Terimakasih Ilalang

| Minggu, 09 Februari 2014

Embun datang membawa sebuah pesan sedangkan ilalang membawa bingkisan untukku. Ya sesuatu yang kutunggu dan kuharapkan telah datang. Namun seiring berputarnya jarum jam aku harus berpisah dengan mereka. Sungguh aku masih ingin lama bersama mereka . aku ingin mengukir satu judul novel bersama mereka, ya buka sekedar cerpen yang aku ukir tapi sebuah novel, dmana cerita yang panjang tidak sesingkat cerpen. Ya karna waktu kita dipisahkan dan memaksaku untuk kembali bertemu senja. Luka ini masih menganga sayang. Luka ini belum sepenuhnya kering bahkan menghilang. Rasa sakitnya memang sedikit menghilang tapi masih terasa sakit.
Kali ini aku memang dipisahkan dengan embun tapi tidak dengan ilalang. Ia masih setia menemaniku untuk tetap merenda keceriaan disetiap lembaran kisahku. Sampai jumpa embun, sampai jumpa sampai ketemu hari esok. Aku masih disini bersama ilalang. Aku menunggu pesanmu lagi. Datanglah dengan sejuta pesan aku tak sabar dengan pesanmu.
Ilalang ku mohon kau untuk tetap disini, jangan engkau pergi. Tetaplah disampingku. Merenda jejak kehidupan disetiap hembusan nafasku. Langkah kita kan ku rekan dengan sajak-sajak ini. Biarlah sajak ini menjadi saksi kisah kita. Aku ingin mewariskan kisah kita ke anak cucuku melalui sajak ini. Tak apa bukan ?
Oke  denganmu senja harus dengan apa lagi aku membujuk untuk menyudahi semua ini, menghentikan cerpen antara aku dan kamu. Aku tak ingin mengubah cerpen ini menjadi novel bersamamu. Oke aku akan mencantumkan kisah cerpen itu dinovelku. Tapi hanya cerita selingan, dank au harus berhenti disini. Senja aku lelah, tidakkah kau lihat luka ini ? tengoklah dengan sengaja luka ini masih menganga sungguh masih menganga. Apa kau mau luka ini tetap menganga jika aku terus bersamamu senja.
Oh senja kau keras kepala sekali ! Ilalang lihatkah senja selalu seperti itu. Aku mendengar suaramu tapi kau mengacuhkan suaraku. Aku menerima nasehatku tapi kau tidak menerima nasehatku. Ya kau sering melupakan apa pesan yang selau ku berikan kepadamu. Dan itu membuatku sakit engkau tahu senja. Sudahlah aku rasa kita memang seharusny berhenti sampia disini. Kau selalu berpidato tentang keyakinan. Tapi kau tak membuktikan keyakinan itu, kau hanya membuktikannya dengan sebuah ucapan saja. Itupun kau ucapkan dengantak melihat kedua mataku. Jujur aku tak yakin denganmu senja. Aku tak yakin. Kau sering membohongiku senja, kadar kepercayaanku tiap kali kau berbohong semakin menurun. Harusnya kau sadar senja. Sudahlah.
Ialalng tolonglah aku, senja tak mau pergi dariku. Ia terus merajuk, membujuk dengan buaian rayuan gombal palsu. Kau dengankan ?

sabarlah wahai engkau sahabatku, Allah Maha tahu yang terbaik untukmu, untuknya, begitu juga dengan untukku” Senyum khas ilalang mengembang. Dan aku bahagia dengan itu. Terimakasih ilalang. 

0 komentar:

Next Prev
▲Top▲