Makalah tentang Kewajiban Penulis

| Sabtu, 31 Mei 2014

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Karya tulis ilmiah adalah sebuah karangan yang disusun sistematis dan bersifat ilmiah. Ada beberapa jenis dari karya ilmiah, antara lain skripsi, tesis, disertasi, dan masih banyak lagi. Kegiatan penelitian, pengembangan dan evaluasi disebut sebagai kegiatan ilmiah apabila yang dipermasalahkan berada di kawasan ilmu dan menggunakan metode berpikir ilmiah dalam pengkajiannya.
Membuat karya tulis ilmiah adalah menulis usulan-usulan yang benar dan berupa pernyataan-pernyataan tentang fakta, atau kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dari fakta (biasanya hasil observasi, hasil penelitian, atau hasil telaahan seksama) dan merupakan pengetahuan. Karya tulis ilmiah yang dimaksud adalah pemakluman sesuatu hal yang disertai keterangan dan penjelasan secukupnya, sehingga memperlihatkan kebenaran fakta yang mendasari pernyataan tersebut.
Dalam penulisan sebuah karya ilmiah ada beberapa tata cara yang harus dilakukan oleh seorang penulis dan ada beberapa kewajiban yang harus dilakukan oleh seoarang penulis saat ia menulis sebuah karya ilmiah.


B.  Rumusan Masalah
1.    Apakah yang dimaksud dengan karya ilmiah?
2.    Bagaimana sikap penulis dalam menulis karya ilmiah?
3.    Bagaimana kewajiban penulis dalam menulis karya ilmiah?

C.  Tujuan
1.    Mengetahui pengertian dari karya ilmiah.
2.    Mengetahui sikap penulis dalam menulis karya ilmiah.
3.    Mengetahui kewajiban penulis dalam menulis karya ilmiah.





BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilmiah adalah suatu karangan yang disusun secara sistematis dan bersifat ilmiah. Sedangkan menulis Karya Ilmiah adalah suatu keterampilan seseorang yang didapat melalui berbagai latihan menulis. Hasil pemikiran, baik konseptual maupun yang disertai bukti empirik yang penyusunan dan penyajiannya didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan.
Ilmiah artinya bersifat dan berada pada kawasan ilmu. Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang memiliki ciri yang khas, diantaranya diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah. Karya tulis ilmiah memiliki ciri khas yaitu : kebenarannya, metode kajiannya, dan tata cara penulisannya bersifat keilmuan. Bentuk, format penulisan ilmiah sangat beragam, mulai dari laporan ilmiah yang berbentuk buku atau artikel sampai dengan gagasan yang ditulis melalui media massa.

B.  Sikap Penulis Dalam Karya Ilmiah
Salah satu ciri karya ilmiah adalah bersifat obyektif. Ini berarti penulis berusaha menyajikan tulisanya berdasarkan fakta dan data yang cukup kuat atau selalu mendukung argumentasi yang disajikannya dengan berbagai teori yang telah diakui kebenarannya atau pengalaman empiris yang diakui kalangan luas.
Penulis karya ilmiah harus mampu mengendalikan diri. Dia tidak dapat memutar balikkan fakta karena dia harus menyajikan masalah atau topik sesuai dengan kenyataanya. Sikap penulis seperti ini tercermin dalam gaya bahasa karya ilmiah yang bersifat impersonal, yang ditandai dengan banyak menggunakan bentuk pasif dan tidak menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua, yang semuanya memberi kesan bahwa penulis mengambil jarak dari tulisanya. Penggunaan ragam bahasa resmi atau formal membantu penulis untuk menampilkan sikap ini. tulisan yang bersifat impersonal yaitu sesuatu yang bersifat tidak mengenai orang tertentu, tetapi berlaku secara umum.
Sikap Ilmiah dalam membuat Karya Ilmiah :
a.      Sikap Ingin Tahu
Apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiea; kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
b.      Sikap Kritis
Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti – bukti pada waktu menarik kesimpulan; Tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain; bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat.
c.       Sikap obyektif
Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek.
d.      Sikap ingin menemukan
Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru; kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif; selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
e.       Sikap menghargai karya orang lain
Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
f.        Sikap tekun
Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
g.      Sikap terbuka
Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.buka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.
C.  Kewajiban Penulis Dalam Karya Menulis Karya Ilmiah
Kewajiban yang harus dilakukan oleh penulis dalam menulis sebuah karya ilmiah adalah :
a.    Memilih tema
Tema sebuah karangan merupakan ide dasar atau ide pokok sebuah tulisan. Biasanya tema tidak dapat dilihat dengan kasat mata dalam sebuah karangan, karena bukan terdapat dalam sebuah kalimat yang utuh, tetapi tema merupakan cerminan dari keseluruhan isi karangan dari awal sampai akhir. Tema merupakan amanat atau pesan-pesan yang dapat dipetik dari karangan. Rumusan dari simpulan yang berupa pesan-pesan pengarang.
Hal-hal yang harus diketahui dan dipahami oleh seorang penulis untuk menentukan dan memilih topik yang baik adalah sebagai berikut:
·      Topik sebaiknya aktual.
·      Topik sebaiknya berasal dari dunia atau bidang kehidupan yang akrab dengan penulis.
·      Topik sebaiknya memiliki nilai tambah atau memiliki arti yang penting, baik bagi penulis sendiri atau bagi orang lain.
·      Topik sebaiknya selaras dengan tujuan pengarang dan selaras dengan calon pembaca.
·      Topik sebaiknya asli, bukan pengulangan atas hal yang sama yang pernah disajikan oleh orang lain.
·      Topik sebaiknya tidak menyulitkan pencarian data, bahan, dan informasi lain yang diperlukan.
b.    Tertib dalam mengutip
Dalam tradisi mengarang ilmiah berlaku mengutip pendapat orang lain. Karya ilmiah pada umumnya merupakan hasil pengamatan atau penelitian yang merupakan lanjutan dari penelitian yang terdahulu. Dengan kata lain, hasil-hasil penelitian orang lain, pendapat ahli, baik yang dilisankan maupun yang dituliskan dapat digunakan sebagai rujukan untuk memperkuat uraian atau untuk membuktikan apa yang dibentangkan (Walija, 1996:125). Dalam dunia tulis menulis ilmiah ada dua macam jenis kutipan, yaitu: kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung dalam pengutipannya harus diberi tanda kutip (“… “). Sedangkan kutipan tidak langsung tidak diberikan tanda kutip. Namun, kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung dalam tertib mengutip harus diberikan tanda dengan catatan kaki (foot notes). Catatan kaki bukan hanya untuk menunjukkan sumber kutipan, melainkan juga dipergunakan untuk memberikan keterangan tambahan terhadap uraian atau teks.
Ada beberapa prinsip mengutip, yaitu:
·      Tidak mengadakan perubahan,
·      Memberitahu bila sumber kutipan mengandung kesalahan,
·      Memberitahu bila melakukan perbaikan, dan
·      Memberitahu bila menghilangkan bagian-bagian tertentu yang ada didalam kutipan.
c.    Memiliki pola berpikir
Karya ilmiah disusun secara sistematis menurut aturan atau kaidah tertentu berdasarkan hasil dari berpikir ilmiah. Tidak semua karya tulis dinamakan karya ilmiah, sebab tidak semua proses berpikir adalah berpikir ilmiah. Secara umum dapat dibedakan menjadi dua pola berpikir, yakni berpikir deduktif dan berpikir induktif.
1.    Berpikir deduktif
Berpikir deduktif atau berpikir rasional merupakan sebagian dari berpikir ilmiah. Logika deduktif yang dipergunakan dalam berikir rasional merupakan salah satu unsur dari metode ilmiah. Dalam logika deduktif, menarik suatu kesimpulan dimulai dari pernyataan umum menuju pernyataan-pernyataan khusus dengan menggunakan penalaran atau rasio (berpikir rasional).
Hasil atau produk berpikir deduktif dapat digunakan untuk menyusun hipotesis, yakni jawaban sementara yang kebenarannya masih perlu diuji atau dibuktikan melalui proses keilmuan selanjutnya. Salah satu cara untuk membuktikannya bisa dengan menggunakan argumentasi teoritis melalui penalaran. Dalam berpikir deduktif, proses berpikir hanya sampai kepada menurunkan hipotesis. Pengujian hipotesis secara empiris melalui verifikasi data tidak dilakukan.
2.    Berpikir induktif
Proses berpikir induktif adalah kebalikan dari berpikir deduktif, yakni pengambilan kesimpulan dimulai dari pernyataan atau fakta-fakta khusus menuju pada kesimpulan yang bersifat umum. Proses berpikir induktif tidak dimulai dari teori yang bersifat umum, tetapi dari fakta atau data khusus berdasarkan pengamatan di lapangan atau pengalaman empiris. Data dan fakta hasil pengamatan empiris disusun, diolah, dikaji, untuk kemudian ditarik maknanya dalam bentuk  pernyataan atau kesimpulan yang bersifat umum.
Menarik kesimpulan umum dari data khusus berdasarkan pengamatan empiris tidak menggunakan rasio atau penalaran, tetapi menggunakan cara lain, yakni menggeneralisasikan fakta melalui statistika. Demikian juga hipotesis tidak diturunkan dari teori keilmuan. Ada semacam kecenderungan kebenaran hasil analisis data dikaitkan dengan teori ilmiah hanya sekedar untuk membenarkan kesimpulan induktif.
3.    Berpikir ilmiah
Berpikir ilmiah menggabungkan berpikir deduktif dengan berpikir induktif. Hipotesis diturunkan dari teori, kemudian diuji melalui verifikasi data secara empiris. Dengan demikian terjadi siklus berpikir. Berpikir rasional menghasilkan hipotesis, kemudian kebenaran hipotesis mengalami pengujian secara empiris. Pengujian tersebut adalah dengan jalan mengumpulkan dan menganalisis data yang relevan untuk menarik kesimpulan apakah hipotesis itu benar atau tidak. Hipotesis yang ternyata didukung oleh fakta empiris dikukuhkan sebagai jawaban yang definitif.
d.   Menulis daftar pustaka
Daftar pustaka merupakan daftar sejumlah buku acuan atau referensi yang menjadi bahan utama dalam suatu tulisan ilmiah. Selain buku, majalah, surat kabar, catatan harian, dan hasil pemikiran ilmuan juga dapat dijadikan sebagai referensi dalam menulis. Walija (1996:149) mengatakan bahwa daftar pustaka atau bibliografi adalah daftar buku atau sumber acuan lain yang mendasari atau menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan karangan. Unsur-unsur pada daftar pustaka hampir sama dengan catatan kaki. Perbedaannya hanya pada daftar pustaka tiada nomor halaman.
Unsur-unsur daftar pustaka adalah :
a)    Buku sebagai Bahan Referensi
Nama pengarang, diurutkan berdasarkan huruf abjad (alfabetis). Jika nama pengarang lebih dari dua penggal nama terakhir didahulukan atau dibalik. Tahun terbit buku, didahulukan tahun yang lebih awal jika buku dikarang oleh penulis yang sama. Judul buku, dimiringkan tulisannya atau digaris bawahi. Data publikasi, penerbit, dan tempat terbit. DAFTAR PUSTAKA ditulis dengan huruf kapital semua dan menempati posisi paling atas pada halaman yang terpisah.
b)   Rujukan dari Internet Berupa Artikel dari Jurnal
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti oleh tahun, judul karya (dicetak miring) dengan diberikan keterangan dalam kurung (Online), volume dan nomor, dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung. Contoh: Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), jilid 5, No 4, (http://www.malang.ac.id, diakses 20 Januari 2000)
c)    Rujukan dari Internet Berupa E-mail Pribadi
Nama pengirim (jika ada) disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail pengirim), diikuti oleh tanggal, bulan, tahun, topik isi bahan (dicetak miring), nama yang dikirimi disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail yang dikirim). Contoh: Davis, A. (a.davis @uwts.edu.au). 10 Juni 1996. Learning to Use Web Authoring Tolls. Email kepada Alison Hunter (huntera @usq.edu.au)
Dalam menulis sebuah karya seorang penulis berkewajiban atas beberapa hal, yaitu :
1. Tulisan penulis akan memandu masyarakat untuk mendidik mereka tentang hak dan tanggung jawab.
2. Tulisan penulis tidak akan menimbulkan kekerasan dalam masyarakat.
3.Tulisan penulis tidak akan menimbulkan kebingungan di kalangan pembaca.
4. Pesan-pesan dalam tulisan-tulisannya harus sangat jelas dan tidak boleh ambigu.
5.Tulisan penulis harus menyampaikan hal yang sama untuk semua pembaca. Ini harus memungkinkan para pembaca untuk membuat interpretasi yang berbeda.
6. Statistik dan fakta-fakta yang disebutkan dalam tulisan-tulisan nya harus benar dan adil di terbaik-nya atau pengetahuannya.
7. Tulisan penulis tidak berisi kata-kata yang kurang pantas untuk pembaca.
8. Tulisan penulis akan mendukung menjaga perdamaian dan melayani pembaca dan masyarakat.
9. Tulisan penulis akan informatif bagi orang yang mencari pengetahuan informasi yang tepat dan informasi yang berguna.
10. Tulisan penulis harus ditinjau dengan hati-hati sebelum dipublikasikan di media.
11.Tulisan penulis tidak boleh mengkritik budaya dan adat istiadat yang dihormati serta diikuti oleh masyarakat.
12.Tulisan penulis harus memperjuangkan hak-hak dari orang-orang untuk masyarakat.









BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Karya ilmiah adalah suatu karangan yang disusun secara sistematis dan bersifat ilmiah. Ilmiah artinya bersifat dan berada pada kawasan ilmu. Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang memiliki ciri yang khas, diantaranya diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah. Salah satu ciri karya ilmiah adalah bersifat obyektif. Ini berarti penulis berusaha menyajikan tulisanya berdasarkan fakta dan data yang cukup kuat atau selalu mendukung argumentasi yang disajikannya dengan berbagai teori yang telah diakui kebenarannya atau pengalaman empiris yang diakui kalangan luas.
Kewajiban yang harus dilakukan oleh penulis dalam menulis sebuah karya ilmiah adalah :
a.       Memilih tema
b.      Tertib dalam mengutip
c.       Memiliki pola berpikir
d.      Menulis daftar pustaka

B.     Saran
Sebagai calon guru menulis karya ilmiah sangat diperlukan untuk melengkapi tugas akhir. Seorang penulis harus memiliki sikap yang baik dan memiliki tanggung jawab dalam menuliskan sebuah karya ilmiah.









DAFTAR PUSTAKA

I.G.A.K. Wardani, dkk. 2009. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : Universitas Terbuka. 
Sudjana, Dr. Nana. 1987. Tuntunan Penyususan Karya Ilmiah. Jakarta : Sinar Baru Algensindo
Suhardjono. 1996. Karya Tulis Ilmiah Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Depdikbud.
http://kangmahfudz.blog.com/2013/12/01/teknik-menulis-karya-ilmiah/, diunduh pada tanggal 6 Maret 2013 pukul 20.00 WIB.




0 komentar:

Next Prev
▲Top▲