Makalah tentang Analisis Kesalahan Teknik Penulisan Karya Ilmiah dan Revisi

| Sabtu, 31 Mei 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang urgen dalam kehidupan manusia. Melalui bahasa, manusia dapat memaknai berbagai keragaman dalam aktivitas keseharianya. Bahasa juga berperan sebagai simbol persatuan bangsa.
Tujuan manusia berkomunikasi lewat bahasa adalah agar saling memahami antara pembicara dan pendengar, atau antara penulis dan pembaca. Dalam berkomunikasi, kata disatu-padukan dalam satu konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah sintaksis yang ada dalam suatu bahasa.
Dalam hal ini, kita sebagai seorang mahasiswa, kaidah penulisan berdasarkan kriteria keilmiahan menjadi hal yang lazim ditemui. Oleh karena itu, guna meningkatkan pemahaman mengenai analisis kesalahan dalam suatu penulisan karya tulis ilmiah sebagai bagian dari ruang lingkup keilmiahan.
Dengan ini penulis berupaya menganalisis sebuah karya ilmiah (makalah) yang berjudul “Kenakalan Remaja: Penyebab dan Antisipasinya.” Semoga dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam memahami teknik penulisan karya ilmiah yang baik.


B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut,
1.         Bagaimanakah teknik penulisan karya ilmiah yang sesuai dengan tata tulis karya ilmiah?
2.         Kesalahan apa sajakah yang ditemukan dalam karya ilmiah “Kenakalan Remaja: Penyebab dan Antisipasinya”?
3.         Bagaimanakah revisi dari kesalahan teknik penulisan karya ilmiah tersebut?

C.    Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu,
1.      Mengetahui teknik penulisan karya ilmiah yang sesuai dengan tata tulis karya ilmiah.
2.      Mengetahui kesalahan yang yang ditemukan dalam karya ilmiah “Kenakalan Remaja: Penyebab dan Antisipasinya”.
3.      Mengetahui revisi dari kesalahan teknik penulisan karya ilmiah “Kenakalan Remaja: Penyebab dan Antisipasinya”.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Teknik Penulisan Karya Ilmiah
1.      Unsur Kebahasaan dalam Karya Ilmiah
a.       Diksi
Diksi adalah pilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam menulis atau berbicara (Kridalaksana 1982:35). Dalam diksi harus diperhatikan dalam membedakan antara makna konseptual atau denotatif, makna asosiatif dan makna konotatif, antara kata umum dan kata profesional, antara kata formal dan nonformal, kata khusus dan kata umum,antara sinonim dan antonim dan lain-lain.
b.      Kalimat efektif
Kalimat dikatakan efektif bila kalimat tersebut dapat menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
c.       Paragraf
Paragraf merupakan satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat. Kalimat di dalam paragraf itu harus disusun secara runtut dan sistematis, sehingga dapat dijelaskan hubungan antar kalimat satu dengan kalimat yang lainnya dalam paragraf itu. Satu hal lagi yang harus dicatat di dalam sebuah paragraf yakni, bahwa paragraf itu harus merupakan satu kesatuan yang padu dan utuh.
Ciri-ciri Paragraf yang Efektif
a)  Kesatuan paragraf
b) Kepaduan paragraf
c) Ketuntasan paragraf
d) Konsistensi sudut pandang paragraf
e) Keruntutan paragraf

2.      Kaidah Penulisan Karya Ilmiah
Penulisan karya ilmiah mengikuti dua kaidah, yaitu kaidah penulisan yang bersifat umum dan kaidah penulisan yang bersifat khusus. Kaidah umum adalah kaidah tentang bahasa Indonesia baku dan ejaan yang berlaku secara umum. Kaidah khusus meliputi:
a.       Penulisan Sistematika
Penulisan sistematika atau pemeringkatan judul dan subjudul dalam karya ilmiah terdapat dua aturan, yaitu menggunakan jenis huruf, ukuran, pencetakan, serta letak yang berbeda dan menggunakan angka Arab atau perpaduan angka Arab dan huruf latin.
b.      Perujukan atau Pengutipan
Perujukan dilakukan dengan menggunakan nama akhir, tahun, dan halaman buku. Jika ada dua pengarang, perujukan dilakukan dengan cara menyebut nama akhir kedua pengarang tersebut. Jika pengarangnya lebih dari dua orang, penulisan rujukan dilakukan dengan cara menulis nama akhir dari pengarang pertama diikuti dengan dkk. untuk orang Indonesia dan et al. untuk orang asing. Jika nama pengarang tidak disebutkan, yang dicantumkan dalam rujukan adalah nama lembaga yang menerbitkan, nama dokumen yang diterbitkan, atau nama koran/ majalah. Untuk karya ilmiah terjemahan, perujukan dilakukan dengan cara menyebutkan nama pengarang aslinya. Rujukan dari dua sumber atau lebih yang ditulis oleh pengarang yang berbeda dicantumkan dalam satu tanda kurung, dibatasi titik koma (;) sebagai tanda pemisahnya.
Teknik Pengutipan
a.       Kutipan Langsung
Kutipan langsung yang kurang atau sama dengan empat baris dapat dilakukan dengan cara-cara berikut: (i) kutipan ditulis inklusif dengan teks; (ii) memakai tanda petik dua di awal dan di akhir kutipan; (iii) awal kutipan memakai huruf kapital; (iv) diikuti nama akhir pengarang (marga), tahun terbit buku, halaman buku;  penulisan ini dapat disajikan di awal atau di akhir kutipan.
Kutipan langsung yang lebih dari empat baris dapat dilakukan dengan cara-cara berikut: (i) ditulis eksklusif (terpisah) dari teks 2,5 spasi; (ii) ditulis dalam satu spasi; (iii) memakai tanda petik dua atau pun tidak (opsional); (iv) semua kutipan dimulai dari 7—10 ketukan dari sebelah kiri teks; (v) Awal kutipan memakai hurup kapital; (vi) diikuti nama akhir pengarang (marga), tahun terbit buku, halaman buku; penulisan ini dapat disajikan di awal atau di akhir kutipan.
b.      Kutipan Tidak Langsung
Pengutipan ini dilakukan dengan cara-cara berikut: (i) kutipan disatukan (inklusif) dengan teks; (ii) tidak memakai tanda petik dua; (iii) Menggunakan ungkapan mengatakan bahwa, menyatakan bahwa, mengemukakan bahwa, berpendapat bahwa dll;  (iv) Mencantumkan nama akhir pengarang (marga), tahun, dan halaman.
c.       Penulisan Daftar Pustaka
Teknik Penulisan Daftar Pustaka
Unsur-unsur yang dituliskan dalam daftar pustaka adalah sebagai berikut:
a.       Nama pengarang, ditulis dengan urutan: nama belakang, nama depan dan nama tengah tanpa gelar akademik.
b.      Bila pengarang ada dua, nama yang dibalikkan urutannya hanya nama pengarang pertama.
Contoh:
Pardede, Parlin dan Kerdit Simbolon. 2008. …
c.       Jika nama pengarang ada tiga atau lebih, nama pengarang pertamalah yang diputar dan diikuti oleh dkk. atau et. all.
Contoh:
Tobing, Maruli dkk. 2009. …
d.      Bila tidak terdapat nama pengarang, nama departeman atau lembagalah yang ditulis; bila tidak ada kedua-duanya, tulislah tanpa pengarang, atau tanpa lembaga.
Contoh:
Undang-Undang Republik Indonesia No 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2004. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
e.        Judul buku harus dicetak miring dalam komputer atau digarisbawahi dalam mesin tik atau tulisan tangan;
f.       Judul artikel, skripsi, tesis, atau disertasi yang belum dibukukan diapit oleh tanda petik dua;
g.      Bila ada edisi/cetakan ditulis sesudah judul buku;
h.      Jika buku tersebut merupakan terjemahan dari buku bahasa asing, penerjemah ditulis sesudah edisi atau judul buku. Jika tahun penerbitan buku asli tidak disebutkan, tuliskan kata ‘Tanpa tahun’.
Contoh:
Ary, D.C. Tanpa Tahun. Pengantar Penelitian Pendidikan. Terjemahan oleh Arif Furhan. 1992. Surabaya: Usaha Nasional.
Segers, Rien T.1980. Evaluasi Teks Sastra. Terjemahan oleh Suminto A. sayuti. 2000. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
i.        Spasi dalam daftar pustaka adalah satu spasi; Perpindahan dari satu pengarang ke pengarang yang lain adalah dua spasi.
j.        Bila dalam satu buku diperlukan dua baris atau lebih, baris yang kedua dan selanjutnya diketik lebih menjorok ke kanan antara 5-7 ketuk.
k.      Jika seorang pengarang menuliskan lebih dari satu buku, nama pengarang ditulis satu kali; nama pengarang itu diganti dengan garis panjang atau tanpa garis panjang dan  urutan penulisannya berdasarkan tahun terbit;
Contoh:
Badudu, J.S. 1985. Cakrawala Bahasa Indonesia 1. Jakarta: PT Gramedia.
_______ 1987. Membina Bahasa Indonesia Baku 2, Cet. X, Bandung: Pustaka Prima.
l.        Bila ada dua atau lebih buku (karya ilmiah) dari seorang pengarang yang ditulis dalam tahun yang sama, urutan penulisannya diikuti nomor urut a, b, c, dsb.
Contoh:
Djajasudarma, T. Fatimah. 1993a Semantik 2: Pemahaman Ilmu Makna. Bandung: PT Eresco.
_______ 1993b. Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: PT Eresco.
m.    Bila rujukan merupakan artikel dalam jurnal, nama penulis ditulis paling depan, diikuti dengan tahun, judul artikel (diapit tanda petik ganda), nama jurnal (cetak miring), tahun ke-n jurnal, nomor jurnal dan nomor halaman artikel (dalam kurung, dipisahkan oleh tanda titik dua);
Contoh:
Pardede, Parlindungan. 2009. “Developing Students Pronunciation Using Drill Technique: An Action Research Report”. Dinamika Pendidikan, 3 (1: 1-17). Jakarta: FKIP-UKI.
n.      Bila rujukan merupakan artikel yang disajikan dalam seminar, lokakarya, atau penataran, nama penulis ditulis paling depan, diikuti oleh tahun, judul artikel (diapit tanda petik ganda), kemudian dilanjutkan dengan pernyataan “Makalah disajikan dalam …” nama forum, lembaga penyelenggara, tempat, tanggal, bulan dan tahun penyelenggaraan.
Contoh:
Pardede, Parlindungan. 2009. “Teaching Language Through Songs”. Makalah disajikan dalam Lokakarya Teaching English to Young Learners yang diselenggarakan oleh FKIP-UKI di Jakarta pada tanggal 25 September 2009.
o.      Bila rujukan merupakan artikel individual yang diakses dari internet, nama penulis ditulis paling depan, diikuti oleh tahun, judul karya, keterangan (Online), alamat sumber rujukan, dan keterangan waktu pengunduhan yang diapit tanda kurung.
Contoh:
Boon, J. (tanpa tahun). “An Introduction to Anthropology of Religion.” (Online)http://www.joe.org/june33/95.html (Diunduh pada tanggal 17 Juni 2010).
p.      Bila rujukan merupakan artikel dari jurnal yang diakses dari internet, nama penulis ditulis paling depan, diikuti oleh tahun, judul karya, nama jurnal (cetak miring), keterangan (Online), volume dan nomor, alamat sumber rujukan, dan keterangan waktu pengunduhan yang diapit tanda kurung.
Contoh:
Griffith, A.I. 1995. “Coordinating Family and School: Mothering for Schooling.” Education policy Analysis Archive. (Online). Vol. 3 No. 1., http://olam.ed.asu.edu/epaa/ (Diunduh pada tanggal 17 February 2007).
q.       Bila rujukan merupakan artikel dalam jurnal dalam CD-ROM, penulisannya sama dengan rujukan dari artikel cetak, diakhiri dengan penyebutan CD-ROMnya dalam tanda kurung.
Contoh:
Krashen, S. M. Long, dan R. Scarcella. 1977. “Age, Rate and Eventual Attainment in Second Language Acquisition. TESOL Quarterly, 13: 578-82 (CD-ROM: TESOL Quarterly Digital).
r.        Jika rujukan merupakan artikel yang diperoleh dari internet berupa e-mail pribadi, penulisannya diawali dengan nama pengirim (jika ada), diikuti oleh alamat e-mail pengirim dalam tanda kurung, tanggal, bulan, tahun, topik berita yang diapit oleh tanda petik ganda, keterangan “E-mail kepada …, dan diakhiri dengan alamat e-mal penerima dalam tanda kurung.
Contoh:
Pardede, Parlindungan (ParlindunganPardede@uki.ac.id), 5 Juni 2010. Artikel untuk Jurnal Dinamika Pendidikan. E-mail kepada Situjuh Nazara (SitujuhNazara @uki.ac.id)
s.       Perhatikan urutan penulisan; Nama keluarga/marga, (dipisahkan koma), nama diri(diakhiri titik), tahun terbit, (diakhiri titik), judul buku, (diakhiri titik atau titik dua bila ada anak judul dan dicetak miring), cetakan (diakhiri titik), nama tempat (diakhiri titik dua),nama penerbit (diakhiri titik).

B.     Analisis Kesalahan yang Ditemukan dalam Karya Ilmiah “Kenakalan Remaja: Penyebab dan Antisipasinya”
1.        Kesalahan Diksi
Diksi memegang peranan penting dalam mencapai efektivitas penulisan. Berikut ini beberapa analisis kesalahan-kesalahan dalam diksi:
Contoh:
1)      Ia sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan ini pun sering dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan.
2)      Apabila si remaja melakukan aktifitas yang positif, hal ini tidak akan menimbulkan masalah. Namun demikian, jika ia melakukan kegiatan yang negatif maka lingkungan dapat terganggu. Sering perbuatan negatif ini hanya terdorong rasa iseng saja. Tindakan iseng ini selain untuk mengisi waktu juga tidak jarang dipergunakan para remaja untuk menarik perhatian lingkungannya. Perhatian yang diharapkan dapat berasal dari orang tuanya maupun kawan sepermainannya. Celakanya, kawan sebaya sering menganggap iseng dan berbahaya adalah salah satu bentuk pamer sifat jagoan yang sangat membanggakan, misalnya ngebut tanpa lampu di malam hari, mencuri, merusak, minum-minuman keras, obat bius, dan sebagainya.
3)      Selama seseorang masih memerlukan fihak lain untuk mengendalikan dirinya sendiri, selama itu pula ia akan berpotensi melanggar peraturan bila si pengendali tidak berada di dekatnya.
4)      Orang tua hendaknya justru menjadi teladan di depan, di tengah membangkitkan semangat, dan di belakang mengawasi segala tindak-tanduk si remaja.
Analisis kesalahannya yaitu:
No
Kesalahan
Analisis
1.
Metoda
Tidak sesuai dengan kaidah dalam penulisan karya tulis ilmiah
2.
Kawan
Kurang sesuai dengan konteks kalimatnya
3.
Aktifitas
Tidak sesuai dengan kaidah dalam penulisan karya tulis ilmiah
4.
Fihak
Tidak sesuai dengan kaidah dalam penulisan karya tulis ilmiah
5.
Tindak-tanduk
Tidak sesuai dengan kaidah dalam penulisan karya tulis ilmiah

2.        Analisis Kesalahan Kata
Berikut ini beberapa analisis kesalahan-kesalahan dalam kata:
Contoh:
1)      Sebagian besar orang tua di zaman sekarang amatlah sibuk mencari  nafkah.
2)      Orang tua sudah tidak akan merasa kuatir lagi menghadapi anak-anaknya yang beranjak remaja. Orang tua tidak akan ragu lagi menyonsong era globalisasi.
3)      Sedangkan, pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbedah dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu.
No.
Kesalahan
Analisis
1.
Amatlah sibuk
Kesalahan dalam penulisan kata
2.
Menyonsong
Kesalahan dalam penulisan kata
3.
Kuatir
Kesalahan dalam penulisan kata
4.
Berbedah
Kesalahan dalam penulisan kata

3.        Kesalahan Kalimat
Dalam bahasa indonesia dikatakan bahwa kejatian subjek itu sesungguhnya ditentukan oleh predikatnya. Jadi, sebuah satuan kebahasaan akan dapat disebut sebagai kalimat hanya apabila satuan kebahasaan itu memiliki fungsi subjek dan fungsi predikatnya. Lazimnya, kalimat itu dapat dipahami sebagai satuan bahasa terkecil yang dapat digunakan untuk menyampaikan ide atau gagasan.
Berikut ini beberapa analisis kesalahan-kesalahan dalam kalimat:
No
Kesalahan
Analisis Keterangan/ Alasan
1.
Itulah sebabnya, dalam masa pacaran anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan
Karena menunjukan kalimat sebab akibat. Jika kata itulah sebabnya berada di awal kalimat, maka menjadi kalimat kurang efektif.
2.
Olehnya itu, para orang tua hendaknya berkenan menerima remaja sebagaimana adanya
Kata olehnya tidak efektif dalam karya tulis ilmiah2
3.
Tidak pergi meninggalkan kita apabila kita sedang dalam bahaya dan kita sedang dalam kesulitan
Sebaiknya kata kita sedang tidak perlu ada pengulangan, agar lebih efektif bisa diubah kedalam kalimat majemuk

4.        Analisis Kesalahan Paragraf
 Berikut ini beberapa analisis kesalahan-kesalahan dalam paragraf:
No
Paragraf Nonefektif
Analisis Keterangan/Alasan
1.
Oleh karena itu, pendidikan anak di masa kecil yang sedemikian rumit tampaknya, akan dapat dinikmati hasilnya di hari tua.
Tidak memenuhi syarat paragraf yang baik dan efektif.


5.        Analilsis Kesalahan Penulisan Sistematika
Karya Ilmiah sederhana yang berjudul “Kenakalan Remaja: Penyebab dan Antisipasinya” belum menerapkan sistematika penulisan (khususnya Makalah) dengan lengkap. Terbukti dengan tidak adanya saran, halaman judul, kata pengantar, dan daftar isi.
6.        Analisis Kesalahan Daftar Pustaka
Berikut ini beberapa analisis kesalahan-kesalahan dalam kalimat:
Anindyarini, Atikah. 2008. Bahasa Indonesia: SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Analisis: Judul buku tidak dicetak miring. (Tidak sesuai dengan kaidah dalam penulisan karya tulis ilmiah)
“Cara Penulisan Daftar Pustaka”. Januari 2010. http://skripsimahasiswa.blogspot.com/diakses 19 Februari 2012.
Analisis: Tidak sesuai dengan kaidah dalam penulisan karya tulis ilmiah, karene tidak dituliskan nama pengarang. Seharusnya, bila tidak ada pengarangnya dapat ditulis “tanpa pengarang”. Judul pustaka seharusnya ditulis di belakang bulan dan tahun.
“Teknik Penulisan Karya Ilmiah, Makalah, Tesis, Disertasi”. 2010.http://www.kosmaext2010.com/ diakses 19 Februari 2012
Analisis: Tidak sesuai dengan kaidah dalam penulisan karya tulis ilmiah, karene tidak dituliskan nama pengarang. Seharusnya, bila tidak ada pengarangnya dapat ditulis “tanpa pengarang”. Judul pustaka seharusnya ditulis di belakang bulan dan tahun.
C.    Revisi Kesalahan Teknik Penulisan
Revisi dari beberapa kesalahan tersebut adalah:
1.      Revisi Kesalahan Diksi
No
Kesalahan
Perbaikan/ Revisi
1.
Metoda
Metode
2.
Kawan
Teman
3.
Aktifitas
Aktivitas
4.
Fihak
Pihak
5.
Tindak -tanduk
Tingkah laku

2.      Revisi Kesalahan Kata
No.
Kesalahan (Tidak Baku)
Perbaikan/ Revisi (Baku)
1.
Amatlah sibuk
Sangat Sibuk
2.
Menyonsong
Menyongsong
3.
Kuatir
Khawatir
4.
Berbedah
Berbeda





3.      Revisi Kesalahan Kalimat
No
Kesalahan
Perbaikan/ Revisi
1.
Itulah sebabnya, dalam masa pacaran anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan.
Oleh sebab itu, dalam masa pacaran anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan.
2.
Olehnya itu, para orang tua hendaknya berkenan menerima remaja sebagaimana adanya.
Oleh karena itu, para orang tua hendaknya berkenan menerima remaja sebagaimana adanya.
3.
Tidak pergi meninggalkan kita apabila kita sedang dalam bahaya dan kita sedang dalam kesulitan.
Tidak pergi meninggalkan kita apabila kita sedang dalam bahaya dan kesulitan.


4.      Revisi Kesalahan Paragraf
No
Paragraf Nonefektif
Revisi (Paragraf Efektif)
1.
Oleh karena itu, pendidikan anak di masa kecil yang sedemikian rumit tampaknya, akan dapat dinikmati hasilnya di hari tua.
Orang tua sudah tidak akan merasa kuatir lagi menghadapi anak-anaknya yang beranjak remaja. Orang tua tidak akan ragu lagi menyonsong era globalisasi.Orang tua merasa mantap dengan persiapan mental yang telah diberikan kepada anak-anaknya. Oleh karena itu, pendidikan anak di masa kecil yang sedemikian rumit tampaknya, akan dapat dinikmati hasilnya di hari tua.

5.       Revisi Kesalahan Sistematika
Diberi kesimpulan, saran, halaman judul, kata pengantar, dan daftar isi.
6.      Revisi Kesalahan Daftar Pustaka
Anindyarini, Atikah. 2008. Bahasa Indonesia: SMP/MTs Kelas  IX. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Tanpa Pengarang. Januari 2010. “Cara Penulisan Daftar Pustaka”. http://skripsimahasiswa.blogspot.com/ diakses 19 Februari 2012.
Tanpa Pengarang. 2010. “Teknik Penulisan Karya Ilmiah, Makalah, Tesis, Disertasi”. http://www.kosmaext2010.com/ diakses 19 Februari 2012.
























BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Analisis kesalahan teknik penulisan karya ilmiah  harus sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam tata penulisan karya ilmiah. Adapun pedoman yang dapat digunakan dalam menganalisis kesalahan teknik penulisan karya ilmiah, yakni:
1.      Unsur kebahasaan dalam karya ilmiah, meliputi: diksi, kalimat efektif, dan paragraf.
2.      Kaidah penulisan karya ilmiah, meliputi: penulisan sistematika, perujukan atau pengutipan, penulisan daftar pustaka, serta penyajian tabel dan gambar.

B.     Saran
Sebelum melakukan penulisan karya ilmiah, penulis harus benar-benar memahami bagaimana penulisan karya ilmiah yang baku atau sesuai dengan kaidah yang diberlakukan. Begitu pula apabila telah selesai melakukan penulisan karya ilmiah, penulis harus menyunting dan merevisi karyanya agar dihasilkan karya ilmiah yang baik dan sesuai dengan aturan.



Daftar Pustaka
Alwi, Hasan, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Doyin, Mukh dan Wagiran. 2004. Bahasa Indonesia: Pengantar Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: Pusat Pengembangan MKU/ MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang.
Khoiriyah, Uswatun. 2012. Analisis Kesalahan Karya Tulis Ilmiah dalam Jurnal Shautut Tarbiyah. (Online) http://uswatunkhoiriyah.blogdetik.com/ (Diunduh pada tanggal 10 Maret 2014).
Winarto, Yunita T. 2004. Karya Tulis Ilmiah Sosial: Menyiapkan, Menulis, dan Mencermatinya.  Jakarta: Yayasan Obor Indonesia





0 komentar:

Next Prev
▲Top▲