BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Saat
ini Indonesia memasuki era globalisasi yang mau tidak mau kita harus terlibat
di dalamnya. Oleh karena itu kita sebagai warga Negara Indonesia harus
mempersiapkan diri untuk ikut terjun dalam gelanggang globalisasi tersebut. Ini
adalah kewajiban kita bukan saja sebagai warga Negara Indonesia akan tetapi
juga sebagai warga dunia (global citizenship). Seorang warga dunia yang baik
perlu berbekal pengetahuan, sikap, dan nilai, serta aktivitas sosial yang
mendunia sehingga dapat mengikuti perubahan dunia yang begitu cepat.
Oleh
karena itu, guru dan siswa harus mampu mengembangkan kemampuan, kesadaran, dan
wawasan global agar dapat mengenali, memahami, dan memecahkan segala
permasalahan dan ketidaktentuan di lingkungan sekitar mereka. Pengertian lingkungan
di sini yang dimaksud yaitu lingkungan lokal, nasional, dan dunia. Pentingnya
wawasan dalam perspektif global perlu dibangun agar setiap warga Negara
Indonesia menyadari tentang peran dan fungsi dia sebagai warga Negara dan warga
dunia.Terjadinya interaksi dalam masyarakat dunia yang sangat beragam budayanya
kadang-kadang bisa menimbulkan kekurangharmonisan, sehingga konsep berteman dan
bertetangga dengan baik dengan sesama umat manusia yang mendiami bumi ini
menjadi penting.
Terdapat
satu prinsip bahwa sekalipun ada perbedaan budaya dalam masyarakat dunia,
tetapi pada dasarnya mereka mempunyai berbagai macam keinginan dan kebutuhan
yang sama, seperti kebutuhan akan lingkungan fisik maupun lingkungan sosial
yang bersih dan sehat, kebutuhan untuk hidup harmonis, keinginan untuk
bekerjasama, dan sebagainya yang bisa terwujud antara lain bila kita sudah
mempelajari perspektif global. Hal ini bertujuan untuk menggugah kesadaran
masing-masing individu dan seluruh masyarakat bahwa mereka berkesempatan dan
bertanggung jawab untuk berperan serta meningkatkan lingkungan sosial
dan fisik dunia.
B.
Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan
sebagai berikut.
1. Jelaskan peranan pendidikan dalam meningkatkan wawasan global!
2. Bagaimana nilai budaya dalam arus globalisasi?
3. Jelaskan pentingnya kesadaran dan wawasan dalam perspektif global!
1. Jelaskan peranan pendidikan dalam meningkatkan wawasan global!
2. Bagaimana nilai budaya dalam arus globalisasi?
3. Jelaskan pentingnya kesadaran dan wawasan dalam perspektif global!
C.
Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah hal-hal berikut:
1. Mengetahui peranan pendidikan dalam meningkatkan wawasan global.
2. Mengetahui nilai budaya dalam arus globalisasi.
3. Mengetahui pentingnya kesadaran
dan wawasan global dalam perspektif global.
1. Mengetahui peranan pendidikan dalam meningkatkan wawasan global.
2. Mengetahui nilai budaya dalam arus globalisasi.
3. Mengetahui pentingnya kesadaran
dan wawasan global dalam perspektif global.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pendidikan dalam Wawasan Global
Dalam menghadapi globalisasi tanpa adanya
persiapan yang kuat maka globalisasi akan menjadi sesuatu yang menakutkan dan
akan berubah menjadi sesuatu yang negatif. Cara untuk mempersiapkan diri dalam
menghadapi globalisasi ini adalah dengan cara meningkatkan kesadaran dan
memperluas wawasan kita. Cara untuk meningkatkan dan memperluas wawasan dapat
dilakukan dengan berbagai cara, dan cara yang paling efektif adalah melalui
pendidikan.
Meningkatkan dan memperluas wawasan global
merupakan unsur penting untuk memahami masalah global. Menurut Makagiansar
(Mimbar Pendidikan, 1989) agar kita dapat meningkatkan wawasan global ini, maka
pendidikan memegang peranan penting. Melalui pendidikan maka seseorang harus
mampu mengembangkan 4 hal berikut:
1.
Kemampuan mengantisipasi (anticipate), artinya pendidikan
berusaha menyiapkan anak didik untuk dapat mengantisipasi perkembangan IPTEK
yang begitu cepat.
2.
Mengerti dan mengatasi situasi (cope), artinya dapat
mengembangkan kemampuan dan sikap peserta didik untuk menangani dan berhadapan
dengan situasi baru. Rasa kepedulian terhadap suatu masalah serta keinginan
untuk mengatasi masalah merupakan faktor yang harus dikembangkan pada diri
anak.
3.
Mengakomodasi (acomodate), artinya dapat mengakomodasi
perkembanagn IPTEK yang pesat dan segala perubahan yang ditimbulkannya. Dalam
mengatasi (cope) dan mengakomodasi (acomodate) perlu dikembangkan sikap bahwa
anak didik tidak larut oleh perubahan, tetapi ia harus mampu mengikuti dan
mengendalikan perubahan agar tumbuh menjadi suatu yang positif dan bermanfaat
bagi kehidupan.
4.
Mereoriantasi (reorient), artinya persepsi dan wawasan kita
tentang dunia perlu diorientasikan kembali karena perkembanagn IPTEK dan
perubahan sosial yang cepat. Melalui pendidikan kita memperluas persepsi anak.
Kita mendidik untuk dapat mengadakan reorientasi sikap dan nilai, sehingga
memperoleh wawasan yang semakin luas.
B.
Nilai Budaya dalam Arus Globalisasi
Nilai budaya yang merupakan identitas budaya
harus kita pertahankan, tetapi ada nilai yang perlu diubah atau disesuaikan
dengan perkembangan. Contoh, motto orang Jawa ”mangan ora mangan ngumpul” yang
dalam bahasa Indonesianya adalah ”makan atau tidak yang penting berkumpul”,
harus diubah karena tidak sesuai lagi dengan kehidupan global yang sudah
berkembang sangat jauh. Perlu sikap baru terhadap perkembangan sekitar, bahwa
dunia ini adalah tempat tinggal kita, dan tanah air kita yang harus dijaga
kelestariannya. Pendidikan harus membuka wawasan anak didik dan mengembangkan
nilai-nilai yang perlu dipertahankan.
Sesuai dengan derasnya arus globalisasi ini,
maka peran keluarga juga sangat besar. Tanpa kita sadari bahwa arus globalisasi
ini telah melanda rumah tangga kita. Keluarga sekarang hidup dalam ”kotak
global” elektronik baru (Schultze, 1991). Ini dapat kita lihat dari adanya
televisi, radio, dan parabola. Dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi rumah
akan dipenuhi dengan komputer yang dapat digunakan untuk e-mail, internet, dan
alat komunikasi jarak jauh lainnya. Selain itu, bagi anak yang tidak
memilikinya di rumah, mereka dapat main ”dingdong” di tempat yang disediakan.
Ini semua membuktikan bahwa mau tidak mau kita berada dalam arus globalisasi.
Dengan adanya media seperti itu, yang dapat
kita kendarai untuk mengarungi arus globalisasi ini, menurut Schultze akan
mengantar anak-anak kita keluar dari rumah dan berjalan-jalan ke kebudayaan
lain. Kadang-kadang anak kita dibawa ke dunia yang tidak realistis. Suatu
ketika anak-anak kita lebih pandai dari orang tua dalam menggunakn alat-alat
seperti ini. Orang tua hanya menonton, sebagai pengikut dan tidak lagi
membimbing atau mengarahkan anak. Globalisasi dengan melalui berbagai media
seperti ini akan berpacu dengan para orang tua dalam membesarkan anak. Hal ini
tentu harus kita waspadai.
Untuk mewaspadai hal tersebut perlu dilakukan
hal-hal seperti berikut:
1.
Kita harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
2.
Menguasai informasi
dalam berbagai bidang, mengolah dan memahami pesan-pesan yang ada dalam
informasi tersebut, kemudian menarik kesimpulan dan menyeleksinya untuk
digunakan dalam kehidupan.
3.
Memanfaatkan pertemuan ilmiah, seperti seminar, diskusi,
dan sebagainya untuk memahami informasi tersebut.
Dewasa ini tidak ada nilai-nilai suatu bangsa
yang benar-benar homogen dan statis. Setiap bangsa berkembang berkat interaksi
dengan bangsa lain. Tentunya masih ingat dengan sistem politik ”tirai bambu”
Cina dan ”tirai besi” Uni Soviet. Kedua negara tersebut tertinggal dalam
peraturan dunia, karena politik mereka menutup diri. Kita tidak bisa memungkiri
bahwa kemajuan yang dicapai oleh negara kita juga merupakan hasil sentuhan atau
interaksi dengan negara lain. Kita harus terbuka pada dunia luar, tetapi harus
tetap kokoh berakar pada nilai budaya kita.
C.
Pentingnya Kesadaran dan Wawasan Global
Kecenderungan bidang lainnya yang ikut dalam
arus gelombang globalisasi adalah pendidikan. Masalah pokok yang dihadapi dalam
pendidikan adalah ”identitas bangsa”. Bentuk dan struktur pendidikan di negara
kita dikhawatirkan kurang mampu menjawab tantangan globalisasi. Sebagaimana
dampak radio, televisi, parabola, dan sebagainya masuk ke rumah-rumah. Yang
masih menjadi pertanyaan adalah apakah Badan Sensor Film sekarang ini masih
efektif? Dan bagaimana kontrol edukatif dilaksanakan? Walaupun ada globalisasi, kita harus mampu mempertahankan
identitas. Hakikat globalisasi tidak melebur identitas yang ada. Seperti
sajaknya Mahatma Gandhi, baris terakhir dari sajaknya adalah ”tetapi jangan sampai
merobohkan fundamen rumahku”.
Dalam hal ini, peran pendidikan sangat besar.
Pendidikan harus berorientasi ke depan dan membuka wawasan global. Untuk
mempertahankan identitas nasional, kita memiliki Pancasila dan UUD 1945.
Menurut UUD 1945, budaya nasional berakar dan berkembang dari budaya daerah.
Kebijakan pemerintah juga memberikan peluang bagi perkembangan budaya daerah.
Kalau kita ada pada jalur globalisasi, maka kita tidak lantas kehilangan budaya
daerah. Sekarang tari Bali ditarikan oleh orang asing, karawitan Mang Koko di
Jawa Barat dinyanyikan oleh orang asing.
Dampak globalisasi terhadap pendidikan
berkenaan dengan bagaiman peranan pendidikan dalam kerangka globalisasi.
Dikaitkan dengan peranan IPTEK yang dampaknya begitu kuat terhadap globalisasi,
maka pelajaran matematika memegang peranan yang sangat penting. Melalui
matematika, siswa dilatih untuk berpikit kritis dan analitis.
Kita bisa memanfaatkan gelombang globalisasi
untuk mendorong proses pembangunan nasional. Ini berarti dibutuhkan kemampuan
untuk menjinakkan gelombang globalisasi. Kepandaian untuk menjinakkan itu
karena kita memiliki akal atau kemampuan intelektual, sehingga kita tidak akan
mengekor, tetapi tumbuh berkembang dengan jati diri yang kuat yang berakar pada
nasionalisme yang kokoh. Oleh karena itu, sangat penting menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Dengan pendidikan yang bertugas memberikan
landasan yang kuat sejak SD, termasuk mutunya. HAR Tilaar (1988) mengemukakan
pendapat tentang kondisi yang menceluskan konsep-konsep inovasi yang dapat
meningkatkan wawasan tentang masalah global dan globalisasi, seperti berikut:
1. Di dalam era globalisasi kita berada dalam
suatu masyarakat yang kompetitif, artinya pribadi dan masyarakat berada pada
kondisi untuk menghasilkan sesuatu yang terbaik dan berkualitas.
2. Masyarakat di dalam era globalisasi menuntut
kualitas yang tinggi baik di dalam jasa, barang, maupun investasi modal
(kualitas di atas kuantitas).
3. Era
globalisasi merupakan era informasi dengan sarananya yang dikenal sebagai
superhighway. Oleh sebab itu, pemanfaatan informasi superhighway merupakan
suatu kebutuhan masyarakat modern dan dengan demikian perlu dikuasai anggota
masyarakat.
4. Era globalisasi merupakan era komunikasi yang
sangat cepat dan canggih. Oleh karena itu, penguasaan terhadap sarana
komunikasi seperti bahasa merupakan syarat mutlak.
5. Era globalisasi ditandai oleh maraknya
kehidupan bisnis. Oleh karena itu, kemampuan bisnis, manajer, merupakan
tuntutan masyarakat masa depan.
6. Era globalisasi merupakan era teknologi. Oleh
karena itu, masyarakatnya harus ”melek digital”.
Institusi-institusi
pendidikan seperti sekolah baik yang ada di negara nerkembang maupun negara
maju berperan penting di dalam membentuk dan mengembangkan individu maupun
masyarakat agar mempunyai tingkah laku yang baik dan menjadi warga negara yang
tahu akan hak dan kewajibannya. National Council for the Social Studies pada
tahun 1982 (Merryfield, 1991) menunjukkan arti pentingnya perspektif global
untuk diajarkan di sekolah-sekolah, antara lain:
1.
Sekarang ini kita
hidup dalam masa terjadinya peningkatan globalisasi yang ditandai dengan
fenomena hampir semua orang berinteraksi secara transnasional (tidak hanya
terbatas dalam negaranya saja), multikultural (dalam berbagai macam budaya),
dan cross-cultural (berinteraksi dengan budaya lain selain yang dimilikinya).
2.
Aktor-aktor yang berinteraksi dalam tingkatan dunia tidak
hanya terbatas pada negara/bangsa saja namun juga melibatkan perseorangan,
kelompok-kelompok lokal, organisasi-organisasi yang bergerak dalam bidang
teknologi dan ilmu, kelompok-kelompok perdagangan MNCs (perusahaan-perusahaan
multinasional), serta organisasi-organisasi regional. Mereka ini semakin aktif
berinteraksi dan mampu mempengaruhi peristiwa-peristiwa lokal maupun global.
3.
Kehidupan umat manusia tergantung pada satu lingkungan
fisik dunia yang ditandai dengan terbatasnya sumber-sumber alam. Ekosistem
dunia ini akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh umat manusia.
4.
Ada keterkaitan antara apa yang dilakukan manusia di bidang
sosial, politik, ekonomi, teknologi, dan ekologi pada masa kini dengan masa
depan umat manusia yang hidup di bumi ini beserta lingkungannya fisiknya di
masa yang akan datang.
5.
Terjadinya globalisasi yang melibatkan hampir seluruh umat
manusia ini menyebabkan masing-masing individu dan seluruh masyarakat
berkesempatan dan bertanggung jawab untuk berperan serta dalam meningkatkan
lingkungan fisik maupun sosial
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Menurut Makagiansar, bahwa peran pendidikan
dalam meningkatkan wawasan global warga negara Indonesia adalah harus mampu
mengembangkan 4 hal, yaitu kemampuan mengantisipasi, mengenali dan mengatasi
masalah, mengakomodasi perkembangan IPTEK, dan mereorientasikan sikap, nilai,
dan wawasan. Dalam globalisasi, kita tidak bisa memungkiri bahwa kemajuan yang
dicapai oleh negara kita juga merupakan hasil sentuhan atau interaksi dengan
negara lain. Kita harus terbuka pada dunia luar, tetapi harus tetap kokoh
berakar pada nilai budaya kita.
B.
Saran
Sebagai warga negara yang baik, hendaknya
kita harus dapat menyeleksi kebudayaan-kebudayaan yang datang dari luar negeri.
Kita harus bisa memilah-milah kebudayaan mana yang sesuai dan yang tidak sesuai
dengan adab negeri kita. Demikian pula sebagai seorang calon pendidik, kelak
kita harus bisa menanamkan mental yang sesuai dengan kepribadian bangsa kepada
peserta didik kita nanti agar dampak negatif dari adanya globalisasi tidak
merambah kepada generasi penerus bangsa. Dan hanya dampak positifnya saja yang
mereka terima.
DAFTAR PUSTAKA
Retnaningsih, Umi Oktyari. 1999. Perspektif Global. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Wihardit, K. & Sumaatmaja, H. N. 2007. Perspektif Global. Jakarta:Universitas
Retnaningsih, Umi Oktyari. 1999. Perspektif Global. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Wihardit, K. & Sumaatmaja, H. N. 2007. Perspektif Global. Jakarta:Universitas
Terbuka.
0 komentar:
Posting Komentar