Djamarah (2006:185) menyebutkan
“Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas dapat
dipergunakan.” Prinsip-prinsip pengelolaan kelas yang dikemukakan oleh Djamarah
adalah sebagai berikut :
1.
Hangat dan antusias
Hangat dan
antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab
pada anak didik selalu menunjukkan antusias pada tigasnya sebagai pendidik akan
berhasil dalam melakukan manajemen kelasnya.
2.
Tantangan
Tantangan
dalam melakukan manajemen kelas salah satunya adalah cara menggunakan bahasa,
media dalam mengajar yang dapat mempengaruhi semangat dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
3.
bervariasi
dalam
kegiatan pembelajaran guru harus mampu menciptakan ide yang kreatif dan
bervariasi dalam penggunaan media pembelajaran, metode dan model agar mampu
meningkatkan semangat siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
4.
Keluwesan
Dalam
kegiatan pembelajaran guru sebagai seorang yang mengelola kelas mampu menggunakan
strategi untuk meminimalkan terjadinya gangguan kegiatan pembelajaran sehingga
tercipta suasana belajar mengajar yang efektif.
5.
penekanan hal-hal yang positif
Untuk
menghindari pemusatan perhatian kea rah negative guru perlu melakukan penekanan
oada hal-hal yang positive. Apabila guru menekankan pemusatan negative akan
menganggu proses pembelajaran dalam kelas.
6.
penanaman disiplin diri
dalam
mendidik siswa guru adalah contoh dari siswa, oleh karena itu guru harus
disiplin dalam segala hal, jika dari guru yang berperan sebagai
contoh tidak disiplin bagaimana dengan siswa? Yang disini berperan sebagai seorang yang mencontoh.
contoh tidak disiplin bagaimana dengan siswa? Yang disini berperan sebagai seorang yang mencontoh.
macam-macam pendekatan
a.
Pendekatan Otoriter
Pendekatan otoriter
memandang bahwa manajerial kelas sebagai suatu pendekatan pengendalian perilaku
peserta didik oleh guru. Pendekatan ini menempatkan guru dalam peranan
menciptakan dan memelihara ketertiban di kelas dengan menggunakan strategi
pengendalian. Tujuan guru yang utama ialah mengendalikan perilaku peserta
didik. Guru bertanggung jawab mengendalikan perilaku peserta didik karena
gurulah yang paling mengetahui dan berurusan dengan peserta didik. Tugas ini
sering dilakukan guru dengan menciptakan dan menjalankan peraturan dan hukuman.
Kelemahan :
Pendekatan otoriter
janganlah dipandang sebagai strategi yang bersifat mengintimidasi. Guru yang
mempraktekkan pendekatan otoriter tidak memaksakan kepatuhan, merendahkan
peserta didik, dan tidak bertindak kasar. Guru otoriter bertindak untuk
kepentingan peserta didik dengan menerapkan disiplin yang tegas.Pendekatan ini kurang mantap dalam pelaksanaan
baik perintah maupun larangan dapat diterapkan atas dasar generalisasi masalah
- masalah pengelolaan kelas tertentu.
Kelebihan :
Pendekatan
otoriter menawarkan lima strategi yang dapat diterapkan dalam memanajemeni
kelas yaitu (1) menetapkan dan menegakkan peraturan, (2) memberikan perintah,
pengarahan, dan pesan, (3) menggunakan teguran, (4) menggunakan pengendalian
dengan mendektai, dan (5) menggunakan pemisahan dan pengucilan.
Otoriter
: Pengelolaan kelas sebagai proses untuk mengontrol tingkah laku siswa kearah
disiplin, bila timbul masalah – masalah yang merusak kedisiplinan dan
ketertiban kelas maka menggunakan pendekatan perintah dan larangan, penekanan
dan penguasaan, penghukuman dan pengancaman
b.Pendekatan
Intimidasi
Pendekatan
intimidasi adalah pendekatan yang memandang manajemen kelas sebagai proses
pengendalian perilaku peserta didik. Berbeda dengan pendekatan otoriter yang
menekankan perilaku guru yang manusiawi, pendekatan intimidasi menekankan pada
perilaku guru yang mengintimidasi. Bentuk-bentuk intimidasi itu seperti hukuman
yang kasar, ejekan, hinaan, paksaan, ancaman, menyalahkan. Peranan guru
adalah memaksa peserta didik berperilaku sesuai dengan perintah guru.
Kelemahan :
Kendatipun pendekatan
intimidasi telah dipakai secara luas dan ada manfaatnya, terdapat kecaman
terhadap pendekatan ini. Penggunaan pendekatan ini hanya bersifat pemecahan
masalah secara sementara dan hanya menangani gejala-gejala masalahnya, bukan
masalahnya itu sendiri. Kelemahan lain yang timbul dari penerapan pendekatan
ini adalah tumbuhnya sikap bermusuhan dan hancurnya hubungan antara guru dan
peserta didik.
Siswa
merasa dikucilkan dan takut terhadap guru, pendekatan ini tidak berlaku untuk
situasi kelas yang ricuh atau ramai keseluruhan karena bersifat individu.
Penggunaan pendekatan ini hanya bersifat pemecahan masalah secara sementara dan
hanya menangani gejala-gejala masalahnya, bukan masalahnya itu sendiri.
Kelemahan lain yang timbul dari penerapan pendekatan ini adalah tumbuhnya sikap
bermusuhan dan hancurnya hubungan antara guru dan peserta didik
Kelebihan :
Pendekatan intimidasi
berguna dalam situasi tertentu dengan menggunakan teguran keras. Teguran keras
adalah perintah verbal yang keras yang diberikan pada situasi tertentu dengan
maksud untuk segera menghentikan perilaku siswa yang penyimpangannya berat.
Misal, guru memergoki dua peserta didik berkelahi.kemudian guru bertindak
“berhenti” dengan harapan setelah mendengar suara guru kedua peserta didik itu
akan berhenti berkelahi. Kehadiran guru membuat mereka takut, takut karena
mereka membayangkan akan memperoleh hukuman yang sangat berat.
Intimidasi
: Perlakuan yang menggunakan pendekatan ini akan menjadikan siswa tidak
mengulangi perbuatannya lagi (siswa akan merasa jera) dan sebagai suatu proses
untuk mengontrol tingkah laku anak didik
c.Pendekatan Permisif
Pendekatan permisif adalah
pendekatan yang menekankan perlunya memaksimalkan kebebasan siswa. Tema sentral
dari pendekatan ini adalah: apa, kapan, dan dimana juga guru hendaknya
membiarkan peserta didik bertindak bebas sesuai dengan yang diinginkannya.
Peranan guru adalah meningkatkan kebebasan peserta didik, sebab dengan itu akan
membantu pertumbuhannya secara wajar. Campur tangan guru hendaknya seminimal
mungkin, dan berperan sebagai pendorong mengembangkan potensi peserta didik
secara penuh.
Kelemahan
Pendekatan permisif sedikit
penganjurannya. Pendekatan ini kurang menyadari bahwa sekolah dan kelas adalah
sistem sosial yang memiliki pranata-pranata sosial. Dalam sistem sosial para
anggotanya, dalam hal ini guru dan peserta didik menyandang hak dan kewajiban.
Mereka diharapkan bertindak sesuai dengan hak dan kewajibannya dan diterima
oleh semua pihak. Perbuatan yang bebas tanpa batas akan memerkosa dan mengancam
hak-hak orang lain.
a. Melalui pendekatan ini pengajar memandang mudah,
tak banyak risiko. Namun sebenarnya pengajar gegabah dalam mengambil cara
pendekatan, mengalihkan, menukar, mengganti suatu tugas atau penanggungjawab.
Padahal pembelajar memiliki harga diri pribadi serta pola berpikir yang tidak
sama. Pendekatan ini juga kurang menguntungkan dan tanpa kontrol yang memandang
ringan terhadap gejala-gejala yang muncul seperti: mengalihkan, memasabodohkan,
membiarkan dan memberi kebebasan terhadap peserta didik. Pihak pengajar dan
pembelajar tampak bebas, kurang memikat. Pendekatan ini kurang menyadari bahwa
sekolah dan kelas adalah sistem sosial yang memiliki pranata-pranata social
Kelebihan :
Banyak pendapat yang
mengatakan bahwa pendekatan permisif dalam bentuknya yang murni tidak produktif
diterapkan dalam situasi atau lingkungan sekolah dan kelas. Namun disarankan
agar guru memberikan kesempatan kepada para peserta didik melakukan urusan
sendiri apabila hal itu berguna. Urusan itu seperti para peserta didik memperoleh
kesempatan secara psikologis, memilkul risiko yang aman, mengatur kegiatan
sekolah sesuai cakupannya, mengembangkan kemampuan memimpin diri sendiri,
disiplin sendiri, dan tanggung jawab sendiri. Dengan demikian, guru harus dapat
menemukan cara untuk memberikan kebebasan sebesar mungkin kepada peserta didik
di satu sisi, di sisi lain tetap dapat mengendalikan kebebasan itu dengan penuh
tanggung jawab.
Permisif
: Memiliki tema sentral yaitu apa, kapan dan dimana juga guru hendaknya
membiarkan peserta didik bebas sesuai dengan yang diinginkannya. Peranan guru
adalah meningkatkan kebebasan peserta didik , sebab dengan itu akan mudah
membantu pertumbuhan secara wajar. Campur tangan guru hendaknya seminimal
mungkin, dan berperan sebagai pendorong mengembangkan potensi peserta didik
secra penuh.
d.Pendekatan Buku Masak
Pendekatan
buku masak adalah pendekatan berbentuk rekomendasi berisi daftar hal-hal yang
harus dilakukan atau yang tidak harus dilakukan oleh seorang guru apabila
menghadapi berbagai tipe masalah manajemen kelas. Daftar tentang apa yang harus
dilakukan dan apa yang tidak harus dilakukan ini biasanya dapat ditemukan dalam
artikel: Tiga puluh cara untuk memperbaiki perilaku peserta didik, misalnya
karena daftar ini sering merupakan resep yang cepat dan mudah, pendekatan ini
dikenal sebagai pendekatan “buku masak”.
Kelemahan
:
Pendekatan buku masak tidak
dijabarkan atas dasar konsep yang jelas, sehingga tidak ditemukan
prinsip-prinsip yang memungkinkan guru menerapkan secara umum pada masalah-masalah
lain. Pendekatan ini cenderung menumbuhkan sikap reaktif pada diri guru dalam
memanajemeni kelas. Dengan kata lain, guru biasanya memberikan reaksi terhadap
masalah tertentu dan sering mempergunakan dalam jangka pendek. Kelemahan lain
pendekatan buku masak adalah apabila resep tertentu gagal mencapai tujuan, guru
tidak dapat memilih alternatif lain, karena pendekatan ini bersifat mutlak.
Guru yang bekerja dengan kerangka acuan buku masak akan merugikan diri sendiri
dan tidak mungkin menjadi manajer kelas yang efektif.
b. Apabila resep tertentu gagal mencapai tujuan,
guru tidak dapat memilih alternatif lain karena pendekatan ini bersifat mutlak.
Guru yang bekerja dengan kerangka acuan buku masak akan merugikan diri sendiri
dan tidak mungkin menjadi manajer kelas yang efektif.
Kelebihan :
Karena
memiliki daftar tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak harus
dilakukan. Biasanya dapat ditemukan dalam artikel: Tiga puluh cara untuk
memperbaiki perilaku peserta didik, misalnya karena daftar ini sering merupakan
resep yang cepat dan mudah, pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan “buku
masak”.
Pendekatan
ini cenderung menumbuhkan sikap reaktif pada diri guru dalam memanajeneni
kelas. Dengan kata lain guru bisanya memberikan reaksi terhadap masalah
tertentu dan sering menggunakannya dalam jangka pendek
e.Pendekatan Instruksional
Pendekatan
instruksional adalah pendekatan yang mendasarkan kepada pendirian bahwa
pengajaran yang dirancang dan dilaksanakan dengan cermat akan mencegah
timbulnya sebagian besar masalah manajerial kelas. Pendekatan ini berpendapat
bahwa manajerial yang efektif adalah hasil perencanaan pengajaran yang bermutu.
Dengan demikian peranan guru adalah merencanakan dengan kebutuhan dan kemampuan
setiap peserta didik.
Kelemahan
:
Para
penganjur pendekatan instruksional dalam manajemen kelas cenderung memandang
perilaku instruksional guru mempunyai potensi mencapai dua tujuan utama
manajemen kelas. Tujuan itu adalah: 1) mencegah timbulnya masalah manajerial,
dan 2) memecahkan masalah manajerial kelas. Cukup banyak contoh yang
membuktikan bahwa kegiatan belajar-mengajar yang direncanakan dan dilaksanakan
dengan baik adalah merupakan faktor utama dalam pencegahan timbulnya masalah
manajemen kelas.
c. Anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan
pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik dan
memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah, namun masing – masing peserta
didik memiliki permasalahan yang berbeda
Kelebihan
:
Pendekatan
ini berpendapat bahwa manajerial yang efektif adalah hasil perencanaan
pengajaran yang bermutu. Dengan demikian peranan guru adalah merencanakan
dengan kebutuhan dan kemampuan setiap peserta didik.
Mengajar
untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik. Para penganjur
instruksional dalam manajameen kelas cenderung memandang perilaku instruksional
guru mempunyai potensi mencapai dua tujuan utama manajemen kelas yaitu mencegah
timbulnya masalah menejerial dan memecahkan masalah manajerial kelas.
f.Pendekatan Pengubahan Perilaku
Pendekatan pengubahan
perilaku didasarkan pada prinsip-prinsip psikologi behaviorisme. Prinsip utama
yang mendasari pendekatan ini adalah perilaku merupakan hasil proses belajar.
Prinsip ini berlaku baik bagi perilaku yang sesuai maupun perilaku yang
menyimpang
Kelemahan :
Penganjur pendekatan ini
berpendapat bahwa seorang peserta didik berperilaku menyimpang adalah
disebabkan oleh salah satu dari dua alasan berikut: 1) peserta didik telah
belajar berperilaku yang tidak sesuai, atau 2) peserta didik tidak belajar
berperilaku yang sesuai. Pendekatan pengubahan perilaku dibangun atas dasar dua
asumsi utama yaitu: 1) empat proses dasar belajar, 2) pengaruh
kejadian-kejadian dalam lingkungan. Tugas guru adalah menguasai dan menerapkan
empat prinsip dasar belajar. Prinsip tersebut adalah penguatan positif,
hukuman, penghentian, dan penguatan negatif.
d. Proses belajar sebagian atau bahkan seluruhnya
dipengaruh oleh kejadian - kejadian yang berlangsung di lingkungan. Penguatan
perilaku tertentu sejalan dengan usaha belajar yang hasilnya akan memperoleh
ganjaran / hadiah (penguatan atau pendorong). Usaha pemberian hadiah atau
ganjaran ini dimaksud untuk memberi penguatan tertentu agar muncul suatu
perilaku baru yang semakin mantap, kuat dan disetujui. Perilaku tertentu yang
diberi ganjaran cenderung untuk diteruskan.
Kelebihan :
Pendekatan
pengubahan perilaku dibangun atas dasar dua asumsi utama yaitu: 1) empat proses
dasar belajar, 2) pengaruh kejadian-kejadian dalam lingkungan. Tugas guru
adalah menguasai dan menerapkan empat prinsip dasar belajar. Prinsip tersebut
adalah penguatan positif, hukuman, penghentian, dan penguatan negatif.
Pendekatan
penghukuman ini dianggap bermanfaat bila segera menghentikan atau menghilangkan
penampilan tingkah laku yang tak disukai sambil melaksanakan system penguatan
yang tepat bagi kelayakan penampilan perilaku tertentu yang disukai.
Memperlihatkan persetujuan terhadap perilaku yang isukai dan sebaliknya
merupakan tindakan yang efektif untuk membina tingkah laku pembelajar dalam
kelas adalah kunci dalam pengelolaan kelas melalui pengubahan perilaku.
g.Pendekatan Iklim Sosio-Emosional
Pendekatan iklim
sosio-emosional dalam manajemen kelas berakar pada psikologi penyuluhan
klinikal, dan karena itu memberikan arti yang sangat penting pada hubungan
antar pribadi. Pendekatan ini dibangun atas dasar asumsi bahwa manajemen kelas
yang efektif (dan pengajaran yang efektif) sangat tergantung pada hubungan yang
positif antara guru dan peserta didik. Guru adalah penentu utama atas hubungan
antar dan iklim kelas. Oleh karena itu, tugas pokok guru dalam manajemen kelas
adalah membangun hubungan antar pribadi yang positif dan meningkatkan iklim
sosio-emosional yang positif pula.
Kelemahan :
Pendekatan ini dibangun
atas dasar asumsi bahwa manajemen kelas yang efektif (dan pengajaran yang
efektif) sangat tergantung pada hubungan yang positif antara guru dan peserta
didik. Guru adalah penentu utama atas hubungan antar dan iklim kelas. Oleh
karena itu, tugas pokok guru dalam manajemen kelas adalah membangun hubungan
antar pribadi yang positif dan meningkatkan iklim sosio-emosional yang positif
pula.
e. Kegiatan pembelajaran di sekolah berlangsung
dalam suatu kelompok tertentu. Kelas adalah suatu sistem sosial yang memiliki
ciri - ciri sebagaimana dimiliki oleh sistem sosial lainnya.
Kelebihan :
Pendekatan ini dibangun
atas dasar asumsi bahwa manajemen kelas yang efektif (dan pengajaran yang
efektif) sangat tergantung pada hubungan yang positif antara guru dan peserta
didik. Guru adalah penentu utama atas hubungan antar dan iklim kelas. Oleh
karena itu, tugas pokok guru dalam manajemen kelas adalah membangun hubungan
antar pribadi yang positif dan meningkatkan iklim sosio-emosional yang positif
pula.
Pembelajar
perlu dilayani dengan penuh penghargaan sehingga pengajar mengupayakan sejauh
mungkin kemungkinan yang menimbulkan kegagalan yang efeknya bisa membunuhkan
motivasi, kecemasan, tanpa harapan, dan menyingkirkan perangsang timbulnya
tingkah laku menyimpang. Kelas yang diliputi oleh hubungan inter-personal yang
baik merupakan kondisi yang beriklim sosio emosional yang baik. Sehingga
menjadikan pembelajar merasa tenteram tanpa suatu ancaman atau dikejar - kejar
oleh kekuasaan / penekatan tertentu.
h.Pendekatan Proses Kelompok
Premis
utama yang mendasari pendekatan proses kelompok didasarkan pada
asumsi-asumsi barikut: 1) kehidupan sekolah berlangsung dalam lingkungan
kelompok, yakni kelompok kelas, 2) tugas pokok guru adalah memnciptakan dan
membina kelompok kelas yang efektif dan produktif, 3) kelompok kelas adalah
suatu system social yang mengandung cirri-ciri yang terdapat pada semua system
social, 4) pengelolaan kelas oleh guru adalah menciptakan dan memelihara
kondisi kelas yang menunjang terciptanya suasana belajar yang menguntungkan.
Kelemahan
:
Komunikasi, baik verbal
maupun non-verbal adalah dialog antara anggota-anggota kelompok. Komunikasi
mencakup kemampuan khas manusia untuk saling memahami buah pikiran dan perasaan
masing-masing. Komunikasi yang efektif berarti menerima pesan menafsirkan
dengan tepat pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan. Oleh karena itu, tugas
rangkap guru adalah membuka saluran komunikasi sehingga semua siswa menyatakan
buah pikiran dan perasaanya dengan bebas, menerima buah pikiran dan perasaan
siswa
Menumbuhkan
pada diri pengajar dan pembelajar yang realistik tepat dan jelas, Suatu
kelompok dalam kelas terciipta jika terrdapat kepemimpinan yang didistribusikan
pada semua anggota kelompok, sehingga setiap anggota merasakan bahwa mereka
mempunyai tanggungjawab untuk melaksanakan tugas kelompok dengan baik,
Menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik, positif di antara anggota
kelompok yang menungkinkan dalam pengelolaan kelas dan menghindari tingkah laku
yang menyimpang
Kelebihan :
Premis
utama yang mendasari pendekatan proses kelompok didasarkan pada
asumsi-asumsi barikut: 1) kehidupan sekolah berlangsung dalam lingkungan
kelompok, yakni kelompok kelas, 2) tugas pokok guru adalah memnciptakan dan
membina kelompok kelas yang efektif dan produktif, 3) kelompok kelas adalah
suatu system social yang mengandung cirri-ciri yang terdapat pada semua system
social, 4) pengelolaan kelas oleh guru adalah menciptakan dan memelihara
kondisi kelas yang menunjang terciptanya suasana belajar yang menguntungkan
Menekankan
pentingnya cirri-ciri kelompok sehat yang terdapat dalam kelas didukung adanya
saling berhubungan antar pembelajar dalam kelompok dikelas itu. Membantu
kelompok yang bertanggung awab atas perbuatan kelompok. Kelompok yang berfungsi
secara efektif dapat melakukan pengawasan yang mantap terhadap
anggota-anggitanya.
i.Pendekatan Eklektik
Wilford A. Weber menyatakan
bahwa pendekatan dengan cara menggabungkan semua aspek terbaik dari berbagai
pendekatan manajemen kelas untuk menciptakan suatu kebulatan atau keseluruhan
yang bermakna, yang secara filosofis, teoritis, dan/atau psikologis dinilai
benar, yang bagi guru merupakan sumber pemilihan perilaku pengelolaan tertentu
yang sesuai dengan situasi disebut pendekatan eklektik (Wilford A. Weber,
1986). Dua syarat yang perlu dikuasai oleh guru dalam menerapkan pendekatan
eklektik yaitu: 1) menguasai pendekatan-pendekatan manajemen kelas yang
potensial, seperti pendekatan Pengubahan Perilaku, Penciptaan Iklim
Sosio-Emosional, Proses Kelompok, dan 2) dapat memilih pendekatan yang tepat
dan melaksanakan prosedur yang sesuai dengan baik dalam masalah manajemen kelas
( M. Endang dan T. Raka Joni, 1983: 43)
Kelemahan :
Pendekatan Perubahan
Tingkah Laku dipilih, misalnya bila tujuan tindakan manajemen kelas yang akan dilakukan
adalah menguatkan tingkah lakupeserta didik yang baik dan/atau menghilangkan
perilaku peserta didik yang kurang baik; pendekatan Penciptaan Iklim
Sosio-Emosional dipergunakan apabila sasaran tindakan manajemen kelas adalah
peningkatan hubungan antar pribadi guru dan peserta didik; sementaa itu
pendekatan Proses Kelompok dianut bila seorang guru ingin kelompoknya melakukan
kegiatan secara produktif
Penggunaan
pendekatan ini dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam
situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan tersebut
(potensialitas, kreatifitas, dabn inisiatif).
Kelebihan :
Kemampuan guru memilih
strategi manajemen kelas yang sangat tergantung pada kemampuannya menganalisis
masalah manajemen kelas yang dihadapinya. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
dipilih, misalnya bila tujuan tindakan manajemen kelas yang akan dilakukan
adalah menguatkan tingkah lakupeserta didik yang baik dan/atau menghilangkan
perilaku peserta didik yang kurang baik; pendekatan Penciptaan Iklim
Sosio-Emosional dipergunakan apabila sasaran tindakan manajemen kelas adalah
peningkatan hubungan antar pribadi guru dan peserta didik; sementaa itu
pendekatan Proses Kelompok dianut bila seorang guru ingin kelompoknya melakukan
kegiatan secara produktif
Eklektik
: Pendekatan ini menekankan pada potensialitas, kreatifitas, dabn inisiatif
wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan
situasi yang dihadapinya.
j.Pendekatan Analitik Pluralistik
Berbeda dengan pendakatan
eklektik, pendekatan analitik pluralistik memberi kesempatan kepada guru
memilih strategi manajemen kelas atau gabungan beberapa strategi dari berbagai
pendekatan manajemen yang dianggap mempunyai potensi terbesar berhasil
menanggulangi masalah manajemen kelas dalam situasi yang telah dianalisis. Guru
yang bijaksana menghargai pendekatan dan strategi manajemen kelas yang
mempunyai konsep yang baik. Dengan demikian, pendekatan analitik pluralistik
memperluas jangkauan pendekatan. Pendekatan analitik pluralistik
berupa pemilihan diantara berbagai strategi manajemen kelas suatu atau beberapa
strategi yang mempunyai kemungkinan menciptakan dan menampung kondisi-kondisi
yang memberi kemudahan kepada pembelajaran yang efektif dan efisien.
Kelemahan :
Pendekatan analitik
pluralistik berupa pemilihan diantara berbagai strategi manajemen kelas suatu
atau beberapa strategi yang mempunyai kemungkinan menciptakan dan menampung
kondisi-kondisi yang memberi kemudahan kepada pembelajaran yang efektif dan
efisien.
Analitik
Pluralistik : Kelemahanya mendominasi tergantung berdasarkan jenispendekatan
apa yang akan dipakai guru dalam mengatasi masalah yang dihadapinya.
Kelebihan
:
Berbeda dengan pendakatan eklektik, pendekatan analitik
pluralistik memberi kesempatan kepada guru memilih strategi manajemen kelas
atau gabungan beberapa strategi dari berbagai pendekatan manajemen yang
dianggap mempunyai potensi terbesar berhasil menanggulangi masalah manajemen
kelas dalam situasi yang telah dianalisis. Guru yang bijaksana menghargai
pendekatan dan strategi manajemen kelas yang mempunyai konsep yang baik. Dengan
demikian, pendekatan analitik pluralistik memperluas jangkauan pendekatan.
Pendekatan analitik pluralistik berupa pemilihan diantara berbagai
strategi manajemen kelas suatu atau beberapa strategi yang mempunyai
kemungkinan menciptakan dan menampung kondisi-kondisi yang memberi kemudahan
kepada pembelajaran yang efektif dan efisien.Pendekatan Analitik
Pluralistik, contoh: guru bisa menangani masalah yang terjadi di dalam kelas
dengan mudah, seperti anak yang nakal, berkelahi, pemalu dll, karena dalam
pendekatan analitik pluralistik guru bisa memilih strategi manajemen kelas yang
dianggapnya paling berpotensi untuk pembelajaran.Guru
dapat memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan- pendekatan sesuai
dengan kemampuan selama maksud dan penggunaannnya untuk pengelolaan kelas
sehingga proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien
0 komentar:
Posting Komentar