BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bahasa
merupakan alat komunikasi yang urgen dalam kehidupan manusia. Melalui bahasa,
manusia dapat memaknai berbagai keragaman dalam aktivitas keseharianya. Bahasa
juga berperan sebagai simbol persatuan bangsa.
Tujuan
manusia berkomunikasi lewat bahasa adalah agar saling memahami antara pembicara
dan pendengar, atau antara penulis dan pembaca. Dalam berkomunikasi, kata
disatu-padukan dalam satu konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah
sintaksis yang ada dalam suatu bahasa.
Dalam
hal ini, kita sebagai seorang mahasiswa, kaidah penulisan berdasarkan kriteria
keilmiahan menjadi hal yang lazim ditemui. Oleh karena itu, guna
meningkatkan pemahaman mengenai analisis kesalahan dalam suatu penulisan karya
tulis ilmiah sebagai bagian dari ruang lingkup keilmiahan.
Dengan
ini penulis berupaya menganalisis sebuah karya ilmiah (makalah) yang berjudul
“Kenakalan Remaja: Penyebab dan Antisipasinya.” Semoga dapat bermanfaat bagi
mahasiswa dalam memahami teknik penulisan karya ilmiah yang baik.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut,
1.
Bagaimanakah
teknik penulisan karya ilmiah yang sesuai dengan tata tulis karya ilmiah?
2.
Kesalahan
apa sajakah yang ditemukan dalam karya ilmiah “Kenakalan Remaja: Penyebab dan
Antisipasinya”?
3.
Bagaimanakah
revisi dari kesalahan teknik penulisan karya ilmiah tersebut?
C.
Tujuan
Tujuan
dari penulisan makalah ini yaitu,
1. Mengetahui teknik penulisan karya ilmiah
yang sesuai dengan tata tulis karya ilmiah.
2. Mengetahui kesalahan yang yang ditemukan
dalam karya ilmiah “Kenakalan Remaja: Penyebab dan Antisipasinya”.
3. Mengetahui revisi dari kesalahan teknik
penulisan karya ilmiah “Kenakalan Remaja: Penyebab dan Antisipasinya”.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teknik Penulisan Karya Ilmiah
1. Unsur Kebahasaan dalam Karya Ilmiah
a. Diksi
Diksi
adalah pilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam
menulis atau berbicara (Kridalaksana 1982:35). Dalam diksi harus diperhatikan
dalam membedakan antara makna konseptual atau denotatif, makna
asosiatif dan makna konotatif, antara kata umum dan kata profesional,
antara kata formal dan nonformal, kata khusus dan kata umum,antara sinonim
dan antonim dan lain-lain.
b. Kalimat efektif
Kalimat
dikatakan efektif bila kalimat tersebut dapat menimbulkan gagasan yang sama
tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh
pembicara atau penulis.
c. Paragraf
Paragraf
merupakan satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat. Kalimat
di dalam paragraf itu harus disusun secara runtut dan sistematis, sehingga
dapat dijelaskan hubungan antar kalimat satu dengan kalimat yang lainnya dalam
paragraf itu. Satu hal lagi yang harus dicatat di dalam sebuah paragraf yakni,
bahwa paragraf itu harus merupakan satu kesatuan yang padu dan utuh.
Ciri-ciri Paragraf yang
Efektif
a) Kesatuan
paragraf
b) Kepaduan paragraf
c) Ketuntasan paragraf
d) Konsistensi sudut
pandang paragraf
e) Keruntutan
paragraf
2. Kaidah Penulisan Karya Ilmiah
Penulisan
karya ilmiah mengikuti dua kaidah, yaitu kaidah penulisan yang bersifat umum
dan kaidah penulisan yang bersifat khusus. Kaidah umum adalah kaidah tentang
bahasa Indonesia baku dan ejaan yang berlaku secara umum. Kaidah khusus
meliputi:
a. Penulisan Sistematika
Penulisan sistematika
atau pemeringkatan judul dan subjudul dalam karya ilmiah terdapat dua aturan,
yaitu menggunakan jenis huruf, ukuran, pencetakan, serta letak yang berbeda dan
menggunakan angka Arab atau perpaduan angka Arab dan huruf latin.
b. Perujukan atau Pengutipan
Perujukan dilakukan
dengan menggunakan nama akhir, tahun, dan halaman buku. Jika ada dua pengarang,
perujukan dilakukan dengan cara menyebut nama akhir kedua pengarang tersebut.
Jika pengarangnya lebih dari dua orang, penulisan rujukan dilakukan dengan cara
menulis nama akhir dari pengarang pertama diikuti dengan dkk. untuk orang Indonesia dan et
al. untuk orang asing. Jika nama pengarang tidak disebutkan, yang
dicantumkan dalam rujukan adalah nama lembaga yang menerbitkan, nama dokumen
yang diterbitkan, atau nama koran/ majalah. Untuk karya ilmiah terjemahan,
perujukan dilakukan dengan cara menyebutkan nama pengarang aslinya. Rujukan
dari dua sumber atau lebih yang ditulis oleh pengarang yang berbeda dicantumkan
dalam satu tanda kurung, dibatasi titik koma (;) sebagai tanda pemisahnya.
Teknik
Pengutipan
a. Kutipan Langsung
Kutipan
langsung yang kurang atau sama dengan empat baris dapat dilakukan dengan
cara-cara berikut: (i) kutipan ditulis inklusif dengan teks; (ii) memakai tanda
petik dua di awal dan di akhir kutipan; (iii) awal kutipan memakai huruf
kapital; (iv) diikuti nama akhir pengarang (marga), tahun terbit buku, halaman
buku; penulisan ini dapat disajikan di awal atau di akhir kutipan.
Kutipan
langsung yang lebih dari empat baris dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
(i) ditulis eksklusif (terpisah) dari teks 2,5 spasi; (ii) ditulis dalam satu
spasi; (iii) memakai tanda petik dua atau pun tidak (opsional); (iv) semua
kutipan dimulai dari 7—10 ketukan dari sebelah kiri teks; (v) Awal kutipan
memakai hurup kapital; (vi) diikuti nama akhir pengarang (marga), tahun terbit
buku, halaman buku; penulisan ini dapat disajikan di awal atau di akhir
kutipan.
b. Kutipan Tidak Langsung
Pengutipan
ini dilakukan dengan cara-cara berikut: (i) kutipan disatukan (inklusif) dengan
teks; (ii) tidak memakai tanda petik dua; (iii) Menggunakan ungkapan mengatakan bahwa,
menyatakan bahwa, mengemukakan bahwa, berpendapat bahwa
dll; (iv) Mencantumkan nama akhir pengarang (marga), tahun, dan halaman.
c. Penulisan Daftar Pustaka
Teknik Penulisan Daftar Pustaka
Unsur-unsur
yang dituliskan dalam daftar pustaka adalah sebagai berikut:
a. Nama pengarang, ditulis
dengan urutan: nama belakang, nama depan dan nama tengah tanpa gelar akademik.
b. Bila pengarang ada dua,
nama yang dibalikkan urutannya hanya nama pengarang pertama.
Contoh:
Pardede,
Parlin dan Kerdit Simbolon. 2008. …
c.
Jika nama pengarang ada tiga atau lebih, nama pengarang
pertamalah yang diputar dan diikuti oleh dkk. atau et. all.
Contoh:
Tobing,
Maruli dkk. 2009. …
d. Bila tidak terdapat nama
pengarang, nama departeman atau lembagalah yang ditulis; bila tidak ada
kedua-duanya, tulislah tanpa pengarang, atau tanpa lembaga.
Contoh:
Undang-Undang Republik
Indonesia No 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2004. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
e. Judul buku harus dicetak miring dalam komputer
atau digarisbawahi dalam mesin tik atau tulisan tangan;
f. Judul artikel, skripsi,
tesis, atau disertasi yang belum dibukukan diapit oleh tanda petik dua;
g. Bila ada edisi/cetakan
ditulis sesudah judul buku;
h. Jika buku tersebut
merupakan terjemahan dari buku bahasa asing, penerjemah ditulis sesudah edisi
atau judul buku. Jika tahun penerbitan buku asli tidak disebutkan, tuliskan
kata ‘Tanpa tahun’.
Contoh:
Ary, D.C. Tanpa Tahun. Pengantar Penelitian Pendidikan. Terjemahan oleh Arif
Furhan. 1992. Surabaya: Usaha Nasional.
Segers, Rien T.1980. Evaluasi Teks Sastra. Terjemahan oleh Suminto A.
sayuti. 2000. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
i.
Spasi dalam daftar pustaka adalah satu spasi; Perpindahan dari
satu pengarang ke pengarang yang lain adalah dua spasi.
j.
Bila dalam satu buku diperlukan dua baris atau lebih, baris yang
kedua dan selanjutnya diketik lebih menjorok ke kanan antara 5-7 ketuk.
k.
Jika seorang pengarang menuliskan lebih dari satu buku, nama
pengarang ditulis satu kali; nama pengarang itu diganti dengan garis panjang
atau tanpa garis panjang dan urutan penulisannya berdasarkan tahun
terbit;
Contoh:
Badudu,
J.S. 1985. Cakrawala Bahasa Indonesia 1. Jakarta:
PT Gramedia.
_______ 1987. Membina Bahasa Indonesia Baku 2, Cet. X, Bandung:
Pustaka Prima.
l.
Bila ada dua atau lebih buku (karya ilmiah) dari seorang
pengarang yang ditulis dalam tahun yang sama, urutan penulisannya diikuti nomor
urut a, b, c, dsb.
Contoh:
Djajasudarma, T. Fatimah. 1993a Semantik 2: Pemahaman Ilmu
Makna. Bandung: PT Eresco.
_______ 1993b. Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian.
Bandung: PT Eresco.
m.
Bila rujukan merupakan artikel dalam jurnal, nama penulis
ditulis paling depan, diikuti dengan tahun, judul artikel (diapit tanda petik
ganda), nama jurnal (cetak miring), tahun ke-n jurnal, nomor jurnal dan nomor
halaman artikel (dalam kurung, dipisahkan oleh tanda titik dua);
Contoh:
Pardede, Parlindungan. 2009. “Developing Students Pronunciation
Using Drill Technique: An Action Research Report”. Dinamika Pendidikan,
3 (1: 1-17). Jakarta: FKIP-UKI.
n.
Bila rujukan merupakan artikel yang disajikan dalam seminar,
lokakarya, atau penataran, nama penulis ditulis paling depan, diikuti oleh
tahun, judul artikel (diapit tanda petik ganda), kemudian dilanjutkan dengan
pernyataan “Makalah disajikan dalam …” nama forum, lembaga penyelenggara,
tempat, tanggal, bulan dan tahun penyelenggaraan.
Contoh:
Pardede, Parlindungan. 2009. “Teaching Language Through Songs”.
Makalah disajikan dalam Lokakarya Teaching English to Young Learners yang
diselenggarakan oleh FKIP-UKI di Jakarta pada tanggal 25 September 2009.
o.
Bila rujukan merupakan artikel individual yang diakses dari
internet, nama penulis ditulis paling depan, diikuti oleh tahun, judul karya,
keterangan (Online), alamat sumber rujukan, dan keterangan waktu pengunduhan
yang diapit tanda kurung.
Contoh:
Boon, J. (tanpa tahun). “An Introduction to Anthropology of Religion.” (Online)http://www.joe.org/june33/95.html (Diunduh pada tanggal 17 Juni 2010).
p.
Bila rujukan merupakan artikel dari jurnal yang diakses dari
internet, nama penulis ditulis paling depan, diikuti oleh tahun, judul karya, nama jurnal (cetak
miring), keterangan (Online), volume dan nomor, alamat sumber rujukan, dan
keterangan waktu pengunduhan yang diapit tanda kurung.
Contoh:
Griffith, A.I. 1995. “Coordinating Family and School: Mothering
for Schooling.” Education policy Analysis Archive.
(Online). Vol. 3 No. 1., http://olam.ed.asu.edu/epaa/ (Diunduh pada tanggal 17 February 2007).
q.
Bila rujukan merupakan
artikel dalam jurnal dalam CD-ROM, penulisannya sama dengan rujukan dari
artikel cetak, diakhiri dengan penyebutan CD-ROMnya dalam tanda kurung.
Contoh:
Krashen, S. M. Long, dan R. Scarcella. 1977. “Age, Rate and
Eventual Attainment in Second Language Acquisition. TESOL Quarterly, 13: 578-82
(CD-ROM: TESOL Quarterly Digital).
r.
Jika rujukan merupakan artikel yang diperoleh dari internet
berupa e-mail pribadi, penulisannya diawali dengan nama pengirim (jika ada),
diikuti oleh alamat e-mail pengirim dalam tanda kurung, tanggal, bulan, tahun,
topik berita yang diapit oleh tanda petik ganda, keterangan “E-mail kepada …,
dan diakhiri dengan alamat e-mal penerima dalam tanda kurung.
Contoh:
Pardede, Parlindungan (ParlindunganPardede@uki.ac.id), 5 Juni
2010. Artikel untuk Jurnal Dinamika Pendidikan. E-mail kepada Situjuh Nazara
(SitujuhNazara @uki.ac.id)
s.
Perhatikan urutan penulisan; Nama keluarga/marga, (dipisahkan koma), nama diri(diakhiri
titik), tahun terbit, (diakhiri titik), judul buku, (diakhiri
titik atau titik dua bila ada anak judul dan dicetak miring), cetakan (diakhiri
titik), nama tempat (diakhiri titik dua),nama penerbit (diakhiri titik).
B.
Analisis Kesalahan yang Ditemukan dalam Karya Ilmiah
“Kenakalan Remaja: Penyebab dan Antisipasinya”
1.
Kesalahan
Diksi
Diksi
memegang peranan penting dalam mencapai efektivitas penulisan. Berikut ini
beberapa analisis kesalahan-kesalahan dalam diksi:
Contoh:
1) Ia sedang mencari pola hidup yang
paling sesuai baginya dan ini pun sering dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun melalui
banyak kesalahan.
2) Apabila si remaja melakukan aktifitas yang positif, hal ini tidak
akan menimbulkan masalah. Namun demikian, jika ia melakukan kegiatan yang
negatif maka lingkungan dapat terganggu. Sering perbuatan negatif ini hanya
terdorong rasa iseng saja. Tindakan iseng ini selain untuk mengisi waktu juga
tidak jarang dipergunakan para remaja untuk menarik perhatian lingkungannya.
Perhatian yang diharapkan dapat berasal dari orang tuanya maupun kawan sepermainannya.
Celakanya, kawan sebaya sering
menganggap iseng dan berbahaya adalah salah satu bentuk pamer sifat jagoan yang
sangat membanggakan, misalnya ngebut tanpa lampu di malam hari, mencuri,
merusak, minum-minuman keras, obat bius, dan sebagainya.
3) Selama seseorang masih memerlukan fihak lain untuk mengendalikan
dirinya sendiri, selama itu pula ia akan berpotensi melanggar peraturan
bila si pengendali tidak berada di dekatnya.
4) Orang tua hendaknya justru menjadi
teladan di depan, di tengah membangkitkan semangat, dan di belakang mengawasi
segala tindak-tanduk si remaja.
Analisis kesalahannya
yaitu:
No
|
Kesalahan
|
Analisis
|
|
1.
|
Metoda
|
Tidak
sesuai dengan kaidah dalam penulisan karya tulis ilmiah
|
|
2.
|
Kawan
|
Kurang
sesuai dengan konteks kalimatnya
|
|
3.
|
Aktifitas
|
Tidak
sesuai dengan kaidah dalam penulisan karya tulis ilmiah
|
|
4.
|
Fihak
|
Tidak
sesuai dengan kaidah dalam penulisan karya tulis ilmiah
|
|
5.
|
Tindak-tanduk
|
Tidak
sesuai dengan kaidah dalam penulisan karya tulis ilmiah
|
|
2.
Analisis
Kesalahan Kata
Berikut
ini beberapa analisis kesalahan-kesalahan dalam kata:
Contoh:
1) Sebagian besar orang tua di zaman
sekarang amatlah sibuk mencari
nafkah.
2) Orang tua sudah tidak akan merasa kuatir lagi menghadapi
anak-anaknya yang beranjak remaja. Orang tua tidak akan ragu lagi menyonsong era globalisasi.
3) Sedangkan, pengertian pacaran dalam era
globalisasi informasi ini sudah sangat berbedah
dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu.
No.
|
Kesalahan
|
Analisis
|
1.
|
Amatlah sibuk
|
Kesalahan dalam
penulisan kata
|
2.
|
Menyonsong
|
Kesalahan dalam
penulisan kata
|
3.
|
Kuatir
|
Kesalahan dalam
penulisan kata
|
4.
|
Berbedah
|
Kesalahan dalam
penulisan kata
|
3.
Kesalahan
Kalimat
Dalam
bahasa indonesia dikatakan bahwa kejatian subjek itu sesungguhnya ditentukan
oleh predikatnya. Jadi, sebuah satuan kebahasaan akan dapat disebut sebagai
kalimat hanya apabila satuan kebahasaan itu memiliki fungsi subjek dan fungsi
predikatnya. Lazimnya, kalimat itu dapat dipahami sebagai satuan bahasa
terkecil yang dapat digunakan untuk menyampaikan ide atau gagasan.
Berikut
ini beberapa analisis kesalahan-kesalahan dalam kalimat:
No
|
Kesalahan
|
Analisis
Keterangan/ Alasan
|
1.
|
Itulah
sebabnya, dalam masa pacaran anak hendaknya diberi pengarahan tentang
idealisme dan kenyataan
|
Karena
menunjukan kalimat sebab akibat. Jika kata itulah sebabnya berada
di awal kalimat, maka menjadi kalimat kurang efektif.
|
2.
|
Olehnya
itu, para orang tua hendaknya berkenan menerima remaja sebagaimana adanya
|
Kata
olehnya tidak efektif dalam karya
tulis ilmiah2
|
3.
|
Tidak
pergi meninggalkan kita apabila kita sedang dalam bahaya dan kita sedang dalam kesulitan
|
Sebaiknya
kata kita sedang tidak perlu ada
pengulangan, agar lebih efektif bisa diubah kedalam kalimat majemuk
|
4.
Analisis
Kesalahan Paragraf
Berikut
ini beberapa analisis kesalahan-kesalahan dalam paragraf:
No
|
Paragraf
Nonefektif
|
Analisis
Keterangan/Alasan
|
1.
|
Oleh karena itu, pendidikan anak di masa kecil
yang sedemikian rumit tampaknya, akan dapat dinikmati hasilnya di hari tua.
|
Tidak
memenuhi syarat paragraf yang baik dan efektif.
|
5.
Analilsis
Kesalahan Penulisan Sistematika
Karya Ilmiah sederhana
yang berjudul “Kenakalan Remaja: Penyebab dan Antisipasinya” belum menerapkan
sistematika penulisan (khususnya Makalah) dengan lengkap. Terbukti dengan tidak
adanya saran, halaman judul, kata pengantar, dan daftar isi.
6.
Analisis
Kesalahan Daftar Pustaka
Berikut ini beberapa
analisis kesalahan-kesalahan dalam kalimat:
Anindyarini, Atikah. 2008. Bahasa Indonesia:
SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Analisis:
Judul buku tidak dicetak miring. (Tidak sesuai dengan kaidah dalam penulisan
karya tulis ilmiah)
“Cara Penulisan Daftar Pustaka”. Januari 2010.
http://skripsimahasiswa.blogspot.com/diakses 19 Februari 2012.
Analisis: Tidak sesuai
dengan kaidah dalam penulisan karya tulis ilmiah, karene tidak dituliskan nama
pengarang. Seharusnya, bila tidak ada pengarangnya dapat ditulis “tanpa
pengarang”. Judul pustaka seharusnya ditulis di belakang bulan dan tahun.
“Teknik
Penulisan Karya Ilmiah, Makalah, Tesis, Disertasi”.
2010.http://www.kosmaext2010.com/ diakses 19 Februari 2012
Analisis: Tidak sesuai
dengan kaidah dalam penulisan karya tulis ilmiah, karene tidak dituliskan nama
pengarang. Seharusnya, bila tidak ada pengarangnya dapat ditulis “tanpa
pengarang”. Judul pustaka seharusnya ditulis di belakang bulan dan tahun.
C.
Revisi Kesalahan Teknik Penulisan
Revisi dari beberapa
kesalahan tersebut adalah:
1. Revisi Kesalahan Diksi
No
|
Kesalahan
|
Perbaikan/
Revisi
|
1.
|
Metoda
|
Metode
|
2.
|
Kawan
|
Teman
|
3.
|
Aktifitas
|
Aktivitas
|
4.
|
Fihak
|
Pihak
|
5.
|
Tindak
-tanduk
|
Tingkah
laku
|
2. Revisi Kesalahan Kata
No.
|
Kesalahan (Tidak
Baku)
|
Perbaikan/ Revisi
(Baku)
|
1.
|
Amatlah sibuk
|
Sangat Sibuk
|
2.
|
Menyonsong
|
Menyongsong
|
3.
|
Kuatir
|
Khawatir
|
4.
|
Berbedah
|
Berbeda
|
3. Revisi Kesalahan Kalimat
No
|
Kesalahan
|
Perbaikan/
Revisi
|
1.
|
Itulah
sebabnya, dalam masa pacaran anak hendaknya diberi pengarahan tentang
idealisme dan kenyataan.
|
Oleh
sebab itu, dalam masa pacaran anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme
dan kenyataan.
|
2.
|
Olehnya
itu, para orang tua hendaknya berkenan menerima remaja sebagaimana adanya.
|
Oleh
karena itu, para orang tua hendaknya berkenan menerima remaja sebagaimana
adanya.
|
3.
|
Tidak
pergi meninggalkan kita apabila kita sedang dalam bahaya dan kita sedang
dalam kesulitan.
|
Tidak
pergi meninggalkan kita apabila kita sedang dalam bahaya dan kesulitan.
|
4. Revisi Kesalahan Paragraf
No
|
Paragraf
Nonefektif
|
Revisi
(Paragraf Efektif)
|
1.
|
Oleh
karena itu, pendidikan anak di masa kecil yang sedemikian rumit tampaknya,
akan dapat dinikmati hasilnya di hari tua.
|
Orang
tua sudah tidak akan merasa kuatir lagi menghadapi anak-anaknya yang beranjak
remaja. Orang tua tidak akan ragu lagi menyonsong era globalisasi.Orang tua
merasa mantap dengan persiapan mental yang telah diberikan kepada
anak-anaknya. Oleh karena itu, pendidikan anak di masa kecil yang sedemikian
rumit tampaknya, akan dapat dinikmati hasilnya di hari tua.
|
5. Revisi
Kesalahan Sistematika
Diberi kesimpulan, saran, halaman judul,
kata pengantar, dan daftar isi.
6. Revisi Kesalahan Daftar Pustaka
Anindyarini,
Atikah. 2008. Bahasa Indonesia:
SMP/MTs Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Tanpa
Pengarang. Januari 2010. “Cara Penulisan Daftar Pustaka”. http://skripsimahasiswa.blogspot.com/
diakses 19 Februari 2012.
Tanpa
Pengarang. 2010. “Teknik Penulisan Karya Ilmiah, Makalah, Tesis, Disertasi”.
http://www.kosmaext2010.com/ diakses 19 Februari 2012.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Analisis
kesalahan teknik penulisan karya ilmiah harus sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam
tata penulisan karya ilmiah. Adapun pedoman yang dapat digunakan dalam
menganalisis kesalahan teknik penulisan karya ilmiah, yakni:
1. Unsur kebahasaan dalam karya ilmiah,
meliputi: diksi, kalimat efektif, dan paragraf.
2. Kaidah penulisan karya ilmiah, meliputi:
penulisan sistematika, perujukan atau pengutipan, penulisan daftar pustaka,
serta penyajian tabel dan gambar.
B.
Saran
Sebelum
melakukan penulisan karya ilmiah, penulis harus benar-benar memahami bagaimana
penulisan karya ilmiah yang baku atau sesuai dengan kaidah yang diberlakukan.
Begitu pula apabila telah selesai melakukan penulisan karya ilmiah, penulis
harus menyunting dan merevisi karyanya agar dihasilkan karya ilmiah yang baik
dan sesuai dengan aturan.
Daftar Pustaka
Alwi, Hasan, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Doyin, Mukh dan Wagiran. 2004. Bahasa Indonesia: Pengantar Penulisan Karya
Ilmiah. Semarang: Pusat Pengembangan MKU/ MKDK-LP3 Universitas Negeri
Semarang.
Khoiriyah, Uswatun. 2012. Analisis Kesalahan Karya Tulis Ilmiah dalam
Jurnal Shautut Tarbiyah. (Online) http://uswatunkhoiriyah.blogdetik.com/ (Diunduh pada tanggal 10 Maret 2014).
Winarto, Yunita T. 2004. Karya Tulis Ilmiah Sosial: Menyiapkan,
Menulis, dan Mencermatinya. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar