Embun datang
membawa sebuah pesan sedangkan ilalang membawa bingkisan untukku. Ya sesuatu
yang kutunggu dan kuharapkan telah datang. Namun seiring berputarnya jarum jam
aku harus berpisah dengan mereka. Sungguh aku masih ingin lama bersama mereka .
aku ingin mengukir satu judul novel bersama mereka, ya buka sekedar cerpen yang
aku ukir tapi sebuah novel, dmana cerita yang panjang tidak sesingkat cerpen. Ya
karna waktu kita dipisahkan dan memaksaku untuk kembali bertemu senja. Luka ini
masih menganga sayang. Luka ini belum sepenuhnya kering bahkan menghilang. Rasa
sakitnya memang sedikit menghilang tapi masih terasa sakit.
Kali ini aku
memang dipisahkan dengan embun tapi tidak dengan ilalang. Ia masih setia
menemaniku untuk tetap merenda keceriaan disetiap lembaran kisahku. Sampai jumpa
embun, sampai jumpa sampai ketemu hari esok. Aku masih disini bersama ilalang. Aku
menunggu pesanmu lagi. Datanglah dengan sejuta pesan aku tak sabar dengan
pesanmu.
Ilalang ku mohon
kau untuk tetap disini, jangan engkau pergi. Tetaplah disampingku. Merenda jejak
kehidupan disetiap hembusan nafasku. Langkah kita kan ku rekan dengan
sajak-sajak ini. Biarlah sajak ini menjadi saksi kisah kita. Aku ingin
mewariskan kisah kita ke anak cucuku melalui sajak ini. Tak apa bukan ?
Oke denganmu senja harus dengan apa lagi aku
membujuk untuk menyudahi semua ini, menghentikan cerpen antara aku dan kamu. Aku
tak ingin mengubah cerpen ini menjadi novel bersamamu. Oke aku akan
mencantumkan kisah cerpen itu dinovelku. Tapi hanya cerita selingan, dank au harus
berhenti disini. Senja aku lelah, tidakkah kau lihat luka ini ? tengoklah
dengan sengaja luka ini masih menganga sungguh masih menganga. Apa kau mau luka
ini tetap menganga jika aku terus bersamamu senja.
Oh senja kau
keras kepala sekali ! Ilalang lihatkah senja selalu seperti itu. Aku mendengar
suaramu tapi kau mengacuhkan suaraku. Aku menerima nasehatku tapi kau tidak
menerima nasehatku. Ya kau sering melupakan apa pesan yang selau ku berikan
kepadamu. Dan itu membuatku sakit engkau tahu senja. Sudahlah aku rasa kita
memang seharusny berhenti sampia disini. Kau selalu berpidato tentang
keyakinan. Tapi kau tak membuktikan keyakinan itu, kau hanya membuktikannya
dengan sebuah ucapan saja. Itupun kau ucapkan dengantak melihat kedua mataku. Jujur
aku tak yakin denganmu senja. Aku tak yakin. Kau sering membohongiku senja, kadar
kepercayaanku tiap kali kau berbohong semakin menurun. Harusnya kau sadar
senja. Sudahlah.
Ialalng tolonglah
aku, senja tak mau pergi dariku. Ia terus merajuk, membujuk dengan buaian
rayuan gombal palsu. Kau dengankan ?
“ sabarlah
wahai engkau sahabatku, Allah Maha tahu yang terbaik untukmu, untuknya, begitu
juga dengan untukku” Senyum khas ilalang mengembang. Dan aku bahagia dengan
itu. Terimakasih ilalang.
0 komentar:
Posting Komentar