10 Menit

| Jumat, 14 Februari 2014

     Ini lebih dari 10 menit, batas yang kau beri kepadaku agar aku tak merasa nge-blank lagi. Ini hampir 10 kali lipat dari menit yang kau beri padaku. Sering kali kau menyeretku pada kata menunggu dan menunggu. Hingga suatu hari aku semakin merasa ragu yang mendalam pada dirimu. 10 menit, aku sangat ingat sekali, kau mengatakan 10 menit sebelum kau menutup telfonmu.
     Sebenarnya kau menyapaku karna tak tega jika kau mengetahui aku menangis, atau karna alasan lain, sungguh aku ingin tahu. Ya kau menangis karnamu, ya aku sakit jika kau sering mengatakan lebih baik aku mencari seorang yang lain, ya aku sakit. Aku tak ingin kehilangan dirimu. Ya aku sangat sayang padamu, lalu berapa banyak kata sayang yang harus aku lontarkan kepadamu ? Dan berapa lama aku harus mengatakan itu hingga kau benar-benar yakin jika aku sayang padamu ?
    Dan kembali pada 10 menit, setelah kau melemparkan kata 10 menit kuterima sebuah pesan, kubalaspun kau  sepertinya mengacuhkannya. Dan mungkin inilah keraguan lagi yang kuterima. Kau membuatku menunggu dan menunggu. Padahal engkaupun tak mau jika kau menungguku. 10 menit itu ku anggap sebagai janji ya aku terus menunggu hingga detik ini. Dan 10 menit telah menjadi satu jam, dan berubah lagi menjadi dua am, hingga menjadi 3 jam dan 4 jam. Dan sampai kapan kau membuatku menunggu ?
     Wahai angin, sapalah ia katakan padanya jika aku disini menunggunya dan sungguh masih menunggu. Sampaikanlah pada malam juga jika ia bertemu denga senja, katakan padanya jika aku menunggu masih ditempat yang sama. dengan orang yang sama dalam kondisi yang berbeda. 

Masih menunggu senja”

0 komentar:

Next Prev
▲Top▲