Mari Menulis !

| Kamis, 28 November 2013
     Menulis, kalian tau tentang menulis ? ya suatu kegiatan untuk mengungkapkan apa yang kita pikirkan dalam bentuk tulisan. Seberepa pentingdari pertanyaan itu tentu adakah menulis itu ? jelas penting sekali. kalian bisa membayangkan jika tidak ada sutu kegiatan menulis di dunia ini. pasti sangat-sangat rusuh kan ? Lalu apa saja yang bisa kita tulis ? Jawaban dari pertanyaan itu adalah tentu semua aspek dalam kehidupan kita. mulai dari pendidikan, kebudayaan, bahkan tentang percintaan.

     Menulis tidak mengenal batas umur, dari anak kecil sampai orang tua bahkan lansia boleh menulis. menulis juga tak mengenal waktu, kecuali menulis untuk lomba yang menggunakan syarat batasan waktu atau yang sering disebut dengan "deadline". Untuk kegiatan menulis yang digunakan sebagai perlombaan kita memang harus menaati aturan-aturan yang diberikan panitian perlombaan kepada peserta.

      Menyinggung mengenai perlombaan, banyak diantara kita yang memiliki banyak alasan untuk mengikuti dan juga banyak alasan untuk terhenti. Misalnya saja, yang mengikuti perlombaan karena hadiah. Oke, dari sudut pandang penulis tidak apa-apa untuk suatu alasan mengikuti perlombaan dalam bidang menulis karena hadiahnya. Tapi kita lihat sisi ketika kita tidak memandang hadiah sebagai alasan utama, dan hadiah hanya sebuah motivasi pengiring kita untuk melakukan kegiatan apa yang dinamakan menulis.


     Terkadang pula kita juga bingung dan sering bertanya kapan kita memulai menulis? Tentu sekarang, mulai detik ini. Jangan membiasakan untuk menunda-nunda. Bahkan ketika kita hanya memiliki sebuah atau beberapa ide dan belum ada niatan yang jelas untuk menulis. Tulislah ide itu sebagai catatan. Dan selanjutnya perjelas niatan untuk menulis iu dengan keteguhan dan keyakinan.

    Hasil sebuah penelitian di Amerika yang dilakukan oleh seorang Psikolog yaitu Dr.Pennebaker menemukan berbagai manfaat menulis sebagi berikut :

1.Menulis menjernihkan pikiran.
Saat kita mengalami masalah yang berat dan rumit,menuliskan semua masalah kita ternyata berdampak positif untuk menjernihkan pikiran kita sehingga akan lebih memudahkan dalam menyelesaikan masalah.

2.Menulis mengatasi trauma.
Dengan menuliskan trauma yang pernah kita alami,kita akan lebih mudah mengelola trauma kita sehingga kita bisa mengatasai trauma tersebut.Mereka yang tidak menuliskan traumanya lebih rentan dan tidak sembuh dari trauma tersebut.Jadi agan-agan kalo ada trauma atau phobia dengan menulis trauma tersebut akan memudahkan kita untuk sembuh.

3.Menulis membantu mendapatkan dan mengingat informasi.
Belajar dengan menulis akan membuat ingatan kita jauh lebih tajam.Seperti pepatah "ikatlah ilmu dengan menulis",menulis membuat sayarf otak kita lebih aktif sehingga kita bisa lebih mengingat pelajaran yang kita pelajari.Bandingkan dengan belajar yang hanya membaca maka kita akan mudah terlupa.

4.Menulis membantu memecahkan masalah.
Menulis masalah yang kita hadapi akan membuat kita fokus terhadap masalah itu daripada hanya dengan memikirkannya.Memikirkan masalah saja akan membuat pikiran dan otak kita kemana-mana.Dan ini yang membuat kita merasa lebih tertekan.Dengan demikian kita juga akan dengan lebih mudah mencari solusinya.

5.Menulis membantu ketika kita harus menulis.
Tugas disekolah ataupun kuliah memaksa kita harus menulis.Mengapa skripsi begitu berat?karena kita tidak terbiasa menulis.Kita bisa berpikir dan berbicara tetapi menulis adalah ketrampilan yang harus dipelajari.Dengan terbiasa menulis maka disaat kita harus menulis seperti mengerjakan tugas atau skripsi kita akan lebih mudah melakukannya.

     Menulis itu mengungkapkan ide, gagasan dan rasa melalui untaian kata – kata. Menulis itu merangkai huruf menjadi kata, menguntainya menjadi kalimat, menyulamnya menjadi paragraph, menganyamnya menjadi bacaan, menerbitkannya sebagai karya yang penuh manfaat. Melalui tulisan, kita mengajak seseorang tersenyum bahagia mensyukuri nikmat, memotivasi seseorang menggapai angan, di sisi lain membuat seseorang menangisi tokoh yang kita ceritakan tetap tegar menjalani hidup yang penuh aral cobaan. Lewat menulis kita menebar kebaikan kepada orang lain.

       Adakah teman – teman yang berkeinginan menjadi seorang penulis yang hebat? Seperti Andrea Hirata mungkin? seperti Ahmad Fuadi?, seperti Helvi Tana Rosa?, atau seperti penulis – penulis hebat lainnya yang karyanya tenar karena berhasil mencuri hati para pembacanya. Kalau teman – teman mempunyai impian menjadi penulis hebat, ada modal - modal yang harus teman – teman miliki. Berikut ini modal – modal menjadi penulis yang disampaikan oleh Habiburrahman El – Shirazy, seorang penulis hebat.

1. Niat yang Baik dan Niat yang Kuat.Modal pertama yang harus dimiliki adalah niat yang kuat untuk menjadi penulis dan juga niat yang benar sebagai seorang muslim. Bukan hanya niat yang kuat karena kita diajari Nabi SAW untuk selalu benar dalam meniatkan apa yang kita lakukan. Harus punya niat yang kuat dan dibarengi dengan niat yang benar untuk menjadi seorang penulis.

Teman – teman terbayang tidak bagaimana niat yang benar untuk menjadi seorang penulis?. Niat yang benar untuk menjadi penulis, sebagaimana penuturan Habiburrahman El – Shirazy, menulis itu karena ALLAH SWT, menulis untuk ibadah. Kalau kita menulis sekedar untuk senang – senang saja, kita tidak akan menjadi penulis yang dikenal.

Niat yang kuat juga sangat penting karena menjadi penulis adalah salah satu jenis pekerjaan yang memerlukan kekuatan jiwa penulisnya. Menulis itu tidak ada yang mengatur kecuali diri penulisnya. Kalau seorang guru misalnya, paling tidak guru ditertibkan oleh peraturan sekolah tempatnya mengajar seperti jam kerja dan tugas – tugasnya. Kalau penulis itu tidak, jam kerja penulis yang menentukan itu penulis sendiri, mau jam dua belas malam, mau ba’da shubuh, mau menulis di hari ahad, mau libur satu bulan, mau menulis bangun tidur sebelum mandi terserah penulis, sungguh berbeda dengan seorang guru. Maka nanti akan ada penulis produktif dan tidak produktif, bahkan ada yang mengaku – aku penulis. Itu semua kembali pada kekuatan niat.

2. Keberanian

Modal yang kedua yaitu harus memiliki keberanian. Orang yang tidak memiliki keberanian tidak layak menjadi penulis. Pertama, berani tulisannya dibaca oleh orang lain karena tidak semua orang yang menulis berani karyanya dibaca. Ada orang yang sudah punya beberapa cerpen, tapi belum pernah memperlihatkan cerpennya kepada orang lain karena kuatir tulisannya diremehkan. Bagaimana kita akan dikenal sebagai penulis, jika kita tidak pernah mempublikasikan tulisan kita kepada orang lain. Karena seorang Habiburrahman saja saat pertama kali menulis cerpen diremehkan oleh temannya sendiri. Namun Beliau beranggapan bahwa kritikan – kritikan yang beliau terima dapat membangun, sehingga tulisannya semakin baik hingga akhirnya dapat menerbitkan karya – karya bestseller bahkan megabestseller .

Begitulah, melalui kritikan orang terhadap goresan penanya sedikit demi sedikit, seiring berjalannya waktu dan secara bertahap seorang penulis pemula akan tumbuh menjadi penulis hebat yang melalui pena emasnya mampuh menghasilkan karya yang menginspirasi banyak orang.

3. Idealisme yang Jelas. Modal yang ketiga yaitu harus memiliki idealisme yang jelas. Tanpa idealisme yang jelas dan kuat, mungkin kita hanya akan menjadi penulis yang biasa saja dan tidak akan dikenal banyak orang karena tulisan kita biasa – biasa saja. Penulis- penulis besar yang dikenal namanya dalam sejarah adalah penulis yang memiliki kekuatan jiwa dan idealisme yang kuat, apakah itu idealisme yang baik ataupun idealisme yang tidak baik. Mungkin kita pernah tidak sepakat dengan idealisme seorang penulis, tapi karena kekuatan idealismenya tersebut, tulisannya masih tetap dibaca orang sampai sekarang.

     Dengan Idealisme yang kita miliki, pikiran kita akan terus bergerak dan mencari. Kalau kita hanya menjadi penulis yang biasa – biasa saja atau penulis yang hanya ikut – ikutan, dalam arti misal saat Ayat – Ayat Cinta sedang booming kita ikut – ikutan membuat cerita yang mirip Ayat – Ayat Cinta maka kita tidak akan menjadi penulis yang diperhatikan sebab yang ikut – ikutan seperti itu banyak jumlahnya, alias kita hanya menjadi penulis yang biasa – biasa saja yang ikut – ikutan atau istilahnya “penulis me too”. Penulis yang hanya ikut – ikutan akan segera dilupakan karena yang akan dikenal hanya orang yang ada di depan bukan yang ikut – ikutan.

4. Wawasan yang CukupModal yang keempat yaitu wawasan yang cukup terutama wawasan di bidang yang hendak kita tulis. Bayangkan jika kita ingin menulis cerpen islami tentang kehidupan kampus, namun wawasan kita tentang dunia islam dan dunia perkampusan kita minim. Tentunya akan sangat sulit bagi kita untuk menyelesaikan cerpen tersebut. Salah satu cara yang mujarab untuk memperkaya wawasan adalah membaca. Ibarat seorang pedagang, membaca merupakan kulak atau membeli barang-barang yang akan dijual. Adapun menulis merupakan ibarat daripada menjual barang dagangan kita.

5. Mengetahui teknik menulisModal yang terakhir yaitu mengetahui teknik menulis. Kenapa modal yang ini diletakkan paling akhir? Jawabannya jika meletakkan teknik menulis di depan maka kita akan ketakutan sendiri. Bayangkan jika kita menulis sambil memikir teknik, bisa jadi kita tidak jadi menulis. Yang penting kita tulis dulu cerita kita sampai selesai, baru setelah selesai kita edit cerita kita. Menurut Habiburrahman sendiri, sebenarnya teknik kepenulisan bisa sambil jalan. Yang lebih utama adalah jam terbang menulisnya atau seringnya menulis, bukan seringnya ikut pelatihan menulis. Ada orang seribu kali ikut pelatihan menulis tapi dia sendiri tidak mau langsung menulis maka dia tidak akan bisa menulis walaupun mungkin dia bisa bercerita tentang bagaimana menulis. Sama halnya kita belajar berenang hanya belajar teori berenangnya saja tapi kita tidak terjun langsung melakukannya di air, maka kita tidak akan bisa berenang. Meskipun kita bisa bercerita bagaimana berenang gaya kupu – kupu atau gaya punggung. Jadi menulis itu termasuk jenis skill atau ketrampilan. Semua jenis skill, ciri – cirinya semakin sering dipraktekkan akan membuat orang semakin lihai dan ahli. Meski sekarang tulisan kita masih kurang enak dibaca, namun jika kita selalu terus menulis, lambat laun secara bertahap tulisan kita akan semakin membaik dan enak dibaca.

     Demikian modal – modal menjadi penulis hebat yang disampaikan oleh Habiburrahman El – Shirazy. Hidup itu berproses, jika saat ini kita masih seorang penulis pemula yang karyanya belum dikenal orang, siapa yang tahu mungkin tiga atau lima tahun lagi kita akan menjadi seorang penulis bestseller. Yang terpenting dalam menulis adalah terus menulis, menulis dan menulis, merangkai huruf menjadi kata, menguntainya menjadi kalimat, menyulamnya menjadi paragraph, menganyamnya menjadi bacaan, menerbitkannya sebagai karya, menebar kabaikan kepada orang sebanyak – banyaknya.

     Nah, bagaimana pembaca ? penulis sudah menjelaskan apa itu menulis? bagaimana caranya ? Apa saja yang ditulis? Manfaat yang kita dapat bahkan tips menulis dari Habiburrahman El-Shirazy. Masih enggan untuk menulis ? 

0 komentar:

Next Prev
▲Top▲