Hari ini, yup
tepat tanggal 1 maret 2014 gue melakukan perjalanan yang pada mulanya gue
rencanain Cuma perjalanan pulang kampung dan lanjut mampir ke acara buku murah
yang digelar di gedung haji Jepara. Tapi rencana itu batal dan gatot alias
gagal total. Setelah membolak-balikkan pemikiran dari berbagai sudut pandang
gue putusin untuk ditengah perjalanan pulang gue nyari alamat Rumah Pintar Bang
Jo yang ada di daerah Pecinan. Ya nggak semudah yang gue kira mencari alamat
tanpa mengetahui alamat yang jelas. Gue merasa berada di labirin yakin deh, iya
labirn yang kaya dicrita doraemon noh.
Setelah beres
mencuci, menjemur dan melakukan segala aktivitas pagi ganti prepare, packing
untuk perjalanan pulang kampung. Yup tepat jam 8.00 WIB semua sudah siap. Salah
satu temanku yang beberapa hari menemaniku hidup di ruang berpetak 3x3 ya Musya
namanya ia menawarkan untuk mengantarkanku sampai di seberang jalan raya. Aku mengiyakan,
menyutujui penawaran mulia tersebut. Penawaran itu jauh lebih efektif dalam hal
waktu dan dan biaya heheh lumayan hemat biaya untuk bapak ojek bisa digunakan
untuk perjalanan menuju ke Rumpin Bang Jo kan ? heheh.
Ku tengok kanan
dan kiri, beberapa kendaraan beroda dua dan empat hampir berada di dekatku. Aku
lari sekencang mungkin untuk menghindari laju kencang mereka #dibaca nyebrang. Ya
tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menyebrang kali ini begitu pula ketika
mendapatkan angkot. Sepanjang perjalanan, rasa bingung melanda. Banyak pertanyaan
yang memuat unsur 5W+1H hingap di kepalaku. ‘Ya sudahlah, pikir nanti saja’
gumamku dalam hati.
Perjalanan yang
memakan waktu 1 jam lebih mungkin, karna
sempat bertemu sahabat lama yaitu sebut saja ‘macet’. Akhirnya aku bisa
bernafas lega, sampailah aku di pasar Johar. Nah sekarang pertanyaan yang tadi
menepel dan belum terjawab mulai berputar-putar diotakku jadi aku harus kemana?
Disini banyak gang dan yang jelas gue belum tahu daerah Pecinan. Nah lo !!
Salah seorang ibu yang juga penumpang di angkot yang gue tumpangin turun,
langsung aja gue jejal beliau dengan pertanyaan yang hingap sedari tadi di
kepala tapi tak kunjung bertemu dengan jawaban. Beliau mengantarkanku sampai di
daerah pecinan saja karna beliau juga kurang tau dimana Rumpin Bang Jo. Selain itu,
beliau juga akan melanjutkan perjalanannya sendiri. Iya gue ditinggal sama ibu
yang baik hati itu. Tak apalah sebelum berpisah aku mengucapkan terimakasih dan
beliau memberi nasehat untuk bertanya dan mendoakan agar aku segera menemukan
dimana Rumpin Bang Jo. So sweet ya padahal baru pertama kali ketemu lo. Mungkin
ini salah satu bukti kalau orang indonesia memang ramah-tamah. Cie-cie
suit-suit.
Yup sekarang gue
harus melanjutkan perjalanan unt8uk mencari kitab suci eh salam Rumpin Bang Jo
maksudnya sendirian. Eh siapa bilang gue sendirian gue kan punya Allah :D.
dengan berbekal keyakinan kalau gue pasti dituntun Allah menuju tempat yang gue
cari dan gue impikan beberapa bulan yang lalu, ya naluri gue yang membawa gue
bertanya dari ibu penjual, tukang parkir, anak SMP, anak SD, ibu yang mau pergi
kepasar sampai ibu yang sedang bersih-bersih rumah. Masuk ke gang yang satu
sampai gang yang ke sepuluh dan kembali ke gang satu lagi. Muter-muter sendirian , panas, ditemapt yang baru pertama kalinya
kaki gue nginjek tanahnya. Rasa takut ketika masuk ke gang kalau itu gang yang
buntu dan harus puter balik sempat kurasa. Dari bapak-ibu, nenek-kakek,
pokoknya dari kalangan balita sampai kalangan yang tua sepanjang perjalananku
menatapku aneh, apa lagi aku masuk di gang yang sebagian besar pendudukanya
adalah etnis tionghoa , sedangkan gue pakai dress merah, jilbab biru muda yang
cukup mencolok, dan beukuran agak gedhe, udah gitu dengan ukuran tubuh dengan
tinggi 149 cm. Bisa dibayangkan ?
Keringat mulai
mengucur membasahi kening, pipi, hampir semua bagian wajahku basah. tangankupun
kuperhatikan sudah berkeringat. Haus melanda, rasanya sudah putus asa. Mungkin lebih
baik aku kembali esok hari untuk mencari lagi. Lagi pula hari semakin siang,
nanti sampai rumah bisa sore dan menambah kekhawatiran ayah dan ibu, fikirku. Di
sela pemikiranku itu ibu yang ku temui dan sempat ku jejali pertanyaan yang
sama memanggilku dan bertanya pakah sudah ketemu. Ku jawab saja sudah padahal
belum hehe. Dan mungkin diaminkan oleh malaikat gue yakinkan diri gue, gue
nggak boleh patah semangat. Gue puter balik badan dan kembali menyusur gang
yang gue lewati sebelumnya. Gue perhatikan satu persatu bangun yang tertata
berjajar tanpa celah. Hufft benar-benar sesak rasanya gue putus asa sudah-sudah
gue pulang aja. Dipuncak ketidakstabilan emosi itu, gue tengok sebelah kiri
dari tempat gue berdiri. Terpampang MMT Rumpin Bang Jo. Rasanya mau sujud
syukur stelah melihat MMT itu.
Ye ketemu ye,,, Alhamdulillah
pokoknya. Gue beranikan untuk mengetuk pintu dan masuk. Ya gue disambut dengan
gaya yang sederhana tanpa tari sambutan apapun. Nggak ngarep juga kok gue bakal
disambut bak putri raja hahah gue sadar siapa gue. Gue perkenalin diri gue dan
ungkapin maksud dan tujuan gue ke sini. Ya disana hanya ada seorang laki-laki
dan satu vewek yang gue tahu kalau ada yang lain ya netahlah yang jelas yang
nyambut gue cuma dua orang itu. Setelah berbincang-bincang gue mengetahui dan
merasa beruntung yang biasanya hari sabtu dan ahad itu off nggak ada kegiatan, hari
ini ada dua relawan yang jaga disitu sekedar bersih-bersih. Ya mungkin ini yang
namanya jodoh. Alahh lagi-lagi ngomong jodoh. Tepat jarum jam menunjuk ke angka 11.13 gue
pamitan dan berencana akan main kesana lagi hari senin. Gue dianter masnya
pakai motor gue udah menolak tapi tetep aja mereka kekeuh untuk nganterin gue,
mungkin nggak tega juga ya hahah anak kecil jalan sendirian dengan jarak yang
jauh pula padahal sebenarnya nggak jauh-jauh amat kok. itulah kisah bolang hari
ini, misi pertama tercapai. Ini hanya langkah awal. Ye teteup semangat unk
P.U.J.I…… stand up applause untuk kita semua. #prok-prok-prok.
0 komentar:
Posting Komentar