Pelaksanaan Manajemen Sekolah dan Penerapan Evaluasi Supervisi

| Kamis, 20 Februari 2014
KATA PENGANTAR
            Puji dan syukur senantiasa penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penyusun mampu menyelesaikan makalah ini  tepat pada waktunya. Makalah ini telah  disusun dalam rangka memenuhi tugas Manajemen Sekolah. Adapun  isi dalam makalah ini adalah menjelaskan tentang pelaksanaan manajemen sekolah dan penerapan evaluasi supervisi.
            Tujuan disusunnya makalah ini adalah agar para pembaca lebih memahami tentang pelaksanaan manajemen sekolah dan penerapan evaluasi supervisi dalam mata kuliah Manajemen Sekolah.
            Sejauh ini kami menyadari bahwa makalah ini masih sarat dengan  kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
            Demikianlah makalah ini kami susun. Jika dalam makalah ini terdapat hal yang kurang berkenan dihati pembaca,kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini berguna bagi pembaca.


                                                                                                Semarang,  Mei  2013

Penyusun
  
BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
            Dalam suatu sekolah tentunya diharuskan adanya manajemen sekolah yang baik. Pelaksanaan manajemen sekolah yang baik tentu diikuti dengan kegiatan-kegiatan supervise yang baik pula dan terdapat evaluasi dari supervise tersebut. Kepala Sekolah dalam menjalankan tugasnya di sekolahberfungsi sebagai administrator, manajer, supervisor, dan leader.
            Dalam melaksanakan tugas kesupervisian, salah satu kemampuan yang harus dikuasai adalah kemampuan di bidang evaluasi supervise pendidikan. Evaluasi supervisi pendidikan sangat penting bagikelancaran dan peningkatan kualitas pendidikan dan pembelajaran disekolah.Pedoman Pendidikan dan Latihan (Diklat) Kepala SMA ini disusununtuk melaksanakan salah satu tuntutan Badan Standarisasi Nasionalagar para kepala SMA menjadi lebih profesional sebelum atau setelahmenjadi supervisor di bidang pendidikan di sekolah. Di dalamnyamemuat petunjuk tentang pelaksanaan diklat. Hal-hal yang diatur didalamnya antara lain mencakup pendekatan, mekanisme, waktu,metode, hak dan kewajiban peserta, tata tertib, dan pedomanpelaksanaan kegiatan pengalaman lapangan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pelaksanaan manajemen sekolah? 
2.      Bagaimana penerapan evaluasi supervisi?

C.     Tujuan
1.      Mengetahui pelaksanaan manajemen sekolah
2.      Mengetahui cara penerapan evaluasi supervisi.










BAB II
PEMBAHASAN
  1. Bidang Kegiatan Manajemen Sekolah
Berbicara tentang kegiatan pendidikan, di bawah ini beberapa pandangan dari para ahli tentang bidang-bidang kegiatan yang menjadi wilayah garapan manajemen pendidikan. Ngalim Purwanto (1986) mengelompokkannya ke dalam tiga bidang garapan yaitu :
  1. Administrasi material, yaitu kegiatan yang menyangkut bidang-bidang materi/ benda-benda, seperti ketatausahaan sekolah, administrasi keuangan, gedung dan alat-alat perlengkapan sekolah dan lain-lain.
  2. Administrasi personal, mencakup di dalamnya administrasi personal guru dan pegawai sekolah, juga administrasi murid. Dalam hal ini masalah kepemimpinan dan supervisi atau kepengawasan memegang peranan yang sangat penting.
  3. Administrasi kurikulum, seperti tugas mengajar guru-guru, penyusunan sylabus atau rencana pengajaran tahunan, persiapan harian dan mingguan dan sebagainya.
Merujuk kepada kebijakan Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas dalam buku Panduan Manajemen Sekolah, berikut ini akan diuraikan secara ringkas tentang bidang-bidang kegiatan pendidikan di sekolah, yang mencakup :
1. Manajemen kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama di sekolah. Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya. Tahapan manajemen kurikulum di sekolah dilakukan melalui empat tahap : (a) perencanaan; (b) pengorganisasian dan koordinasi; (c) pelaksanaan; dan (d) pengendalian.
Dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Tita Lestari (2006) mengemukakan tentang siklus manajemen kurikulum yang terdiri dari empat tahap :
  1. Tahap perencanaan; meliputi langkah-langkah sebagai : (1) analisis kebutuhan; (2) merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis; (3) menentukan disain kurikulum; dan (4) membuat rencana induk (master plan): pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian.
  2. Tahap pengembangan; meliputi langkah-langkah : (1) perumusan rasional atau dasar pemikiran; (2) perumusan visi, misi, dan tujuan; (3) penentuan struktur dan isi program; (4) pemilihan dan pengorganisasian materi; (5) pengorganisasian kegiatan pembelajaran; (6) pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar; dan (7) penentuan cara mengukur hasil belajar.
  3. Tahap implementasi atau pelaksanaan; meliputi langkah-langkah: (1) penyusunan rencana dan program pembelajaran (Silabus, RPP: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran); (2) penjabaran materi (kedalaman dan keluasan); (3) penentuan strategi dan metode pembelajaran; (4) penyediaan sumber, alat, dan sarana pembelajaran; (5) penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil belajar; dan (6) setting lingkungan pembelajaran
  4. Tahap penilaian; terutama dilakukan untuk melihat sejauhmana kekuatan dan kelemahan dari kurikulum yang dikembangkan, baik bentuk penilaian formatif maupun sumatif. Penilailain kurikulum dapat mencakup Konteks, input, proses, produk (CIPP) : Penilaian konteks: memfokuskan pada pendekatan sistem dan tujuan, kondisi aktual, masalah-masalah dan peluang. Penilaian Input: memfokuskan pada kemampuan sistem, strategi pencapaian tujuan, implementasi design dan cost benefit dari rancangan. Penilaian proses memiliki fokus yaitu pada penyediaan informasi untuk pembuatan keputusan dalam melaksanakan program. Penilaian product berfokus pada mengukur pencapaian proses dan pada akhir program (identik dengan evaluasi sumatif)
2. Manajemen Kesiswaan
Dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip dasar, yaitu : (a) siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka; (b) kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal; (c) siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan; dan (d) pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif, dan psikomotor.
3. Manajemen personalia
Terdapat empat prinsip dasar manajemen personalia yaitu : (a) dalam mengembangkan sekolah, sumber daya manusia adalah komponen paling berharga; (b) sumber daya manusia akan berperan secara optimal jika dikelola dengan baik, sehingga mendukung tujuan institusional; (c) kultur dan suasana organisasi di sekolah, serta perilaku manajerial sekolah sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pengembangan sekolah; dan (d) manajemen personalia di sekolah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan sekolah.
Disamping faktor ketersediaan sumber daya manusia, hal yang amat penting dalam manajamen personalia adalah berkenaan penguasaan kompetensi dari para personil di sekolah. Oleh karena itu, upaya pengembangan kompetensi dari setiap personil sekolah menjadi mutlak diperlukan.
4. Manajemen keuangan
Manajemen keuangan di sekolah terutama berkenaan dengan kiat sekolah dalam menggali dana, kiat sekolah dalam mengelola dana, pengelolaan keuangan dikaitkan dengan program tahunan sekolah, cara mengadministrasikan dana sekolah, dan cara melakukan pengawasan, pengendalian serta pemeriksaan.
Inti dari manajemen keuangan adalah pencapaian efisiensi dan efektivitas. Oleh karena itu, disamping mengupayakan ketersediaan dana yang memadai untuk kebutuhan pembangunan maupun kegiatan rutin operasional di sekolah, juga perlu diperhatikan faktor akuntabilitas dan transparansi setiap penggunaan keuangan baik yang bersumber pemerintah, masyarakat dan sumber-sumber lainnya.
5. Manajemen perawatan preventif sarana dan prasana sekolah
Manajemen perawatan preventif sarana dan prasana sekolah merupakan tindakan yang dilakukan secara periodik dan terencana untuk merawat fasilitas fisik, seperti gedung, mebeler, dan peralatan sekolah lainnya, dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan pra sarana sekolah.
Dalam manajemen ini perlu dibuat program perawatan preventif di sekolah dengan cara pembentukan tim pelaksana, membuat daftar sarana dan pra saran, menyiapkan jadwal kegiatan perawatan, menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan pada masing-masing bagian dan memberikan penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan kinerja peralatan sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran merawat sarana dan prasarana sekolah.
Sedangkan untuk pelaksanaannya dilakukan : pengarahan kepada tim pelaksana, mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi tempat sarana dan prasarana, menyebarluaskan informasi tentang program perawatan preventif untuk seluruh warga sekolah, dan membuat program lomba perawatan terhadap sarana dan fasilitas sekolah untuk memotivasi warga sekolah
  1. Pelaksanaan Manajemen Sekolah
            Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi
            Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
            Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
            Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika : (1) merasa yakin akan mampu mengerjakan, (2) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, (3) tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak, (4) tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan (5) hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.
  1. Pengertian Evaluasi Program Supervisi Pendidikan
            Evaluasi program supervisi pendidikan adalah pemberian estimasiterhadap pelaksanaan supervisi pendidikan untuk menentukankeefektifan dan kemajuan dalam rangka mencapai tujuan supervisipendidikan yang telah ditetapkan. Dalam evaluasi program superrvisipendidikan untuk perbaikan pengajaran melibatkan penentuanperubahan yang terjadi pada periode tertentu, perubahan yangdiharapkan dari semua personel dalam supervisi dan dalam perbaikanprogram melibatkan kepala sekolah (supervisor), guru, dan murid.Supervisor dan guru bekerjasama untuk membawa perubahan-perubahan dalam diri anak didik. Lebih dari pada itu semua yang harus dipertimbangkan sebagai ruang lingkup supervisi pendidikanadalah meliputi rencana perbaikan, organisasi perencanaan, tujuanyang akan dicapai, teknik-teknik pencapaian tujuan, dan perubahan-perubahan yang dilakukan di bidang kurikulurn dan bimbingan.
            Evaluasi program supervisi pendidikan tidak berarti mengevaluasisuatu rencangan program supervisi pendidikan dalam arti rencana.Evaluasi program supervisi pendidikan berusaha menentukan sampai seberapa jauh tujuan supervisi pendidikan yang telah tercapai. Oleh sebab itu bukan saja programnya yang dievaluasi tetapi juga proses pelaksanaan dan hasil supervisi pendidikan. Bahkan ruang lingkup evaluasi supervisi pendidikan menyangkut semua komponen yangterkait dalam pelaksanaan supervisi pendidikan. Komponen tersebutmeliputi aspek personel, aspek material, dan aspek operasionaldalam supervisi pendidikan.Sebagaimana aktivitas pendidikan yang menentukan hasilnyad alam jangka panjang, supervisi pendidikan juga demikian, hasil yangdicapai dalam pelaksanaan supervisi pendidikan terutama yangberkenaan dengan manusia baru dapat dilihat dalam jangka panjang.Sedangkan hasil supervisi pendidikan yang dapat diketahui dengancepat hanya penampakan hasil sementara. Dan hal ini akanmenimbulkan kesulitan bagi kita dalam mengevaluasi programsupervisi pendidikan, mengingat ruang lingkup yang akan dievaluasidalam supervisi pendidikan sangat luas, dimana selain guru dan stafsekolah, programpun merupakan sasaran evaluasi program supervise pendidikan.

D.    Pentingnya Evaluasi Program Supervisi Pendidikan
            Keefektifan dan kesuksesan pelaksanaan program supervise pendidikan perlu sekali untuk diketahui sehingga dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam mengadakan perbaikan atas segala pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh supervisor. Perlunyapengembangan evaluasi program supervisi dan kepemimpinan dikarenakan beberapa landasan sebagai berikut:
1.      Perlunya penerapan dan pemeliharaan berbagai pelayanansesuai dengan fungsi supervisi pendidikan.
2.      Perlunya penilaian terhadap pelayanan yang telah diberikankepada para anggota/staf
3.      Perlunya perencanaan perbaikan personil supervisi, prosedursupervisi, dan pelayanan supervise.
4.      Perlunya untuk pencarian, latihan, dan seleksi kepala sekolahdan supervisor agar mencapai kualifikasi ketrampiIan dankemampuan tertent
            Sebagaimana guru dan murid-murid dapat menarik keuntunganbaik secara langsung maupun tidak langsung atas evaluasi terhadappertumbuhan guru dan murid, begitu pula supervisor danadministrator dapat mengambil keuntungan dari evaluasi terhadappekerjaannya sendiri sebagai pemimpin pendidikan. Permasalahanyang muncul adalah bagaimana membuat evaluasi itu menjadi valid,reliable, dan obyektif.
            Valid menunjukkan ketepatan sasaran yangmemang harus dievaluasi. Relieble menunjukkan ketepatan instrumenevaluasi jika diberlakukan kepada obyek yang sama atau berbedadalam waktu yang berbeda dengan kondisi yang relatif sama.Sedangkan obyektif menunjukkan kerealistisan evaluasi yangmendasarkan diri pada kenyataan yang ada.

E.     Proses Evaluasi Program Supervisi Pendidikan
            Dalam proses evaluasi di bidang supervisi pendidikan seorangsupervisor dapat mempertimbangkan untuk melakukan sendiri (single - process  ) atau bersama-sama dengan stafnya (cooperative process ).Mengingat bahwa supervisi pendidikan bukan tanggung jawab pribadisupervisor, melainkan merupakan karya dan tanggung jawabbersama, maka evaluasi sebagai bagian yang esensial untuk menilaikeberhasilan program supervisi pendidikan haruslah dilakukan secarakooperatif dengan berlandaskan pada prinsip prinsip supervisi

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
  1. Bidang-Bidang Kegiatan Pendidikan Di Sekolah, Yang Mencakup :
1.      Manajemen kurikulum
2.      Manajemen Kesiswaan
3.      Manajemen personalia
4.      Manajemen keuangan
5.      Manajemen perawatan preventif sarana dan prasana sekolah
  1. Pelaksanaan Manajemen Sekolah (actuating)
            Actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
  1. Pengertian Evaluasi Program Supervisi Pendidikan
            Evaluasi program supervisi pendidikan adalah pemberian estimasiterhadap pelaksanaan supervisi pendidikan untuk menentukankeefektifan dan kemajuan dalam rangka mencapai tujuan supervisipendidikan yang telah ditetapkan. Dalam evaluasi program superrvisi pendidikan untuk perbaikan pengajaran melibatkan penentuan perubahan yang terjadi pada periode tertentu, perubahan yangdiharapkan dari semua personel dalam supervisi dan dalam perbaikanprogram melibatkan kepala sekolah (supervisor), guru, dan murid.

D.    Pentingnya Evaluasi Program Supervisi Pendidikan
            Perlunya pengembangan evaluasi program supervisi dan kepemimpinan dikarenakan beberapa landasan sebagai berikut:
1.      Perlunya penerapan dan pemeliharaan berbagai pelayanansesuai dengan fungsi supervisi pendidikan.
2.      Perlunya penilaian terhadap pelayanan yang telah diberikankepada para anggota/staf
3.      Perlunya perencanaan perbaikan personil supervisi, prosedursupervisi, dan pelayanan supervise.
4.      Perlunya untuk pencarian, latihan, dan seleksi kepala sekolahdan supervisor agar mencapai kualifikasi ketrampiIan dankemampuan tertentu

E.     Proses Evaluasi Program Supervisi Pendidikan
            Dalam proses evaluasi di bidang supervisi pendidikan seorangsupervisor dapat mempertimbangkan untuk melakukan sendiri (single - process  ) atau bersama-sama dengan stafnya (cooperative process ).Mengingat bahwa supervisi pendidikan bukan tanggung jawab pribadisupervisor, melainkan merupakan karya dan tanggung jawabbersama, maka evaluasi sebagai bagian yang esensial untuk menilaikeberhasilan program supervisi pendidikan haruslah dilakukan secarakooperatif dengan berlandaskan pada prinsip prinsip supervisi

SARAN

            Sebaiknya kita lebih memahami tentang manajemen sekolah dan kegiatan evaluasi supervise karena keduanya dapat menentukan dalam penerapan dan pemeliharaan berbagai pelayanansesuai dengan fungsi supervisi pendidikan, penilaian terhadap pelayanan yang telah diberikankepada para anggota/staf, perencanaan perbaikan personil supervisi, prosedursupervisi, dan pelayanan supervise, untuk pencarian, latihan, dan seleksi kepala sekolahdan supervisor agar mencapai kualifikasi ketrampiIan dankemampuan tertentu. 

DAFTAR PUSTAKA

Sutomo. 2011. Manajemen Sekolah. Semarang: Pusat Pengembangan MKU dan MKDK LP3       Universitas Negeri Semarang
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/03/konsep-manajemen-sekolah/

0 komentar:

Next Prev
▲Top▲