KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
senantiasa penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penyusun mampu menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah
ini telah disusun dalam rangka memenuhi
tugas Manajemen Sekolah. Adapun isi
dalam makalah ini adalah menjelaskan tentang pelaksanaan manajemen sekolah dan
penerapan evaluasi supervisi.
Tujuan
disusunnya makalah ini adalah agar para pembaca lebih memahami tentang pelaksanaan
manajemen sekolah dan penerapan evaluasi supervisi dalam mata kuliah Manajemen
Sekolah.
Sejauh ini kami
menyadari bahwa makalah ini masih sarat dengan
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sangat kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
Demikianlah
makalah ini kami susun. Jika dalam makalah ini terdapat hal yang kurang berkenan
dihati pembaca,kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini
berguna bagi pembaca.
Semarang, Mei
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam
suatu sekolah tentunya diharuskan adanya manajemen sekolah yang baik.
Pelaksanaan manajemen sekolah yang baik tentu diikuti dengan kegiatan-kegiatan
supervise yang baik pula dan terdapat evaluasi dari supervise tersebut. Kepala
Sekolah dalam menjalankan tugasnya di sekolahberfungsi sebagai administrator,
manajer, supervisor, dan leader.
Dalam
melaksanakan tugas kesupervisian, salah satu kemampuan yang harus dikuasai
adalah kemampuan di bidang evaluasi supervise pendidikan. Evaluasi supervisi
pendidikan sangat penting bagikelancaran dan peningkatan kualitas pendidikan dan
pembelajaran disekolah.Pedoman Pendidikan dan Latihan (Diklat) Kepala SMA ini
disusununtuk melaksanakan salah satu tuntutan Badan Standarisasi Nasionalagar
para kepala SMA menjadi lebih profesional sebelum atau setelahmenjadi
supervisor di bidang pendidikan di sekolah. Di dalamnyamemuat petunjuk tentang
pelaksanaan diklat. Hal-hal yang diatur didalamnya antara lain mencakup
pendekatan, mekanisme, waktu,metode, hak dan kewajiban peserta, tata tertib,
dan pedomanpelaksanaan kegiatan pengalaman lapangan.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pelaksanaan manajemen
sekolah?
2.
Bagaimana penerapan evaluasi
supervisi?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui pelaksanaan manajemen
sekolah
2.
Mengetahui cara penerapan evaluasi
supervisi.
BAB II
PEMBAHASAN
- Bidang
Kegiatan Manajemen Sekolah
Berbicara tentang kegiatan pendidikan, di bawah ini
beberapa pandangan dari para ahli tentang bidang-bidang kegiatan yang menjadi
wilayah garapan manajemen pendidikan. Ngalim Purwanto (1986) mengelompokkannya
ke dalam tiga bidang garapan yaitu :
- Administrasi material, yaitu kegiatan yang
menyangkut bidang-bidang materi/ benda-benda, seperti ketatausahaan
sekolah, administrasi keuangan, gedung dan alat-alat perlengkapan sekolah
dan lain-lain.
- Administrasi personal, mencakup di dalamnya
administrasi personal guru dan pegawai sekolah, juga administrasi murid.
Dalam hal ini masalah kepemimpinan dan supervisi atau kepengawasan
memegang peranan yang sangat penting.
- Administrasi kurikulum, seperti tugas mengajar
guru-guru, penyusunan sylabus atau rencana pengajaran tahunan, persiapan
harian dan mingguan dan sebagainya.
Merujuk kepada kebijakan Direktorat Pendidikan
Menengah Umum Depdiknas dalam buku Panduan Manajemen Sekolah, berikut ini akan
diuraikan secara ringkas tentang bidang-bidang kegiatan pendidikan di sekolah,
yang mencakup :
1. Manajemen kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen yang
utama di sekolah. Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar
proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian
tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus
menyempurnakan strategi pembelajarannya. Tahapan manajemen kurikulum di sekolah
dilakukan melalui empat tahap : (a) perencanaan; (b) pengorganisasian dan
koordinasi; (c) pelaksanaan; dan (d) pengendalian.
Dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), Tita Lestari (2006) mengemukakan tentang siklus manajemen kurikulum
yang terdiri dari empat tahap :
- Tahap perencanaan;
meliputi langkah-langkah sebagai : (1) analisis kebutuhan; (2) merumuskan
dan menjawab pertanyaan filosofis; (3) menentukan disain kurikulum; dan
(4) membuat rencana induk (master plan): pengembangan, pelaksanaan, dan
penilaian.
- Tahap pengembangan; meliputi
langkah-langkah : (1) perumusan rasional atau dasar pemikiran; (2)
perumusan visi, misi, dan tujuan; (3) penentuan struktur dan isi program;
(4) pemilihan dan pengorganisasian materi; (5) pengorganisasian kegiatan
pembelajaran; (6) pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar; dan (7)
penentuan cara mengukur hasil belajar.
- Tahap implementasi atau pelaksanaan;
meliputi langkah-langkah: (1) penyusunan rencana dan program pembelajaran
(Silabus, RPP: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran); (2) penjabaran materi
(kedalaman dan keluasan); (3) penentuan strategi dan metode pembelajaran;
(4) penyediaan sumber, alat, dan sarana pembelajaran; (5) penentuan cara
dan alat penilaian proses dan hasil belajar; dan (6) setting lingkungan
pembelajaran
- Tahap penilaian; terutama dilakukan untuk
melihat sejauhmana kekuatan dan kelemahan dari kurikulum yang
dikembangkan, baik bentuk penilaian formatif maupun sumatif. Penilailain
kurikulum dapat mencakup Konteks, input, proses, produk (CIPP) : Penilaian
konteks: memfokuskan pada pendekatan sistem dan tujuan, kondisi aktual,
masalah-masalah dan peluang. Penilaian Input: memfokuskan pada kemampuan
sistem, strategi pencapaian tujuan, implementasi design dan cost benefit
dari rancangan. Penilaian proses memiliki fokus yaitu pada penyediaan
informasi untuk pembuatan keputusan dalam melaksanakan program. Penilaian
product berfokus pada mengukur pencapaian proses dan pada akhir program
(identik dengan evaluasi sumatif)
2. Manajemen Kesiswaan
Dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip
dasar, yaitu : (a) siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek,
sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan
pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka; (b) kondisi siswa
sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial
ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana kegiatan yang
beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal;
(c) siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan;
dan (d) pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif,
tetapi juga ranah afektif, dan psikomotor.
3. Manajemen personalia
Terdapat empat prinsip dasar manajemen personalia
yaitu : (a) dalam mengembangkan sekolah, sumber daya manusia adalah komponen
paling berharga; (b) sumber daya manusia akan berperan secara optimal jika
dikelola dengan baik, sehingga mendukung tujuan institusional; (c) kultur dan
suasana organisasi di sekolah, serta perilaku manajerial sekolah sangat
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pengembangan sekolah; dan (d) manajemen
personalia di sekolah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga dapat
bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan sekolah.
Disamping faktor ketersediaan sumber daya manusia, hal
yang amat penting dalam manajamen personalia adalah berkenaan penguasaan
kompetensi dari para personil di sekolah. Oleh karena itu, upaya pengembangan
kompetensi dari setiap personil sekolah menjadi mutlak diperlukan.
4. Manajemen keuangan
Manajemen keuangan di sekolah terutama berkenaan
dengan kiat sekolah dalam menggali dana, kiat sekolah dalam mengelola dana,
pengelolaan keuangan dikaitkan dengan program tahunan sekolah, cara
mengadministrasikan dana sekolah, dan cara melakukan pengawasan, pengendalian
serta pemeriksaan.
Inti dari manajemen keuangan adalah pencapaian
efisiensi dan efektivitas. Oleh karena itu, disamping mengupayakan ketersediaan
dana yang memadai untuk kebutuhan pembangunan maupun kegiatan rutin operasional
di sekolah, juga perlu diperhatikan faktor akuntabilitas dan transparansi
setiap penggunaan keuangan baik yang bersumber pemerintah, masyarakat dan
sumber-sumber lainnya.
5. Manajemen perawatan preventif
sarana dan prasana sekolah
Manajemen perawatan preventif sarana dan prasana
sekolah merupakan tindakan yang dilakukan secara periodik dan terencana untuk
merawat fasilitas fisik, seperti gedung, mebeler, dan peralatan sekolah
lainnya, dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai,
menurunkan biaya perbaikan dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan pra
sarana sekolah.
Dalam manajemen ini perlu dibuat program perawatan preventif di sekolah dengan cara pembentukan tim pelaksana, membuat daftar sarana dan pra saran, menyiapkan jadwal kegiatan perawatan, menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan pada masing-masing bagian dan memberikan penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan kinerja peralatan sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran merawat sarana dan prasarana sekolah.
Dalam manajemen ini perlu dibuat program perawatan preventif di sekolah dengan cara pembentukan tim pelaksana, membuat daftar sarana dan pra saran, menyiapkan jadwal kegiatan perawatan, menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan pada masing-masing bagian dan memberikan penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan kinerja peralatan sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran merawat sarana dan prasarana sekolah.
Sedangkan untuk pelaksanaannya dilakukan : pengarahan
kepada tim pelaksana, mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi tempat sarana
dan prasarana, menyebarluaskan informasi tentang program perawatan preventif
untuk seluruh warga sekolah, dan membuat program lomba perawatan terhadap
sarana dan fasilitas sekolah untuk memotivasi warga sekolah
- Pelaksanaan
Manajemen Sekolah
Dari
seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi
manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian
lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan
fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan
langsung dengan orang-orang dalam organisasi
Dalam
hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha
menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka
berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran
anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin
mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Dari
pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya
untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai
pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan
secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
Hal
yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah
bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika : (1)
merasa yakin akan mampu mengerjakan, (2) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan
manfaat bagi dirinya, (3) tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas
lain yang lebih penting, atau mendesak, (4) tugas tersebut merupakan
kepercayaan bagi yang bersangkutan dan (5) hubungan antar teman dalam
organisasi tersebut harmonis.
- Pengertian Evaluasi Program
Supervisi Pendidikan
Evaluasi
program supervisi pendidikan adalah pemberian estimasiterhadap pelaksanaan
supervisi pendidikan untuk menentukankeefektifan dan kemajuan dalam rangka
mencapai tujuan supervisipendidikan yang telah ditetapkan. Dalam evaluasi
program superrvisipendidikan untuk perbaikan pengajaran melibatkan
penentuanperubahan yang terjadi pada periode tertentu, perubahan yangdiharapkan
dari semua personel dalam supervisi dan dalam perbaikanprogram melibatkan
kepala sekolah (supervisor), guru, dan murid.Supervisor dan guru bekerjasama
untuk membawa perubahan-perubahan dalam diri anak didik. Lebih dari pada itu
semua yang harus dipertimbangkan sebagai ruang lingkup supervisi
pendidikanadalah meliputi rencana perbaikan, organisasi perencanaan, tujuanyang
akan dicapai, teknik-teknik pencapaian tujuan, dan perubahan-perubahan yang
dilakukan di bidang kurikulurn dan bimbingan.
Evaluasi
program supervisi pendidikan tidak berarti mengevaluasisuatu rencangan program
supervisi pendidikan dalam arti rencana.Evaluasi program supervisi pendidikan
berusaha menentukan sampai seberapa jauh tujuan supervisi pendidikan yang telah
tercapai. Oleh sebab itu bukan saja programnya yang dievaluasi tetapi juga
proses pelaksanaan dan hasil supervisi pendidikan. Bahkan ruang lingkup
evaluasi supervisi pendidikan menyangkut semua komponen yangterkait dalam
pelaksanaan supervisi pendidikan. Komponen tersebutmeliputi aspek personel,
aspek material, dan aspek operasionaldalam supervisi pendidikan.Sebagaimana
aktivitas pendidikan yang menentukan hasilnyad alam jangka panjang, supervisi
pendidikan juga demikian, hasil yangdicapai dalam pelaksanaan supervisi
pendidikan terutama yangberkenaan dengan manusia baru dapat dilihat dalam
jangka panjang.Sedangkan hasil supervisi pendidikan yang dapat diketahui
dengancepat hanya penampakan hasil sementara. Dan hal ini akanmenimbulkan
kesulitan bagi kita dalam mengevaluasi programsupervisi pendidikan, mengingat
ruang lingkup yang akan dievaluasidalam supervisi pendidikan sangat luas,
dimana selain guru dan stafsekolah, programpun merupakan sasaran evaluasi
program supervise pendidikan.
D.
Pentingnya
Evaluasi Program Supervisi Pendidikan
Keefektifan
dan kesuksesan pelaksanaan program supervise pendidikan perlu sekali untuk
diketahui sehingga dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam mengadakan
perbaikan atas segala pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh supervisor.
Perlunyapengembangan evaluasi program supervisi dan kepemimpinan dikarenakan
beberapa landasan sebagai berikut:
1. Perlunya
penerapan dan pemeliharaan berbagai pelayanansesuai dengan fungsi supervisi
pendidikan.
2. Perlunya
penilaian terhadap pelayanan yang telah diberikankepada para anggota/staf
3. Perlunya
perencanaan perbaikan personil supervisi, prosedursupervisi, dan pelayanan
supervise.
4. Perlunya
untuk pencarian, latihan, dan seleksi kepala sekolahdan supervisor agar
mencapai kualifikasi ketrampiIan dankemampuan tertent
Sebagaimana
guru dan murid-murid dapat menarik keuntunganbaik secara langsung maupun tidak
langsung atas evaluasi terhadappertumbuhan guru dan murid, begitu pula
supervisor danadministrator dapat mengambil keuntungan dari evaluasi
terhadappekerjaannya sendiri sebagai pemimpin pendidikan. Permasalahanyang
muncul adalah bagaimana membuat evaluasi itu menjadi valid,reliable, dan
obyektif.
Valid
menunjukkan ketepatan sasaran yangmemang harus dievaluasi. Relieble menunjukkan
ketepatan instrumenevaluasi jika diberlakukan kepada obyek yang sama atau
berbedadalam waktu yang berbeda dengan kondisi yang relatif sama.Sedangkan
obyektif menunjukkan kerealistisan evaluasi yangmendasarkan diri pada kenyataan
yang ada.
E.
Proses
Evaluasi Program Supervisi Pendidikan
Dalam
proses evaluasi di bidang supervisi pendidikan seorangsupervisor dapat
mempertimbangkan untuk melakukan sendiri (single - process ) atau bersama-sama dengan stafnya
(cooperative process ).Mengingat bahwa supervisi pendidikan bukan tanggung
jawab pribadisupervisor, melainkan merupakan karya dan tanggung jawabbersama,
maka evaluasi sebagai bagian yang esensial untuk menilaikeberhasilan program
supervisi pendidikan haruslah dilakukan secarakooperatif dengan berlandaskan
pada prinsip prinsip supervisi
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
- Bidang-Bidang Kegiatan
Pendidikan Di Sekolah, Yang Mencakup :
1. Manajemen kurikulum
2. Manajemen Kesiswaan
3. Manajemen personalia
4. Manajemen keuangan
5. Manajemen perawatan preventif sarana dan prasana sekolah
- Pelaksanaan
Manajemen Sekolah (actuating)
Actuating
merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka
berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran
anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin
mencapai sasaran-sasaran tersebut.pelaksanaan (actuating) tidak lain
merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui
berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan
kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
- Pengertian Evaluasi Program
Supervisi Pendidikan
Evaluasi
program supervisi pendidikan adalah pemberian estimasiterhadap pelaksanaan
supervisi pendidikan untuk menentukankeefektifan dan kemajuan dalam rangka
mencapai tujuan supervisipendidikan yang telah ditetapkan. Dalam evaluasi
program superrvisi pendidikan untuk perbaikan pengajaran melibatkan penentuan perubahan
yang terjadi pada periode tertentu, perubahan yangdiharapkan dari semua
personel dalam supervisi dan dalam perbaikanprogram melibatkan kepala sekolah
(supervisor), guru, dan murid.
D. Pentingnya Evaluasi Program
Supervisi Pendidikan
Perlunya
pengembangan evaluasi program supervisi dan kepemimpinan dikarenakan beberapa
landasan sebagai berikut:
1. Perlunya
penerapan dan pemeliharaan berbagai pelayanansesuai dengan fungsi supervisi
pendidikan.
2. Perlunya
penilaian terhadap pelayanan yang telah diberikankepada para anggota/staf
3. Perlunya
perencanaan perbaikan personil supervisi, prosedursupervisi, dan pelayanan
supervise.
4. Perlunya
untuk pencarian, latihan, dan seleksi kepala sekolahdan supervisor agar
mencapai kualifikasi ketrampiIan dankemampuan tertentu
E.
Proses
Evaluasi Program Supervisi Pendidikan
Dalam
proses evaluasi di bidang supervisi pendidikan seorangsupervisor dapat
mempertimbangkan untuk melakukan sendiri (single - process ) atau bersama-sama dengan stafnya
(cooperative process ).Mengingat bahwa supervisi pendidikan bukan tanggung
jawab pribadisupervisor, melainkan merupakan karya dan tanggung jawabbersama,
maka evaluasi sebagai bagian yang esensial untuk menilaikeberhasilan program
supervisi pendidikan haruslah dilakukan secarakooperatif dengan berlandaskan
pada prinsip prinsip supervisi
SARAN
Sebaiknya
kita lebih memahami tentang manajemen sekolah dan kegiatan evaluasi supervise
karena keduanya dapat menentukan dalam penerapan dan pemeliharaan berbagai
pelayanansesuai dengan fungsi supervisi pendidikan, penilaian terhadap
pelayanan yang telah diberikankepada para anggota/staf, perencanaan perbaikan
personil supervisi, prosedursupervisi, dan pelayanan supervise, untuk
pencarian, latihan, dan seleksi kepala sekolahdan supervisor agar mencapai
kualifikasi ketrampiIan dankemampuan tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Sutomo.
2011. Manajemen Sekolah. Semarang:
Pusat Pengembangan MKU dan MKDK LP3 Universitas
Negeri Semarang
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/03/konsep-manajemen-sekolah/
0 komentar:
Posting Komentar