan jika tidak ada pemersatu, maka bahasa Indonesia digunakan sebagai alat untuk menjembatani ketergangguan serta kesenjangan komunikasi. Pada tanggal 28 Oktober 1928 para pemuda berkumpul di gedung Indonesische Club, jalan Kramat no. 108 Jakarta, lalu mengikrarkan sumpah pemuda.
Bahasa Indonesia tahun 1945 boleh dikatakan tidak mengalami perubahan yang penting, karena lapangan pemakaian bahasa masih terbatas pada pemakaian bahasa yang mempunyai hubungan denagn gerakan kebangsaandan sebagai bahasa pers dan bahasa sastra.
Selain gerakan kebangsaan, muncul kelompok yang dinamakan sebagai angkatan 33 atau Angkatan Pujangga Baru. Kelompok inidengantegasmenggunakannama Indonesia dan bersemboyankan untuk mendapatkan atau mewujudkan suatu “kebudayaan baru” Indonesia.
Keadaan tersebut terus berlanjut sampai datangnya Jepang. Kedatangan Jepang membuka perspektif yang menguntungkan bagi pengembangan bahasa Indonesia. Pelarangan pemakaian bahasa Belanda dan tidak dikenalnya bahasa Jepang, menyebabkan bahasa Melayu atau bahasa Indonesia harus dipergunakan sebagai bahasa pengantar untuk seluruh dinas mereka pada awal kedatangannya. Dengan demikian bahasa Indonesia semakin dikenal dimana-mana.
2.1.2.2Bahasa Indonesia Sesudah 1945
Dengan diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, berarti ada suatu negara yang bernama Indonesia. Salah satu yang penting bagi negara pada saat itu adalah adanya bahasa yang dapat menghubungkan pemerintah dengan rakyat, yang biasa disebut sebagai bahasa resmi. Dengan memperhatikan faktor: (a) bahasa Indonesia telah dikenal oleh sebagaian besar penduduk Indonesia, dan (b) bahasaIndonesia dapat diterima oleh seluruh penduduk Indonesia, sehinga tidak menimbulkan konflik yang mengganggu kestabilan negara. Sejak diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia, maka kedudukan bahasa Indonesia lebih tinggi lagi. Jika sebelumnya hanya sebagai salah satu alat pemersatu suku-suku di Indonesia, maka sekarang harus memperkokoh persatuan yang telah ada.
BahasaIndonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945, karena pada saat itu Undang – Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Di dalam UUD 1945 disebutkan bahwa “Bahasa Negara Adalah BahasaIndonesia” (Bab XV, Pasal 36)
2.1.3 Peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia
1. Budi Otomo
Pada tahun 1908, Budi Utomo yang merupakan organisasi yang bersifat kenasionalan yang pertama berdiri dan tempat terhidupnya kaum terpelajar bangsa Indonesia, dengan sadar menuntut agar syarat-syarat untuk masuk ke sekolah Belanda diperingan. Pada kesempatan permulaan abad ke-20, bangsa Indonesia asyik dimabuk tuntutan dan keinginan akan penguasaan bahasa Belanda sebab bahasa Belanda merupakan syarat utama untuk melanjutkan pelajaran menambang ilmu pengetahuan barat.
2. Sarekat Islam
Sarekat Islam berdiri pada tahun 1912. mula-mula partai ini hanya bergerak dibidang perdagangan, namun bergerak dibidang sosial dan politik juga. Sejak berdirinya, sarekat islam yang bersifat non kooperatif dengan pemerintah Belanda dibidang politik tidak pernah mempergunakan bahasa Belanda. Bahasa yang mereka pergunakan ialah bahasa Indonesia.
3. Balai Pustaka
Dipimpin oleh Dr. G.A.J. Hazue pada tahun 1908 balai pustaku ini didirikan. Mulanya badan ini bernama Commissie Voor De Volkslectuur, pada tahun 1917 namanya berubah menjadi balai pustaka. Selain menerbitkan buku-buku, balai pustaka juga menerbitkan majalah.
Hasil yang diperoleh dengan didirikannya balai pustaka terhadap perkembangan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia dapat disebutkan sebagai berikut :
1)        Memberikan kesempatan kepada pengarang-pengarang bangsa Indonesia untuk menulis cerita ciptanya dalam bahasa melayu.
2)        Memberikan kesempatan kepada rakyat Indonesia untuk membaca hasil ciptaan bangsanya sendiri dalam bahasa melayu.
3)        Menciptakan hubungan antara sastrawan dengan masyarakat sebab melalui karangannya sastrawan melukiskan hal-hal yang dialami oleh bangsanya dan hal-hal yang menjadi cita-cita bangsanya.
4)        Balai pustaka juga memperkaya dan memperbaiki bahasa melayu sebab diantara syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh karangan yang akan diterbitkan di balai pustaka ialah tulisan dalam bahasa melayu yang bersusun baik dan terpelihara.
4. Sumpah Pemuda
Kongres pemuda yang paling dikenal ialah kongres pemuda yang diselenggarakan pada tahun 1928 di Jakarta. Padahal sebelumnya, yaitu tahun 1926, telah pula diadakan kongres pemuda yang tepat penyelenggaraannya juga di Jakarta. Berlangsungnyakongresinitidak semata-mata bermakna bagi perkembangan politik, melainkan juga bagi perkembangan bahasa dan sastra Indonesia.
Dari segi politik, kongres pemuda yang pertama (1926) tidak akan bisa dipisahkan dari perkembangan cita-cita atau benih-benih kebangkitan nasional yang dimulai oleh berdirinya Budi Utomo, Sarekat Islam, dan Jon Sumatrenan Bond. Tujuan utama diselenggarakannya kongres itu adalah untuk mempersatukan berbagai organisasi kepemudaan pada waktu itu.
Pada tahun itu organisasi-organisasi pemuda memutuskan bergabung dalam wadah yang lebih besar Indonesia muda. Pada tanggal 28 Oktober 1928 organisasi pemuda itu mengadakan kongres pemuda di Jakarta yang menghasilkan sebuah pernyataan bersejarah yang kemudian lebih dikenal sebagai sumpah pemuda. Pertanyaan bersatu itu dituangkan berupa ikrar atas tiga hal, Negara, Bangsa, dan Bahasa yang satu dalam ikrar sumpah pemuda. Peristiwa ini dianggap sebagai awal permulaan bahasa Indonesia yang sebenarnya, bahasa Indonesia sebagai media dan sebagai symbol kemerdekaan bangsa. Tidak bisa dipungkiri bahwa cita-cita itu sudah menjadi kenyataan, bahasa Indonesia tidak hanya menjadi media kesatuan, dan politik, melainkan juga menjadi bahasa sastra indonesia baru.
2.2 KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
Kedudukan bahasa adalah status relatif bahasa sebagai sistem lambang nilai budaya yang dirumuskan atas dasar nilai sosial yang dihubungkan bahasa yang bersangkutan.
Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yang sangat penting yaitu :
1.        Sebagai Bahasa Nasional
Seperti yang tercantum dalam ikrar ketiga  Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ini berarti bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa Nasional yang kedudukannya berada diatas bahasa-bahasa daerah. Jika ditinjau dari segi jumlah penuturnya, luas penyebarannya, peranannya sebagai sarana ilmu, susastra, dan ungkapan budaya lain yang dianggap bernilai maka bahasa Indonesia tidak tertandingi oleh bahasa daerah yang lain. Kedudukan sebagai bahasa nasional ini dimiliki sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober1928.
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
1)      Lambang kebangsaan
Bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari kebangsaan kita. Melalui bahasa nasionalnya, bahasa Indonesia menyatakan harga diri dan nilai-nilai budaya yang dijadikan pegangan hidup. Atas dasar kebanggaan ini, bahasa Indonesia perlu kita pelihara dan kita kembangkan pemakaiannya.
2)      Lambang identitas nasional
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia kita junjung disamping bendera dan negara kita. Dalam melaksanakan fungsinya ini, bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya sendiri hanya apabila masyarakat pemakainya membina mengembangkannya dengan baik.
3)      Alat penghubung antarwarga, antardaerah dan antarbudaya
Bahasa Indonesia memungkinkan berbagai suku bangsa mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan.
4)      Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda ke dalam satu kesatuan kebangsaan yang bulat
Berkat adanya bahasa Nasional, kita dapat berhubungan satu dengan yang lain sehingga kesalahfahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial budaya dan bahasa dapat dihindari. 
2.        Sebagai Bahasa Negara
Tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 (Bab XV Pasal 36) mengenasi kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia.
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
1)      Bahasa resmi kenegaraan
Bahasa Indonesia dipergunakan dalam administrasi kenegaraan, upacara atau peristiwa kenegaraan baik secara lisan maupun dalam bentuk tulisan, komunikasi timbal-balik antar pemerintah dan masyarakat. 
2)      Bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan
Sebagai bahasa pengantar, bahasa Indonesia dipergunakan di lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun non formal, dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.
3)      Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
Bahasa Indonesia tidak hanya dipakai sebagai alat komunikasi timbal-balik antar pemerintah dan masyarakat luas atau antar suku tetapi juga alat perhubungan di dalam masyarakat yang keadaan sosial dan budaya dan bahasanya sama. 
4)      Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat yang memungkinkan kita membina serta mengembangkan kebudayaan nasional sehingga memiliki identitasnya sendiri, yang membedakannya dengan bahasa daerah. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, baik dalam bentuk penyajian pelajaran, penulisan buku atau penerjemahan, dilakukan dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian masyarakat bangsa kita tidak tergantung sepenuhnya kepada bangsa-bangsa asing di dalam usahanya untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern serta untuk ikut serta dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.3UPAYA PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA
Bahasa adalah yang terpadu dengan unsur-unsur lain didalam jaringan kebudayaan. Pada waktu yang sama, bahasa merupakan sarana pengungkapan nilai-nilai bedaya. Pikiran dan nilai-nilai kehidupan kemasyarakatan. Perkembangan kebudayaan Indonesia kearah peradaban modern sejalan dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya perkembangan cara berpikir yang ditandai oleh kecermatan, ketepatan, dan kesanggupan menyatakan isi pikiran secara eksplisit.
1.      Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan bidang pendidikan.Upaya yang dapat dilakukan adalah memainkan peran guru untuk meningkatkan minat baca sehingga bahasa Indonesia dapat dikembangkan pada semua mata pelajaran.
2.      Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan bidang komunikasi.Media massa merupakan salah satu saran yang penting untuk membina dan mengembangkan bahasa Indonesia dalam rangka pembangunan bangsa karena media massa telah memberikan perkembangan yang berharga dalam pertumbuhan bahasa Indonesia melalui media massa, baik secara tertuis maupun lisan. Ada kata yang cenderung kehilangan maknanya yang sesungguhnya dalam ragam lisan ada lafal baku. Disamping itu, dalam keadaan atau kesempatan tertentu masih dipakai bahasa atau bahasa asing.
3.      Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan bidang kesenian
Bahasa Indonesia yang dipergunakan didalam banyak karya sastra cerita anak-anak, lagu, teater dan film menunjukkan adanya banyak ketimpangan. Dalam hal sastra dan buku anak-anak , hal ini disebabkan oleh penggunaan bahasa yang kurang sempurna dari kebanyakan pengarang kita, disamping masih tidak pastinya peranan redaktur dalam penerbitan.Pemakaian bahasa Indonesia dalam film lebih banyak merupakan barang dagangan pemburuk keuntungan bagi pengusaha, penulis skenario yang dipilihnya kebanyakan tidak menguasai teknik penulisan yang baik.
4.      Pembinaan dan pengembangan bahasa dalam kaitannya dengan bidang ilmu dan, teknologi.Oleh karena antara bahasa dan alam pemikiran manusia terdapat jalinan yang erat, maka keberhasilan dari pemoderenan itu sangat bergantung kepada corak alam pemikiran manusia Indonesia yang merupakan hasil sintesis antara nilai-nilai yang berakar pada kebudayaan etnis yang tradisional dan nilai-nilai bebudayaan yang melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Proses sintesis itu dipikirkan sebagai suatu proses yang mempertinggi potensi kreatif yang dapat menjelaskan suatu kebudayaan yang khas Indonesia.



















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari makalah ini, bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Melayu dipilih sebagai bahasa pemersatu (bahasa Indonesia) karena :
1.    Bahasa melayu menjadi perwakilan karena bahasa melayu mewakili bahasa yang dipakai oleh kelompok kecil yang dibandingkan oleh kelompok besar seperti bahasa jawa. Hal ini untuk menghindari adanya tanggapan pengistimewaan yang berlebihan terhadap bahasa jawa.
2.    Bahasa melayu lebih bersifat linguistik dan tidak memiliki tingkat tutur yang sulit
3.    Bahasa melayu mempunyai sejarah sebagai “Lingua Franca” yang digunakan pada masa kerajaan sriwijaya mengalami kemajuan atau masa kejayaan.
3.2 Saran
Bahasa Indonesia yang kita ketahui sebagai mana dari penjelasan terdahulu memiliki banyak rintangan dan kendala untuk mewujudkan menjadi bahasa pemersatu, bahasa nasional, bahasa Indonesia. Sehingga kita              generasi penerus mampu untuk membina, mempertahankan bahasa Indonesia ini, agar tidak mengalami kemerosotan dan dipergunakan dengan baik oleh pihak luar.













DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Muhsin. 1990.
Sejarah dan Standarisasi Bahasa Indonesia. Bandung:   
            sinar baru algesindo. Aripin Z.E,

Faizal, M, dkk. 2009. Kajian Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Direktorat jendral
        Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

.

makalah perkembangan bahasa

Posted by : Puji Rokhayanti
Date :Kamis, 01 Desember 2011
With 0komentar
Next Prev
▲Top▲