Detik menjelang ending "aku dan senja"

| Senin, 14 April 2014
      Seminggu lagi keputusan dan ending dari "aku dan senja" akan segera diketahui. Inilah keputusan yang telah aku buat secara matang. Jika memang akhir dari ini semua adalah suatu perpisahan, aku siap dan itu memang konsekuensi yang memang harus aku tangkap, seperti yang kau utarakan beberapa bulan yang lalu ya tentang "konsekuensi". Jika memang akhir dari semua ini adalah masih dengan "bersama" akan  ada do'a dan harapan yang ku selipkan didalam keputusan itu. 

      Detik dari akhir "aku dan senja" semakin hari, seiring berputarnya bumi sikap demi sikap yang menuurt analisisku telah berubah 180 derajat dari pertama kesan. Ya hari ini aku belajar tentang kenyataan dan kesan. Kesan itu hanya pembungkus  awal dari suatu kenyataan yang bisa berubah. Jangan sering mempercayai kesan awal, percayailah kenyataan terlebih dahulu.


   Hari ini, hari senin dimana tepat kalender terbuka dengan angka 14 bulan April dan lengkap menunjukkan tahun 2014 sangat jelas, aku bahagia di tempat ini posko ungaran aku belajar tentang makna kehidupan belajar bagaimana cara mengahdapi teman-teman dengan karakter yang berbeda-beda. Disini aku bisa membaca bagaimana sifat senja dan bagaimana aku harus menghadapinya. Tak lupa juga penasehat itu menyampaikan tentang bagaimana kita harus dalam bertindak, ya perempuan memang dalam mengambil keputusan lebih besar menggunakan perasaan dan aku harus belajar kali ini untuk menggunakan logika juga dalam mengambil keputusan. Dan keputusan untuk mengakhiri semuanya adalah keputusan yang memang aku ambil dari dua sisi perasaan dan logika. 

     Secara logika aku lelah, aku tak mau membebani diriku sendiri, tak mau lagi menyiksa batin dengan segala luka yang diakibatkan. Aku tak mau membuang-buang waktu hanya untuk memikirkan sneja yang aku rasa belum tentu juga ia memikirkanku. Ya egois, ini pilihanku untuk bersikap egois.Sejauh ini aku bertahan tapi lama-lama aku juga rapuh dalam kekecewaan. Dan memang ini pilihanku untu mengegoiskan diri. Toh nyatanya hingga detik ini kaupun masih setia dengan sikapmu yang akhir-akhir ini sering kau tunjukkan. 

    Nantinya setelah kita benar-benar berpisah, berpura-puralah tidak ada apa-apa berpura-puralah untuk amnesia segala tentang apa yang etrjadi beberapa bulan ini, akupun juga akan begitu. Aku anggap malam ini adalah malam pertamku untuk belajar untuk melepaskanmu. Aku tak terlalu bodoh senja, aku tahu inilah caramu untuk mendewasakanku, ya dengan melepaskanku secara perlahan. Ya benar ii memang analisisku. Kau melepaskanku secra perlahan-lahan, ini pelajaran yang bagiku memang berharga sebagai bekal nantinya bagaimana aku harus bersikap untuk hati-hati dalam membuat cerita, dalam menjalankan tokoh utama. Saai ini, aku akui memang aku belum lihai dalam berperan. Aku seorang plagmatis, selama ini berperan sebagai seorang yang pendiam, aku juga bisa memberontak senja jika aku berfikir keadaan memang mengajakku untuk memberontak. Tapi aku juga punya perasaan, aku punya otak. Sudahlah bukankah lebih baik memang kita seperti ini? Jika memang berpisah aku jalan sendiri dengan rencana kehidupanku begitu juga engkau ? Tapi jika bersama kuharap ceritanya berubah tidak seperti ini . Kumohon  
,  

0 komentar:

Next Prev
▲Top▲