Terlihat gambar yang tidak begitu jelas, tapi sang dokter
menjelaskan secara detail mana sang janin dan sebuah alat penyedotnya.
Sebuah alat besar dimasukkan kedalam liang rahim sang ibu untuk
mencabik-cabik dan menyedot organ-organ sang janin hingga pada bagian
kepala yang susah untuk disedot, maka dimasukkanlah alat seperti sebuah
tang untuk meremukkan tengkorak kepala sang bayi agar bisa disedot.
Astaghfirullah...
saya tak mampu menuliskannya dengan detail. Sebuah kekejian yang luar
biasa yang dilakukan dokter dan ibunya sendiri.
Mungkin dari cerita rekaan ini bisa menggambarkan bagaimana keadaan sang bayi kecil tak berdosa itu...
____________
Mama sayang,...
Aku
di surga sekarang,duduk di pangkuan Tuhan.Ia mengasihiku dan aku
menangis dipelukan-Nya,sebab pedih pilu hatiku begitu ingin aku menjadi
putri mungilmu.Tidak terlalu mengerti aku akan apa yang telah
terjadi.Aku begitu senang ketika mulai menyadari keberadaanku.
Aku
ada disuatu tempat yang gelap, namun nyaman.Aku melihat bahwa aku
telah mulai punya jari-jari dan jempol.Aku cantik seturut
perkembanganku, tapi aku belum siap ketika meninggalkan tempatku.
Aku
menghabiskan sebagian besar waktuku dengan berpikir atau tidur bahkan
sejak hari-hari pertamaku, aku merasakan ikatan istimewa antara engkau
dan aku.
Kadang aku mendengarmu menangis dan aku menangis
bersamamu.Kadang engkau berteriak dan memaki, lalu aku menangis.Aku
dengar Papa memaki balik.Aku sedih dan berharap engkau akan segera baik
kembali.Aku heran mengapa engkau begitu sering menangis.Suatu hari
engkau menangis hampir sepanjang hari.Pilu hatiku karenanya.Tak dapat
kubayangkan mengapa engkau begitu berduka.
Pada hari itu
juga hal yang paling mengerikan terjadi.Suatu monster yang amat keji
masuk ke tempat hangat dan nyaman dimana aku berada.Aku sangat takut,
aku mulai menjerit, tapi tak sekalipun engkau berusaha menolong.Mungkin
engkau tak pernah mendengarku......
Monster itu semakin lama semakin dekat, sementara aku terus berteriak“Mama, Mama, tolong aku....., Mama...... tolong aku...”
Suatu
terror yang ngeri aku rasakan.Aku berteriak dan berteriak hingga tak
sanggup lagi.Lalu monster itu mulai mencabik lenganku, sungguh sakit
rasanya, sakit yang tak kan pernah dapat kuungkapkan dengan
kata.Monster itu tidak berhenti.
“Oh....bagaimana aku harus mohon agar ia berhenti...!”
Aku
menjerit sekuat tenaga, sementara ia mencabik putus kakiku.Sepenuhnya
aku dalam kesakitan, aku sekarat.Aku tahu tak kan pernah aku melihat
wajahmu atau mendengarmu membisikkan betapa engkau mengasihiku, mama...
Mama,Aku
ingin menghapus butir-butir air matamu ketika engkau bersedih.Aku
punya begitu banyak rencana untuk membuatmu bahagia Mama.... Tapi aku
tak dapat. Mimpi-mimpiku musnah sudah, walau menanggung sakit tak
terperi pedih dan pilunya hati kurasakan melampaui segalanya.
Lebih
dari segalanya aku ingin menjadi putrimu.Tak ada gunanya sekarang, aku
meregang nyawa dalam sengsara tak terkatakan.Hanya hal-hal buruk yang
terlintas dibenakku.
Sesungguhnya begitu ingin aku
mengatakan bahwa aku mengasihimu sebelum aku pergi, tapi aku tak tahu
kata-kata yang dapat engkau mengerti.Dan segera saja aku tak lagi punya
nafas untuk mengatakannya.
Sekarang aku mati.Aku merasa diriku
terangkat seorang malaikat besar membawaku kesuatu tempat yang besar
dan indah.Aku masih menangis, tapi segala rasa sakit tubuhku sirna
sudah.Malaikat membawaku kepada Tuhan dan membaringkanku dalam
pelukanNya.Tuhan mengatakan bahwa Tuhan mencintaiku.Lalu aku merasa
bahagia.Kutanya padaNya apa itu yang membunuhku?Tuhan
menjawab,“Aborsi.”
Aku tidak tahu apa itu aborsi.Aku pikir mungkin nama monster itu.
Aku menulis untuk mengatakan betapa aku mengasihimu dan mengatakan padamu betapa ingin aku menjadi putri mungilmu.
Aku
telah berjuang sehabis-habisnya untuk hidup,aku ingin hidup......!Kuat
keinginanku, tapi aku tak mampu.Monster itu terlalu
kuat.Dicabik-cabiknya lengan dan kakiku dan akhirnya seluruh
tubuhku.Tak mungkin bagiku untuk hidup.Aku hanya ingin engkau tahu
bahwa aku berusaha tinggal bersamamu.Aku tidak mau mati!
Mama,berhati-hatilah
terhadap monster bernama aborsi itu.Mama,aku mengasihimu.Aku sedih
karena engkau harus menanggung rasa sakit seperti yang kualami.
0 komentar:
Posting Komentar