Pendekatan dalam manajemen kelas

| Selasa, 23 Oktober 2012

Djamarah (2006:185) menyebutkan “Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas dapat dipergunakan.” Prinsip-prinsip pengelolaan kelas yang dikemukakan oleh Djamarah adalah sebagai berikut :
1.      Hangat dan antusias
Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab pada anak didik selalu menunjukkan antusias pada tigasnya sebagai pendidik akan berhasil dalam melakukan manajemen kelasnya.
2.      Tantangan
Tantangan dalam melakukan manajemen kelas salah satunya adalah cara menggunakan bahasa, media dalam mengajar yang dapat mempengaruhi semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
3.      bervariasi
dalam kegiatan pembelajaran guru harus mampu menciptakan ide yang kreatif dan bervariasi dalam penggunaan media pembelajaran, metode dan model agar mampu meningkatkan semangat siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
4.      Keluwesan
Dalam kegiatan pembelajaran guru sebagai seorang yang mengelola kelas mampu menggunakan strategi untuk meminimalkan terjadinya gangguan kegiatan pembelajaran sehingga tercipta suasana belajar mengajar yang efektif.
5.      penekanan hal-hal yang positif
Untuk menghindari pemusatan perhatian kea rah negative guru perlu melakukan penekanan oada hal-hal yang positive. Apabila guru menekankan pemusatan negative akan menganggu proses pembelajaran dalam kelas.
6.      penanaman disiplin diri
dalam mendidik siswa guru adalah contoh dari siswa, oleh karena itu guru harus disiplin dalam segala hal, jika dari guru yang berperan sebagai
contoh tidak disiplin bagaimana dengan siswa? Yang disini berperan sebagai seorang yang mencontoh.
macam-macam pendekatan
a.       Pendekatan Otoriter
Pendekatan otoriter memandang bahwa manajerial kelas sebagai suatu pendekatan pengendalian perilaku peserta didik oleh guru. Pendekatan ini menempatkan guru dalam peranan menciptakan dan memelihara ketertiban di kelas dengan menggunakan strategi pengendalian. Tujuan guru yang utama ialah mengendalikan perilaku peserta didik. Guru bertanggung jawab mengendalikan perilaku peserta didik karena gurulah yang paling mengetahui dan berurusan dengan peserta didik. Tugas ini sering dilakukan guru dengan menciptakan dan menjalankan peraturan dan hukuman.
Kelemahan :
Pendekatan otoriter janganlah dipandang sebagai strategi yang bersifat mengintimidasi. Guru yang mempraktekkan pendekatan otoriter tidak memaksakan kepatuhan, merendahkan peserta didik, dan tidak bertindak kasar. Guru otoriter bertindak untuk kepentingan peserta didik dengan menerapkan disiplin yang tegas.Pendekatan ini kurang mantap dalam pelaksanaan baik perintah maupun larangan dapat diterapkan atas dasar generalisasi masalah - masalah pengelolaan kelas tertentu.


Kelebihan :
Pendekatan otoriter menawarkan lima strategi yang dapat diterapkan dalam memanajemeni kelas yaitu (1) menetapkan dan menegakkan peraturan, (2) memberikan perintah, pengarahan, dan pesan, (3) menggunakan teguran, (4) menggunakan pengendalian dengan mendektai, dan (5) menggunakan pemisahan dan pengucilan.
Otoriter : Pengelolaan kelas sebagai proses untuk mengontrol tingkah laku siswa kearah disiplin, bila timbul masalah – masalah yang merusak kedisiplinan dan ketertiban kelas maka menggunakan pendekatan perintah dan larangan, penekanan dan penguasaan, penghukuman dan pengancaman


b.Pendekatan Intimidasi
Pendekatan intimidasi adalah pendekatan yang memandang manajemen kelas sebagai proses pengendalian perilaku peserta didik. Berbeda dengan pendekatan otoriter yang menekankan perilaku guru yang manusiawi, pendekatan intimidasi menekankan pada perilaku guru yang mengintimidasi. Bentuk-bentuk intimidasi itu seperti hukuman yang kasar, ejekan, hinaan, paksaan, ancaman, menyalahkan. Peranan guru adalah memaksa peserta didik berperilaku sesuai dengan perintah guru.
Kelemahan :
Kendatipun pendekatan intimidasi telah dipakai secara luas dan ada manfaatnya, terdapat kecaman terhadap pendekatan ini. Penggunaan pendekatan ini hanya bersifat pemecahan masalah secara sementara dan hanya menangani gejala-gejala masalahnya, bukan masalahnya itu sendiri. Kelemahan lain yang timbul dari penerapan pendekatan ini adalah tumbuhnya sikap bermusuhan dan hancurnya hubungan antara guru dan peserta didik.
Siswa merasa dikucilkan dan takut terhadap guru, pendekatan ini tidak berlaku untuk situasi kelas yang ricuh atau ramai keseluruhan karena bersifat individu. Penggunaan pendekatan ini hanya bersifat pemecahan masalah secara sementara dan hanya menangani gejala-gejala masalahnya, bukan masalahnya itu sendiri. Kelemahan lain yang timbul dari penerapan pendekatan ini adalah tumbuhnya sikap bermusuhan dan hancurnya hubungan antara guru dan peserta didik

Kelebihan :
Pendekatan intimidasi berguna dalam situasi tertentu dengan menggunakan teguran keras. Teguran keras adalah perintah verbal yang keras yang diberikan pada situasi tertentu dengan maksud untuk segera menghentikan perilaku siswa yang penyimpangannya berat. Misal, guru memergoki dua peserta didik berkelahi.kemudian guru bertindak “berhenti” dengan harapan setelah mendengar suara guru kedua peserta didik itu akan berhenti berkelahi. Kehadiran guru membuat mereka takut, takut karena mereka membayangkan akan memperoleh hukuman yang sangat berat.
Intimidasi : Perlakuan yang menggunakan pendekatan ini akan menjadikan siswa tidak mengulangi perbuatannya lagi (siswa akan merasa jera) dan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik


c.Pendekatan Permisif
Pendekatan permisif adalah pendekatan yang menekankan perlunya memaksimalkan kebebasan siswa. Tema sentral dari pendekatan ini adalah: apa, kapan, dan dimana juga guru hendaknya membiarkan peserta didik bertindak bebas sesuai dengan yang diinginkannya. Peranan guru adalah meningkatkan kebebasan peserta didik, sebab dengan itu akan membantu pertumbuhannya secara wajar. Campur tangan guru hendaknya seminimal mungkin, dan berperan sebagai pendorong mengembangkan potensi peserta didik secara penuh.
Kelemahan
Pendekatan permisif sedikit penganjurannya. Pendekatan ini kurang menyadari bahwa sekolah dan kelas adalah sistem sosial yang memiliki pranata-pranata sosial. Dalam sistem sosial para anggotanya, dalam hal ini guru dan peserta didik menyandang hak dan kewajiban. Mereka diharapkan bertindak sesuai dengan hak dan kewajibannya dan diterima oleh semua pihak. Perbuatan yang bebas tanpa batas akan memerkosa dan mengancam hak-hak orang lain.
a.       Melalui pendekatan ini pengajar memandang mudah, tak banyak risiko. Namun sebenarnya pengajar gegabah dalam mengambil cara pendekatan, mengalihkan, menukar, mengganti suatu tugas atau penanggungjawab. Padahal pembelajar memiliki harga diri pribadi serta pola berpikir yang tidak sama. Pendekatan ini juga kurang menguntungkan dan tanpa kontrol yang memandang ringan terhadap gejala-gejala yang muncul seperti: mengalihkan, memasabodohkan, membiarkan dan memberi kebebasan terhadap peserta didik. Pihak pengajar dan pembelajar tampak bebas, kurang memikat. Pendekatan ini kurang menyadari bahwa sekolah dan kelas adalah sistem sosial yang memiliki pranata-pranata social

Kelebihan :
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa pendekatan permisif dalam bentuknya yang murni tidak produktif diterapkan dalam situasi atau lingkungan sekolah dan kelas. Namun disarankan agar guru memberikan kesempatan kepada para peserta didik melakukan urusan sendiri apabila hal itu berguna. Urusan itu seperti para peserta didik memperoleh kesempatan secara psikologis, memilkul risiko yang aman, mengatur kegiatan sekolah sesuai cakupannya, mengembangkan kemampuan memimpin diri sendiri, disiplin sendiri, dan tanggung jawab sendiri. Dengan demikian, guru harus dapat menemukan cara untuk memberikan kebebasan sebesar mungkin kepada peserta didik di satu sisi, di sisi lain tetap dapat mengendalikan kebebasan itu dengan penuh tanggung jawab.
Permisif : Memiliki tema sentral yaitu apa, kapan dan dimana juga guru hendaknya membiarkan peserta didik bebas sesuai dengan yang diinginkannya. Peranan guru adalah meningkatkan kebebasan peserta didik , sebab dengan itu akan mudah membantu pertumbuhan secara wajar. Campur tangan guru hendaknya seminimal mungkin, dan berperan sebagai pendorong mengembangkan potensi peserta didik secra penuh.

d.Pendekatan Buku Masak
Pendekatan buku masak adalah pendekatan berbentuk rekomendasi berisi daftar hal-hal yang harus dilakukan atau yang tidak harus dilakukan oleh seorang guru apabila menghadapi berbagai tipe masalah manajemen kelas. Daftar tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak harus dilakukan ini biasanya dapat ditemukan dalam artikel: Tiga puluh cara untuk memperbaiki perilaku peserta didik, misalnya karena daftar ini sering merupakan resep yang cepat dan mudah, pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan “buku masak”.
Kelemahan :
Pendekatan buku masak tidak dijabarkan atas dasar konsep yang jelas, sehingga tidak ditemukan prinsip-prinsip yang memungkinkan guru menerapkan secara umum pada masalah-masalah lain. Pendekatan ini cenderung menumbuhkan sikap reaktif pada diri guru dalam memanajemeni kelas. Dengan kata lain, guru biasanya memberikan reaksi terhadap masalah tertentu dan sering mempergunakan dalam jangka pendek. Kelemahan lain pendekatan buku masak adalah apabila resep tertentu gagal mencapai tujuan, guru tidak dapat memilih alternatif lain, karena pendekatan ini bersifat mutlak. Guru yang bekerja dengan kerangka acuan buku masak akan merugikan diri sendiri dan tidak mungkin menjadi manajer kelas yang efektif.
b.      Apabila resep tertentu gagal mencapai tujuan, guru tidak dapat memilih alternatif lain karena pendekatan ini bersifat mutlak. Guru yang bekerja dengan kerangka acuan buku masak akan merugikan diri sendiri dan tidak mungkin menjadi manajer kelas yang efektif.

Kelebihan :
Karena memiliki daftar tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak harus dilakukan. Biasanya dapat ditemukan dalam artikel: Tiga puluh cara untuk memperbaiki perilaku peserta didik, misalnya karena daftar ini sering merupakan resep yang cepat dan mudah, pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan “buku masak”.
Pendekatan ini cenderung menumbuhkan sikap reaktif pada diri guru dalam memanajeneni kelas. Dengan kata lain guru bisanya memberikan reaksi terhadap masalah tertentu dan sering menggunakannya dalam jangka pendek
e.Pendekatan Instruksional
Pendekatan instruksional adalah pendekatan yang mendasarkan kepada pendirian bahwa pengajaran yang dirancang dan dilaksanakan dengan cermat akan mencegah timbulnya sebagian besar masalah manajerial kelas. Pendekatan ini berpendapat bahwa manajerial yang efektif adalah hasil perencanaan pengajaran yang bermutu. Dengan demikian peranan guru adalah merencanakan dengan kebutuhan dan kemampuan setiap peserta didik.
Kelemahan :
Para penganjur pendekatan instruksional dalam manajemen kelas cenderung memandang perilaku instruksional guru mempunyai potensi mencapai dua tujuan utama manajemen kelas. Tujuan itu adalah: 1) mencegah timbulnya masalah manajerial, dan 2) memecahkan masalah manajerial kelas. Cukup banyak contoh yang membuktikan bahwa kegiatan belajar-mengajar yang direncanakan dan dilaksanakan dengan baik adalah merupakan faktor utama dalam pencegahan timbulnya masalah manajemen kelas.
c.       Anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah, namun masing – masing peserta didik memiliki permasalahan yang berbeda

Kelebihan :
Pendekatan ini berpendapat bahwa manajerial yang efektif adalah hasil perencanaan pengajaran yang bermutu. Dengan demikian peranan guru adalah merencanakan dengan kebutuhan dan kemampuan setiap peserta didik.
Mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik. Para penganjur instruksional dalam manajameen kelas cenderung memandang perilaku instruksional guru mempunyai potensi mencapai dua tujuan utama manajemen kelas yaitu mencegah timbulnya masalah menejerial dan memecahkan masalah manajerial kelas.


f.Pendekatan Pengubahan Perilaku
Pendekatan pengubahan perilaku didasarkan pada prinsip-prinsip psikologi behaviorisme. Prinsip utama yang mendasari pendekatan ini adalah perilaku merupakan hasil proses belajar. Prinsip ini berlaku baik bagi perilaku yang sesuai maupun perilaku yang menyimpang
Kelemahan :
Penganjur pendekatan ini berpendapat bahwa seorang peserta didik berperilaku menyimpang adalah disebabkan oleh salah satu dari dua alasan berikut: 1) peserta didik telah belajar berperilaku yang tidak sesuai, atau 2) peserta didik tidak belajar berperilaku yang sesuai. Pendekatan pengubahan perilaku dibangun atas dasar dua asumsi utama yaitu: 1) empat proses dasar belajar, 2) pengaruh kejadian-kejadian dalam lingkungan. Tugas guru adalah menguasai dan menerapkan empat prinsip dasar belajar. Prinsip tersebut adalah penguatan positif, hukuman, penghentian, dan penguatan negatif.
d.      Proses belajar sebagian atau bahkan seluruhnya dipengaruh oleh kejadian - kejadian yang berlangsung di lingkungan. Penguatan perilaku tertentu sejalan dengan usaha belajar yang hasilnya akan memperoleh ganjaran / hadiah (penguatan atau pendorong). Usaha pemberian hadiah atau ganjaran ini dimaksud untuk memberi penguatan tertentu agar muncul suatu perilaku baru yang semakin mantap, kuat dan disetujui. Perilaku tertentu yang diberi ganjaran cenderung untuk diteruskan.

Kelebihan :
Pendekatan pengubahan perilaku dibangun atas dasar dua asumsi utama yaitu: 1) empat proses dasar belajar, 2) pengaruh kejadian-kejadian dalam lingkungan. Tugas guru adalah menguasai dan menerapkan empat prinsip dasar belajar. Prinsip tersebut adalah penguatan positif, hukuman, penghentian, dan penguatan negatif.
Pendekatan penghukuman ini dianggap bermanfaat bila segera menghentikan atau menghilangkan penampilan tingkah laku yang tak disukai sambil melaksanakan system penguatan yang tepat bagi kelayakan penampilan perilaku tertentu yang disukai. Memperlihatkan persetujuan terhadap perilaku yang isukai dan sebaliknya merupakan tindakan yang efektif untuk membina tingkah laku pembelajar dalam kelas adalah kunci dalam pengelolaan kelas melalui pengubahan perilaku.

g.Pendekatan Iklim Sosio-Emosional
Pendekatan iklim sosio-emosional dalam manajemen kelas berakar pada psikologi penyuluhan klinikal, dan karena itu memberikan arti yang sangat penting pada hubungan antar pribadi. Pendekatan ini dibangun atas dasar asumsi bahwa manajemen kelas yang efektif (dan pengajaran yang efektif) sangat tergantung pada hubungan yang positif antara guru dan peserta didik. Guru adalah penentu utama atas hubungan antar dan iklim kelas. Oleh karena itu, tugas pokok guru dalam manajemen kelas adalah membangun hubungan antar pribadi yang positif dan meningkatkan iklim sosio-emosional yang positif pula.
Kelemahan :
Pendekatan ini dibangun atas dasar asumsi bahwa manajemen kelas yang efektif (dan pengajaran yang efektif) sangat tergantung pada hubungan yang positif antara guru dan peserta didik. Guru adalah penentu utama atas hubungan antar dan iklim kelas. Oleh karena itu, tugas pokok guru dalam manajemen kelas adalah membangun hubungan antar pribadi yang positif dan meningkatkan iklim sosio-emosional yang positif pula.
e.       Kegiatan pembelajaran di sekolah berlangsung dalam suatu kelompok tertentu. Kelas adalah suatu sistem sosial yang memiliki ciri - ciri sebagaimana dimiliki oleh sistem sosial lainnya.

Kelebihan :
Pendekatan ini dibangun atas dasar asumsi bahwa manajemen kelas yang efektif (dan pengajaran yang efektif) sangat tergantung pada hubungan yang positif antara guru dan peserta didik. Guru adalah penentu utama atas hubungan antar dan iklim kelas. Oleh karena itu, tugas pokok guru dalam manajemen kelas adalah membangun hubungan antar pribadi yang positif dan meningkatkan iklim sosio-emosional yang positif pula.
Pembelajar perlu dilayani dengan penuh penghargaan sehingga pengajar mengupayakan sejauh mungkin kemungkinan yang menimbulkan kegagalan yang efeknya bisa membunuhkan motivasi, kecemasan, tanpa harapan, dan menyingkirkan perangsang timbulnya tingkah laku menyimpang. Kelas yang diliputi oleh hubungan inter-personal yang baik merupakan kondisi yang beriklim sosio emosional yang baik. Sehingga menjadikan pembelajar merasa tenteram tanpa suatu ancaman atau dikejar - kejar oleh kekuasaan / penekatan tertentu.
h.Pendekatan Proses Kelompok
Premis utama yang mendasari pendekatan  proses kelompok didasarkan pada asumsi-asumsi barikut: 1) kehidupan sekolah berlangsung dalam lingkungan kelompok, yakni kelompok kelas, 2) tugas pokok guru adalah memnciptakan dan membina kelompok kelas yang efektif dan produktif, 3) kelompok kelas adalah suatu system social yang mengandung cirri-ciri yang terdapat pada semua system social, 4) pengelolaan kelas oleh guru adalah menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang menunjang terciptanya suasana belajar yang menguntungkan.
Kelemahan :
Komunikasi, baik verbal maupun non-verbal adalah dialog antara anggota-anggota kelompok. Komunikasi mencakup kemampuan khas manusia untuk saling memahami buah pikiran dan perasaan masing-masing. Komunikasi yang efektif berarti menerima pesan menafsirkan dengan tepat pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan. Oleh karena itu, tugas rangkap guru adalah membuka saluran komunikasi sehingga semua siswa menyatakan buah pikiran dan perasaanya dengan bebas, menerima buah pikiran dan perasaan siswa
Menumbuhkan pada diri pengajar dan pembelajar yang realistik tepat dan jelas, Suatu kelompok dalam kelas terciipta jika terrdapat kepemimpinan yang didistribusikan pada semua anggota kelompok, sehingga setiap anggota merasakan bahwa mereka mempunyai tanggungjawab untuk melaksanakan tugas kelompok dengan baik, Menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik, positif di antara anggota kelompok yang menungkinkan dalam pengelolaan kelas dan menghindari tingkah laku yang menyimpang
Kelebihan :
Premis utama yang mendasari pendekatan  proses kelompok didasarkan pada asumsi-asumsi barikut: 1) kehidupan sekolah berlangsung dalam lingkungan kelompok, yakni kelompok kelas, 2) tugas pokok guru adalah memnciptakan dan membina kelompok kelas yang efektif dan produktif, 3) kelompok kelas adalah suatu system social yang mengandung cirri-ciri yang terdapat pada semua system social, 4) pengelolaan kelas oleh guru adalah menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang menunjang terciptanya suasana belajar yang menguntungkan
Menekankan pentingnya cirri-ciri kelompok sehat yang terdapat dalam kelas didukung adanya saling berhubungan antar pembelajar dalam kelompok dikelas itu. Membantu kelompok yang bertanggung awab atas perbuatan kelompok. Kelompok yang berfungsi secara efektif dapat melakukan pengawasan yang mantap terhadap anggota-anggitanya.

i.Pendekatan Eklektik
Wilford A. Weber menyatakan bahwa pendekatan dengan cara menggabungkan semua aspek terbaik dari berbagai pendekatan manajemen kelas untuk menciptakan suatu kebulatan atau keseluruhan yang bermakna, yang secara filosofis, teoritis, dan/atau psikologis dinilai benar, yang bagi guru merupakan sumber pemilihan perilaku pengelolaan tertentu yang sesuai dengan situasi disebut pendekatan eklektik (Wilford A. Weber, 1986). Dua syarat yang perlu dikuasai oleh guru dalam menerapkan pendekatan eklektik yaitu: 1) menguasai pendekatan-pendekatan manajemen kelas yang potensial, seperti pendekatan Pengubahan Perilaku, Penciptaan Iklim Sosio-Emosional, Proses Kelompok, dan 2) dapat memilih pendekatan yang tepat dan melaksanakan prosedur yang sesuai dengan baik dalam masalah manajemen kelas ( M. Endang dan T. Raka Joni, 1983: 43)
Kelemahan :
Pendekatan Perubahan Tingkah Laku dipilih, misalnya bila tujuan tindakan manajemen kelas yang akan dilakukan adalah menguatkan tingkah lakupeserta didik yang baik dan/atau menghilangkan perilaku peserta didik yang kurang baik; pendekatan Penciptaan Iklim Sosio-Emosional dipergunakan apabila sasaran tindakan manajemen kelas adalah peningkatan hubungan antar pribadi guru dan peserta didik; sementaa itu pendekatan Proses Kelompok dianut bila seorang guru ingin kelompoknya melakukan kegiatan secara produktif
Penggunaan pendekatan ini dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan tersebut (potensialitas, kreatifitas, dabn inisiatif).
Kelebihan :
Kemampuan guru memilih strategi manajemen kelas yang sangat tergantung pada kemampuannya menganalisis masalah manajemen kelas yang dihadapinya. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku dipilih, misalnya bila tujuan tindakan manajemen kelas yang akan dilakukan adalah menguatkan tingkah lakupeserta didik yang baik dan/atau menghilangkan perilaku peserta didik yang kurang baik; pendekatan Penciptaan Iklim Sosio-Emosional dipergunakan apabila sasaran tindakan manajemen kelas adalah peningkatan hubungan antar pribadi guru dan peserta didik; sementaa itu pendekatan Proses Kelompok dianut bila seorang guru ingin kelompoknya melakukan kegiatan secara produktif
Eklektik : Pendekatan ini menekankan pada potensialitas, kreatifitas, dabn inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya.

j.Pendekatan Analitik Pluralistik
Berbeda dengan pendakatan eklektik, pendekatan analitik pluralistik memberi kesempatan kepada guru memilih strategi manajemen kelas atau gabungan beberapa strategi dari berbagai pendekatan manajemen yang dianggap mempunyai potensi terbesar berhasil menanggulangi masalah manajemen kelas dalam situasi yang telah dianalisis. Guru yang bijaksana menghargai pendekatan dan strategi manajemen kelas yang mempunyai konsep yang baik. Dengan demikian, pendekatan analitik pluralistik memperluas jangkauan pendekatan. Pendekatan  analitik pluralistik berupa pemilihan diantara berbagai strategi manajemen kelas suatu atau beberapa strategi yang mempunyai kemungkinan menciptakan dan menampung kondisi-kondisi yang memberi kemudahan kepada pembelajaran yang efektif dan efisien.
Kelemahan :
Pendekatan  analitik pluralistik berupa pemilihan diantara berbagai strategi manajemen kelas suatu atau beberapa strategi yang mempunyai kemungkinan menciptakan dan menampung kondisi-kondisi yang memberi kemudahan kepada pembelajaran yang efektif  dan efisien.
Analitik Pluralistik : Kelemahanya mendominasi tergantung berdasarkan jenispendekatan apa yang akan dipakai guru dalam mengatasi masalah yang dihadapinya.

Kelebihan :
 Berbeda dengan pendakatan eklektik, pendekatan analitik pluralistik memberi kesempatan kepada guru memilih strategi manajemen kelas atau gabungan beberapa strategi dari berbagai pendekatan manajemen yang dianggap mempunyai potensi terbesar berhasil menanggulangi masalah manajemen kelas dalam situasi yang telah dianalisis. Guru yang bijaksana menghargai pendekatan dan strategi manajemen kelas yang mempunyai konsep yang baik. Dengan demikian, pendekatan analitik pluralistik memperluas jangkauan pendekatan. Pendekatan  analitik pluralistik berupa pemilihan diantara berbagai strategi manajemen kelas suatu atau beberapa strategi yang mempunyai kemungkinan menciptakan dan menampung kondisi-kondisi yang memberi kemudahan kepada pembelajaran yang efektif dan efisien.Pendekatan Analitik Pluralistik, contoh: guru bisa menangani masalah yang terjadi di dalam kelas dengan mudah, seperti anak yang nakal, berkelahi, pemalu dll, karena dalam pendekatan analitik pluralistik guru bisa memilih strategi manajemen kelas yang dianggapnya paling berpotensi untuk pembelajaran.Guru dapat memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan- pendekatan sesuai dengan kemampuan selama maksud dan penggunaannnya untuk pengelolaan kelas sehingga proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien


0 komentar:

Next Prev
▲Top▲