Menghapus Jejak Senja

| Jumat, 07 Februari 2014


Haruskah harus kuhapus senja yang lalu dalam memori otakku? Haruskah aku melupakan semua kenangan bersama senja ? jahatkah aku jika aku melakukan itu pada senja lalu? Senja ini menyiksa batinku, menggores tercipta sebuah luka yang menganga.

Batinku bergejolak, mengingat kenangan itu. Senja oh senja mengapa kau cepat berlalu. Tapi bukankah aku sedang menunggu pesan dari embun, menunggu senyuman khas ilalang ? lalu mengapa aku masih memikirkanmu senja? Sudahlah cukup sampai disini cerepn antara kita. Aku ingin membuat cerpen sendiri tidak bersama kau tentunya. Aku ingin mendongeng bersama embun dan ilalang. Kali ini ia, yang mampu menyemangatiku. Engkau terlalu sakit jika terus menjelma bagai hantu yang terus menakuti disetiap langkah kakiku, disetiap detak jantungku.

Wahai embun cepatlah datang, aku tak sabar menunggu pesan yang kau bawa hari ini. Wahai ilalang cepatlah engkau hadir kemari aku rindu senyuman ketegaran yang tersirat dari bibirmu. Sungguh, bersama putaran bumi pada porsnya mereka akan mengahpus jejak senja. Ya jejak yang membuat aku terluka. Aku berharap mereka yang akan menutup luka yang menganga ini.

Sudahlah senja jangan kau panggil namaku, untuk kesekian kali. aku sudah bilang tawaran cerpenmu untuk aku menjadi tokoh utamamu sudah berhenti sampai disini. Aku sudah tak berminat menjadi tokoh utamamu, kau tega membiarkan aku tetap menjadi tokoh utama sedang aku masih punya luka yang menganga? Aku ingin mengahpus jejakmu sampai disini. Aku telah memilih pernyataan" aku kan buat cerpen sendiri".Ya aku kan merenda cerpenku bersama embun dan ilalang. Mereka tokoh utama cerpenku. 

Kau begitu kerasa kepala sesuai yang kuduga. Kau terus berjalan dalam memoriku dan aku ingin berlari menjauh darimu memabwa memoriku jauh dihadapanmu. Aku juga tak jauh beda denganmu senja, bukan karna sifatku tapi aku ingin mengimbangimu. Kali ini sungguh maafkan aku senja, aku ingin menyembuhkan luka yang menganga ini, aku tak ingin luka ini ketika kering akan membekas pada kulitku. Sungguh, maka jauhilah diriku senja. Itu langkah yang akan membantuku untuk menyembuhkan luka ini. 



0 komentar:

Next Prev
▲Top▲